Tidak Bisa Dibawa Keluar, Harus Diperbaiki di Tempat
SURAKARTA, iMNews.id – Berbagai kegiatan perbaikan ringan yang terus dilakukan sejak “insiden Gusti Moeng kondur Ngedhaton” 17 Desember 2022, setelah dikebut untuk keperluan “tingalan jumenengan perdana”, 16 Februari, setelah itu terus saja silih-berganti titik lokasi atau tempat yang dikerjakan para pekerja teknis yang dilibatkan. Setelah menyambung struktur sayap kiri bangunan Bangsal Marcukunda yang patah, kini menyentuh perbaikan konstruksi plafon dan atap bangunan Museum Art Gallery Kraton Mataram Surakarta yang sudah lama rusak dan dibiarkan bocor saat hujan.
“Ya waktu menjelang saya tidak boleh masuk kraton (April 2017-Red), pekerjaan renovasi sedang dimulai. Tetapi karena saya dan semua Bebadan Kabinet 2004 di luar kraton, tidak tahu proses renovasinya seperti apa. Yang jelas, sudah ada beberapa titik lokasi yang bocor dan sekarang sedang diperbaiki. Terutama diganti plafonnya, lembaran ‘blabag’ kayu jati. Itu sedang dikerjakan. Pekerjaan mengecat hampir selesai,” ujar Gusti Moeng selaku Pengageng Sasana Wilapa yang dibenarkan KPH Edy Wirabhumi selaku penanggungjawab perbaikan, menjawab pertanyaan iMNews.id, Sabtu (13/5).
Sementara itu, saat menerima kedatangan rombongan Pakasa Jepara yang dipimpin ketuanya, KRA Bambang Setiawan Adiningrat ada dialog dengan Gusti Moeng dan KPH Edy Wirabhumi yang menerima rombongan di teras Nguntarasa, Sabtu siang itu. Dari dialog ada rencana perbaikan terhadap 200 kursi tamu dari bahan kayu jati dengan “tebokan” anyaman rotan, yang dinyatakan rusak berat. Sebelumnya kraton punya 400-an kursi rotan ukir peninggalan Sinuhun PB X, yang berangsur-angsur rusak dalam rentang 30-an tahun, hingga tinggal 100-an yang kini dianggap masih utuh dan kuat.
“Ada 200-an yang perlu diperbaiki, terutama anyaman rotannya. Mas Kanjeng Bambang yang akan menangani itu. Tetapi barangnya, tidak boleh dibawa keluar dari kraton atau diangkut ke Jepara. Melainkan harus direparasi di tempat. Nanti selama bekerja di sini, yang ada banyak tempat untuk tidur. Karena ada abdi-dalem yang jaga dan tidur di sini. Gabung aja….,” ujar Gusti Moeng menyarankan kepada KRA Bambang, agar tenaga reparasi yang dikirim nanti menginap di dalam kraton.
Koleksi kursi tamu dari bahan kayu jati dan “tebokannya” menggunakan anyaman rotan, hampir semuanya memang tampak kesan antiknya. Selain model dan konstruksi, kombinasi tempat duduk dan sandaran juga menggunakan bahan klasik yaitu anyaman rotan. Tetapi abdi-dalem Yemi Triana yang mengantar rombongan Pakasa Jepara menyebut, ada juga koleksi kursi kayu jati yang tempat duduknya dari bahan “spon” ditutup lembaran kain sintettis jenis “oscar”, tetapi jumlahnya tidak banyak dan juga sudah pada rusak. (won-i1)