Tiga Truk Sirap Kayu Jati Bekas Terekam “Dicuri” Selama Kraton Ditutup
SURAKARTA, iMNews.id – Hari ke-20 masuknya Gusti Moeng dan para pengikut ke dalam kraton melalui “insiden kondur ngedhaton” dan hari ke-3 “perdamaian” dicapai antara Sinuhun PB XIII dengan Gusti Moeng sampai Jumat (6/1/2023) siang tadi, terus diisi dengan kegiatan kerjabhakti bergiliran resik-resik dan menata-ulang sejumlah ruang kerja dan lingkungannya yang tersebar di beberapa tempat di dalam kawasan inti Kraton Mataram Surakarta. Bahkan sampai genap sebulan ke depan, agenda kegiatan masih difokuskan untuk resik-resik, renovasi dan menata-ulang sejumlah tempat yang sebelum 2017 berfungsi sebagai sarana kegiatan perkantoran berbagai Pengageng Bebadan atau “kabinet” yang terbentuk di tahun 2004.
“Ini masih terus resik-resik di dalam dan lingkungan di luar bangunan, menata kembali ruang-ruang kantor bebadan. Yang sebelum 2017 fungsinya sebagai sarana perkantoran, yang kita bersihkan dan ditata ulang lalu dikembalikan fungsinya seperti dulu. Pokoknya, mungkin sampai sebulan penuh sejak saya masuk, agendanya resik-resik dan tata-tata di semua tempat kita bekerja. Karena, intinya kita ingin kembali bekerja. Maka, kita siapkan tempat dan ruang yang akan menjadi sarana dan tempat kita bekerja,” tandas Gusti Moeng menjawab iMNews.id di sela-sela kesibukannya menunggui semua yang melakukan kerjabhakti dari pagi hingga siang tadi.

Ada lebih dari 50 abdidalem dan sentanadalem yang tersebar di berbagai titik lokasi kerjabhakti resik-resik yang berlangsung siang tadi. Di antaranya yang fokus membersihkan semua ruang Museum Art Gallery, halaman dan lingkungan sekitarnya, mengingat aktivitas layanan kunjungan wisata ditutup sejak 17 Desember dan baru dibersihkan hari ini. Ada sejumlah karyawan museum yang sudah masuk kerja tetapi langsung bergabung kerjabhakti, untuk mempersiapkan beroperasinya kembali layanan publik mulai Sabtu (7/1) besok pagi.
Gusti Moeng juga menyebutkan, karena layanan wisatawan akan dimulai Sabtu besok, maka hari ini kerjabhakti resik-resik dikonsentrasikan untuk membersihkan museum dan lingkungannya. Tetapi sentanadalem yang memandu kelompok kerjabhakti di sisi barat museum, KRRA Bambang Kartiko menyebutkan, hari ini adalah hari ketiga kerjabhakti resik-resik di kompleks kantor Pengageng Kusuma Wandawa atau Kasentanan dan lingkungannya. Kantor yang dulu dipimpin KGPH Puger sebagai pengageng Kusuma Wandawa itu diharapkan agar secepatnya bisa kembali dibuka untuk melayani urusan silsilah, gelar kasenatan dan sebagainya.

Selain yang disiapkan untuk segera beroperasi kembali seperti sebelum 2017, juga disebutkan semua ruang kantor di sekitar Pendapa Magangan juga masih terus dibersihkan lingkungan, ruang perkantoran dan menata-ulang beberagai sarana pendukung aktivitas perkantorannya. karena di situ ada kantor Pengageng Pasiten yang dulu dijabat GKR Retno Dumilah (almh), kantor Pengageng Yogiswara yang dulu dipegang KGPH Nur Cahyaningrat (alm), kantor Pengageng Mandra Budaya yang dijabat GKR Sekar Kedhaton (almh), kantor prajurit dan Bangsal Lembisana tempat menyimpang sebagian besar dari 17 kotak wayang kulit koleksi kraton.
“Kantor Sasana Wilapa juga masih tertutup, belum saya buka. Nanti belakangan saja dibersihkan dan ditata ulang. Kalau sudah siap untuk berkantor, harus ada pejabat penunggunya yang selalu standby di sini. Padahal, Kanjeng Win (KPA Winarno Kusumo-Red) sudah tidak ada (almarhum-Red). Saya juga belum menunjuk penggantinya,” ujar GKR Wandansari Koes Moertiyah yang tidak lain selalu berkantor di situ sebagai Pengageng Sasana Wilapa sampai terjadinya “insiden mirip operasi militer” April 2017 dan dia harus diusir keluar kraton bersama pengikutnya hingga 17 Desember 2022 lalu.

Sementara itu, perpustakaan Sasana Pustaka yang dulu dipimpin KGPH Puger sebagai pengagengnya tertutup sejak 2017 dan tidak pernah dibuka, diyakini Gusti Moeng juga pasti sangat kotor oleh debu, apabila terbebas dari jangkauan tikus. Tempat menyimpan berbagai dokumen sejarah Kraton mataram Surakarta dan karya-karyanya serja aktivitas para Sinuhun secara tertulis atau manuskrip itu, diperkirakan juga aman dari bocoran air hujan karena konstruksi talang diduga masih aman karena saat semua diusir keluar pada insiden April 2017, pekerjaan renovasi termasuk perbaikan talang sedang berlangsung.
Yang menjadi perhatian Gusti Moeng apalagi KPH Edy Wirabhumi yang selalu menjadi penanggungjawab lapangan pekerjaan renovasi di lingkungan kraton sampai sebelum 2017, adalah Pendapa magangan yang habis direnovasi sebelum 2017 tetapi dijadikan gudang untuk menumpuk sirap kayu jati bekas penutup atap bangunan dari sejumlah titik lokasi yang direnovasi dalam lima tahun setelah kraton ditutup. Ribuan keping sirap itu memenuhi sekeliling teras Pendapa Magangan yang berlantai marmer Tulungagung, padahal menurut KPH Edy itu sudah berkurang karena ada tiga truk yang terekam mengangkut keluar kraton atas izin pribadi orang dalam selama kraton ditutup, yang akhirnya membuahkan kabar buruk mengenai nasib dua orang yang terlibat sebagai pembelinya. (won-i1)