Kalangan Pengurus Pakasa Cabang Berharap Kraton Surakarta Harus Tetap Berjalan Sesuai Adat

  • Post author:
  • Post published:January 6, 2023
  • Post category:Regional
  • Reading time:5 mins read
Pakasa Trenggalek
PAKASA TRENGGALEK : Sekretaris Pakasa Cabang Trenggalek KRAT Seviola Ananda Reksobudoyo memimpin kontingen cabang dari Kabupaten Trenggalek (Jatim) yang tampil dalam arak-arakan kirab budaya Hari Jadi 91 Tahun Pakasa di Surakarta, beberapa waktu lalu. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

 Agar ke Depan Tetap Moncer, Kuncara, Berwibawa dan Hanjayeng Bawana

SURAKARTA, iMNews.id – Kalangan pengurus Pakasa cabang dari berbagai daerah di Jatim, Jateng dan DIY terus memberi dukungan melalui berbagai cara, melalui platform medsos atau kontak lewat media komunikasi yang ada, baik yang berupa ucapan selamat atas “perdamaian” yang dicapai Sinuhun PB XIII sebagai kakak dan Gusti Moeng sebagai adik dalam berbagai kedudukan, Selasa lalu (iMNews.id, 3/1/2023). Selain ucapan selamat, juga disampaikan dukungan untuk terus melangkah dengan mengagendakan berbagai aktivitas pembenahan, bersih-bersih, renovasi/perbaikan dan kegiatan-kegiatan adat serta pengembangan seperti sebelum 2017.

“Intinya, seluruh pengurus Pakasa Cabang Trenggalek dan abdidalem warga cabang merasa gembira dan bangga mendengar kabar baik itu. Kami semua menyampaikan ucapan selamat atas ‘perdamaian’ tersebut. Dan dengan perdamaian itu, akan membuat kraton kembali bersinar moncer. Kami juga berharap tata kelola fungsi Bebadan juga bisa berjalan lagi secara lancar, dan tetap berlandaskan paugeran adat. Mudah-mudahan semua putra-putridalem , para wayahdalem, sentanadalem dan semua abdidalem bisa guyup-rukun, bergotong-royong menjaga kelestarian Kraton Mataram Surakarta,” pinta KRAT Seviola Ananda Reksobudoyo (Sekretaris Cabang) yang kini memimpin Pakasa cabang, saat dihubungi iMNews.id, kemarin.

PAKASA KLATEN : Ketua Pakasa Cabang Klaten KP Probonagoro yang memimpin kontingen cabang Kabupaten Klaten pada kirab budaya Hari Jadi 91 Tahun Pakasa di Surakarta, beberapa waktu lalu.(foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Tak hanya soal kabar “perdamaian”, kabar tentang audiensi yang dilakukan bersama antara Sinuhun PB XIII dan Gusti Moeng dengan Wali Kota Surakarta Gibran juga sudah menyebar luas melalui berbagai platform medsos dan media mainstream sampai ke Kabupaten Trenggalek (Jatim). Atas pertemuan yang disebutkan untuk memenuhi undangan Wali Kota yang menjadi tangan panjang pemerintah pusat, sehubungan adanya tawaran bantuan revitalisasi kraton, warga Pakasa Trenggalek juga menyambut baik, mengucapkan selamat dan berharap upaya revitalisasi kraton dengan bantuan dari pemerintah itu segera terwujud.

Pakasa cabang Klaten yang dipimpin KP Probonagoro juga mengucapkan selamat atas kabar perdamaian yang terjadi di Kraton Mataram Surakarta. Menurutnya, rekonsiliasi itu akan menjadikan kraton kembali “kuncara dan hanjayeng bawana” yang bisa menjadi kekuatan untuk terwujudnya suasana guyup-rukun sampai lapisan terbawah. Energi positif ini akan semakin menambah semanga warga Pakasa di lapisan terbawah, untuk benar-benar mewujudkan semboyannya “setya, saraya, rumeksa budaya” yang bisa memperkuat kraton menjalankan fungsinya sebagai sumber budaya Jawa.

PAKASA PATI : Ketua Pakasa Cabang Pati KRAT Mulyadi Puspopustoko mengenakan busana kebesaran “Bupati Manca”, memimpin kontingen Kabupaten Pati  Klaten pada kirab budaya Hari Jadi 91 Tahun Pakasa di Surakarta, beberapa waktu lalu.(foto : iMNews.id/Won Poerwono)

“Habis gelap, terbitlah terang. Saya melihat peristiwa perdamaian di kraton itu seperti itu. Mudah-mudahan, dengan perdamaian ini kraton bisa kembali kuncara dan berwibawa. Kerukunan dan persatuan di antara keluarga besar juga segera terwujud kembali,” tandas Ketua Pakasa Cabang Pati KRAT Mulyadi Puspopustoko yang dihubungi secara terpisah, kemarin. Di sela-sela kesibukannya mempersiapkan hajad menantu anak keduanya, Ketua Pakasa Cabang Banjarnegara KRAT Eko Budi Tirtonagoro juga menyambut baik kabar perdamaian itu dan melalui media memyampaikan ucapan selamat kepada Sinuhun PB XIII dan Gusti Moeng sebaga Ketua LDA.  

“Yang jelas, Lembaga Dewan Adat adalah lembaga resmi yang sudah mendapat pengesahan secara hukum positif dari negara, harus bersikap tegas dan waspada terhadap segala kemungkinan. Karena, yang dihadapi adalah pihak-pihak yang sangat luar biasa nekatnya. Mirip ‘bonek’ yang sudah tidak peduli menabrak paugeran adat, untuk memperjuangkan kepentingan pribadi/kelompoknya. Jadi, sekali lagi harus betul-betul waspada terhadap apa yang sebenarnya ada di balik atau yang menjadi buntut/akibat dari perdamaian itu,” harap KRAT Eko.

DUTA YANG HEBAT : Sejarawan Dr Purwadi selaku Ketua Lokantara Pusat di Jogja yang juga warga Pakasa Cabang Jogja, pantas disebut “duta Pakasa” yang hebat, saat berfoto dengan para penari di Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Menyikapi kabar “perdamaian” yang terjadi dari Kraton mataram Surakarta, Ketua Lokantara Pusat di Jogja yang mewakili Pakasa Cabang Jogja, Dr Purwadi menguraikan peristiwa-peristiwa perdamaian yang pernah terjadi di masa lalu di Mataram Surakarta. Yaitu sejak tahun 1749, Sinuhun PB III sudah melakukannya terhadap pamannya, yaitu Pangeran Mangkubumi dalam Perjanjian Giyanti tahun 1755 hingga Kraton Jogja bisa terwujud. Begitu pula perdamaian dengan Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa dengan Perjanjian Salatiga tahun 1757, hingga Kadipaten atau Pura Mangkunegaran bisa lahir.

“Sinuhun PB III merupakan teladan baik bagi warga peradaban khususnya Dinasti Matara. Maka, beliau pantas disebut sebagai ‘Bapak Perdamaian Mataram’. Karena, setelah itu tidak ada lagi peperangan di wilayah Mataram Surakarta. Beliau (PB III) yang bernama kecil BRM Suryadi itu, mempunyai wawasan kebudayaan yang luas. Wawasan inilah yang mendasari keputusannya menggela perjanjian perdamaian yaitu Perjanjian Giyanti 13 Februari 1755. Kemudian Perjanjian Salatiga tahun 1757. Beliau mewariskan perdamaian abadi di tanah Jawa,” tandas calon guru besar di sebuah universitas negeri di Jogja itu. (won-i1)