Kirab Budaya “Hari Jadi 91 Tahun Pakasa”, Pesona Para Pelestari dan Pecinta Budaya (seri 1- bersambung)

  • Post author:
  • Post published:December 26, 2022
  • Post category:Budaya
  • Reading time:6 mins read
You are currently viewing Kirab Budaya “Hari Jadi 91 Tahun Pakasa”, Pesona Para Pelestari dan Pecinta Budaya (seri 1- bersambung)
SOSOK PEMIMPIN : KRRA MN Gendut Wreksodiningrat yang masih trah dari Sinuhun PB VI, menjadi sosok pemimpin Pakasa Cabang Ponorogo yang supel dan luwes bergaul serta tak segan-segan ikut bergabung di lapangan secara total, seperti saat mengikuti kirab budaya Hari Jadi 91 Tahun Pakasa, Sabtu, 24/12. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Pakasa Cabang Ponorogo Percepat Lahirnya Generasi Muda Pelestari

IMNEWS.ID – PERINGATAN Hari Jadi 91 Tahun Pakasa yang digelar Kraton Mataram Surakarta yang ditangani Lembaga Dewan Adat sebagai penanggungjawab sekaligus penyelenggara dan Pengurus Pakasa Pusat (Punjer) sebagai pelaksana untuk kali kedua sejak 2021 (Hari Jadi 90 Tahun-Red), seluruh rangkaiannya sudah selesai dengan pentas Seni Budaya dan Ekraf yang berlangsung Minggu malam (25/12) dan dinyatakan ditutup oleh Ketua Pengurus Pusat Pakasa KPH Edy Wirabhumi. Meski tampak kekurangan di sana-sini, tetapi ada semangat untuk mengekspresikan segala bentuk gagasan untuk kebaikan peradaban ke depan, dalam skala yang luas dan untuk publik secara luas.

Dari berbagai agenda kegiatan yang disajikan secara terencana maupun yang sifatnya “dadakan”, yang paling menonjol adalah agenda kegiatan Pentas Seni Budaya dan Ekraf yang digelar mulai tanggal 17 hingga 25 Desember, dengan libur penuh pada hari Kamis (23/12) dan kirab budaya yang berlangsung Sabtu, 24 Desember tepat di hari terakhir rangkaian acara peringatan 91 Tahun Pakasa tahun 2022. Dan di antara yang tampak secara visual dari berbagai agenda kegiatan, pesan tentang proses regenerasi cukup kuat disampaikan yang terangkai dengan pesan tentang semakin besarnya animo kalangan generasi muda untuk ikut bergabung ke organisasi Pakasa.

GENERASI MUDA : Kalangan generasi muda belasan tahun yang diterjunkan kontingen Pakasa Kabupaten Ponorogo (Jatim) pada kirab budaya Hari Jadi 91 Tahun Pakasa, Sabtu (24/12), adalah hasil proses regenerasi yang sukses dilakukan Pakasa Cabang Gebang Tinatar itu.
(foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Dari sudut lain bisa dilihat, begitu besar daya tarik berbagai sajian terutama sajian seni budaya bagi kalangan generasi muda, hingga meningkatkan animo mereka yang ingin dan yang sudah tampak selama seluruh kegiatan berlangsung, untuk ikut bergabung organisasi Pakasa. Rupanya message atau pesan inilah yang perlu mendapat perhatian serius bagi semua yang berkecimpung mengelola organisasi Pakasa, atau lembaga yang menaunginya, untuk mengolah pesan itu menjadi sebuah perencanaan guna melakukan tindak lanjut dan mewujudkan ketertarikan kalangan kawula muda menjadi generasi muda Pakasa.

Rupanya, Pakasa Cabang Gebang Tinatar Kabupaten Ponorogo (Jatim) yang memiliki kesiapan sangat tinggi untuk menangkap sinyal kebutuhan di masa depan, yaitu dengan proaktif melakukan pendekatan di kantong-kantong generasi muda yang ada di sekolah-sekolah, sanggar-sanggar seni hingga pondok-pondok pesantren di sekitarnya di Jatim. Dan hasil “tebar pesona daya tarik” yang dilakukan pengurus Pakasa Cabang Ponorogo asuhan KRRA MN Gendut Wreksodiningrat selaku ketuanya itu, adalah pemandangan yang tampak pada kirab buda dan pentas kesenian rakyat yang dilakukan Sabtu, 24/12, sehari sebelum peringatan Hari Jadi 91 Tahun Pakasa ditutup.

TARI JATHILAN : Tari “Jathilan” atau “Jaranan” yang selalu melengkapi penampilan aksi seni reog Ponorogo, menjadi daya tarik tersendiri bagi kalangan generasi muda khususnya wanita di Ponorogo untuk bergabung, juga kalangan generasi muda yang menyaksikan pentas seni tradisional di halaman Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa, Sabtu sore (24/12) itu.(foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Pakasa Cabang Ponorogo memang “istimewa” bagi Kraton Mataram Surakarta dan lain dari yang lain. Kini, dengan kekuatan warganya yang berKTA (berkartu anggota-Red) sebanyak 3.000 lebih dan menyebar di 26 kecamatan, 23 kecamatan yang dimiliki kabupaten ini sudah terbentuk pakasa anak cabang, jelas menjadi potensi luar biasa dalam hal pelestarian budaya Jawa. Karena, organisasi Pakasa yang didukung dan ikut dibesarkan terutama sejak 2004, adalah organisasi sosial yang bergerak di bidang pelestarian seni budaya Jawa yang bersumber dari Kraton Mataram Surakarta, sementara, Bupati Sugiri Sancoko sangat “welcome” atas hadirnya Pakasa sebagai mitra dalam membangun karakter warga yang benar-benar cinta dan pelestari tulen budaya Jawa.

Pakasa Cabang Gebang Tinatar yang meminjam nama Pondok Pesantren Tegalsari yang pernah didirikan Kyai Ageng Mohammad Besari itu, jelas cepat sekali tumbuh berkembang dan menjadi besar. Faktor Pondok Pesantren Gebang Tinatar dan nama tokoh pemimpinnya yaitu Kyai Ageng Mohammad Besari, adalah bagian dari keluarga besar Kraton mataram Surakarta sejak Sinuhun PB II mempersiapkan pindahnya “nagari” Mataram dari Kartasura ke Surakarta mulai tahun 1738 hingga Ibu Kota Mataram benar-benar pindah pada tanggal 20 Februari 1745, atas jasa-jasa Bupati Ponorogo T Sumadiningrat dan masyarakatnya terutama dari kalangan Pesantren Tegalsari, waktu itu.

KAWASITA ART : Semua para penyaji dari kontingen Pakasa Cabang Ponorogo termasuk Sanggar Seni Kawasita Art bersama KRAT Sunaraso Suro Agul-agul (Ketua Paguyuban Reog Katon Sumirat), membuat dokumentasi sejarah dukungannya pada Kirab Budaya “Hari Jadi 91 Tahun Pakasa”, usai tampil di halaman Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa, Sabtu sore (24/12). (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Sebab itu, tidak aneh apabila Pakasa Cabang Ponorogo juga tampil “istimewa” bahkan terkesan memperlihatkan kesetiaan yang totalitas untuk menjaga dan mengembangkan Pakasa, melestarikan budaya Jawa serta menjaga kelangsungan Kraton Mataram Surakarta. Ketua Cabang KRRA MN Gendut Wreksodiningrat dan sekretarisnya, KRAT Sunarso Suro Agul-agul yang mengurus Paguyuban Reog Katon Sumirat selaku ketuanya, tampak benar-benar tampak sekali totalitasnya mendukung peringatan Hari Jadi 91 Tahun Pakasa, khususnya kirab budaya dan pentas kesenian rakyat yang digelar berurutan di hari Sabtu, 24 Desember itu.

Gagasannya yang disampaikan di rapat-rapat koordinasi pra event Hari Jadi 91 Tahun Pakasa benar-benar diwujudkan, yaitu membentuk formasi tanggal 31 November 1931 sebagai tanggal, bulan dan tahun kelahiran organisasi Pakasa di zaman Sinuhun PB X jumeneng nata (1893-1939). Setidaknya ada 31 orang, ditambah 11 orang dan 19, 3 dan satu (1) yang menunjuk seorang pimpinannya yaitu KRRA Gendut, tampil di kirab budaya. Sanggar Seni Kawasita Art pimpinan Nila Ainun Luthfiah SPd adalah salah satu anggota pendukung Pakasa cabang, yang kemarin menampilkan tari “Ponorogo Manunggal” untuk memperkuat belasan dhadhak-merak yang beraksi sebelumnya. (Won Poerwono-bersambung/i1)