Tujuh Repertoar Disajikan dari Tiga Sanggar Tari
SURAKARTA, iMNews.id – Tujuh repertoar tari disajikan dari tiga sanggar tari, yaitu dua repertoar dari Sanggar Beksa Kraton Mataram Surakarta, tiga repertoar dari Sanggar Tari Pratama Budaya dan dua repertoar dari Sekolah Menengan Karawitan Indonesia (SMKI) atau SMKN 8 Surakarta di malam kedua Gelar Budaya Sekaten 2022 yang disajikan di Pendapa Sitinggil Lor Kraton Mataram Surakarta. Pentas seni pertunjukan dalam suasana Maleman Sekaten Garebeg Mulud malam kedua (Senin, 3/10), penontonnya sedikit berkurang dibanding malam pertama, Minggu (2/10), karena bukan hari libur terutama bagi kalangan siswa sekolah.
Meski begitu, semangat para penonton pentas yang notabene pengunjung Sekaten itu tetap antusias menyaksikan kesenian tari yang disuguhkan Kraton Mataram Surakarta dan dilaksanakan Lembaga Dewan Adat (LDA) yang juga selagu penyelenggara. Meski bukan hari libur, banyak pula terlihat kalangan siswa dan mahasiswa serta anak-anak yang diajak orangtuanya ikut menyaksikan pertunjukan seni yang benyak mengajarkan nilai-nilai budi pekerti luhur itu.
Karena penyajian pentas tari pada Gelar Budaya Sekaten yang pertama sejak 6 tahun vakum terutama selama dua tahun di masa pandemi Corona (tahun 2020-2021) itu berlangsung bukan pada saat libur sekolah, GKR Wandansari Koes Moertiyah (Ketua LDA) selaku penyelenggara sekaligus penanggungjawab Gelar Budaya mengagendakan jadwal pentas tidak lebih dari dua jam atau harus diakhiri pada pukul 21.00 WIB. Ini dimaksudkan agar kalangan siswa dan mahasiswa yang datang menonton tidak terlalu malam pulangnya, sehingga tidak mengganggu kegiatan sekolah esok harinya.
“Semua yang tampil rata-rata hanya berdurasi antara 10-15 menit. Kalangan pengasuh sanggar dan instruktur sudah pada tahu, bagian mana yang bisa ditampilkan tampak genap. Rata-rata diambil bagian separo terakhir, karena urutan gerak dan iringannya genap. Meski hanya separo atau sepertiga di bagian akhir. Yang jelas tetap enak ditonton dan tampak wutuh. Kalau tidak dipenggal durasinya, semalam hanya bisa dipentaskan dua atau tiga repertoar saja. Itu saja pasti lewat dari jam 21.00, yang tentu kemalaman bubarnya. Kasihan anak-anak sekolah yang tetap antusias menonton,” papar Ketua LDA yang akrab disapa Gusti Moeng yang juga instruktur di sanggar beksa.
Semalam, sajian demi sajian terus mengalir sejak dibuka dengan sajian tari Golek Sukarena dari Sanggar Beksa Kraton Mataram Surakarta. Sikap apresiatif penonton memang cukup baik, yang terlihat saat sajian tari Bajidor Kahot dari Sanggar Tari Pratama Budaya. Begitu pula ketika diteruskan dengan tari Wirataya (Pratama Budaya), fragmen tari Srikandi-Mustakaweni (Sanggar Beksa Kraton), fragmen tari Bambangan-Cakil (Pratama Budaya) dan tari Genjring serta fragmen tari Perang Kembang dari SMKN 8.
Menjawab pertanyaan iMNews.id, Gusti Moeng juga berharap melalui pementasan tari pada Gelar Budaya Sekaten, diharapkan bisa menjadi hiburan dan penyegaran suasana batin setelah terkurung pandemi Corona selama 2 tahun. Melalui sajian seni tari yang berganti-ganti disuguhkan 11 sanggar yang diagendakan tampil sampai malam terakhir, 7 Oktober 2022 nanti, juga diharapkan bisa memberi pengalaman dan pemahaman yang baik tentang nilai-nilai budi pekerti luhur, walau tidak begitu banyak. (won-i1)