Pendidikan 6 Bulan, Biaya Rp 4 Juta dan Dibatasi 20 Siswa
SURAKARTA, iMNews.id – Lembaga pendidikan nonformal Pasinaon Tata Busana dan Paes Penganten Kraton Mataram Surakarta Hadiningrat yang berdiri tahun 2021 dan berkantor pusat di Bale Agung kawasan Alun-alun Lor kraton, kini hampir menyelesaikan proses pembelajaran para siswa angkatan I. Siang tadi, para pengajar pasinaon mengadakan ujian praktik bagi enam siswanya di pendapa ndalem Purwohamijayan, Baluwarti, mulai pukul 07.30 WIB.
“Pendadaran ini adalah tahap akhir untuk menentukan kelulusan para siswa. Jumlah siswa angkatan I tahun 2021, sebenarnya hanya ada 12 orang. Tetapi, untuk pendadaran praktik masih kami bagi menjadi dua kesempatan berbeda, sekarang dan besok. Hari ini diuji separonya, 6 orang, sisanya besok. Karena, ujian praktik merias dan tata busana, durasinya sampai 3,5 jam. Bahkan untuk pengantin basahan yang memakai dodot ngumbar kunca, sampai 4 jam,” jelas RM Restu Setiawan selaku Ketua Pasinaon Tata Busana dan Paes Penganten Kraton Mataram Surakarta Hadiningrat, menjawab pertanyaan iMNews.id, tadi siang.
Setelah proses ujian selesai semua, tahap berikutnya adalah wisuda yang harus dikoordinasikan dengan Yayasan Sanggar Pawiyatan Kabudayaan yang diketuai GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng. Dalam proses ujian tadi siang, panitia pendadaran mengharapkan Gusti Moeng melihat dari dekat para siswa yang sedang praktik merias atau “maes” dan menata busana atau “dandosi”. Anak ke-25 Sinuhun PB XII itu selain pernah mengalami dipaes dan ditata busananya sebagai pengantin putri, juga memiliki pemahaman dan kemampuan penguasaan pengetahuan yang baik tentang paes dan tata busana gaya (kraton) Surakarta.
Menurut RM Restu, lembaga pasinaon resmi yang sama sekali baru bagi Kraton Mataram Surakarta, sementara menempati bangunan Bale Agung di utara Alun-alun Lor yang masih bersebelahan dengan Sanggar Pawiyatan Dalang yang vakum dari kegiatannya sejak insiden 2017. Sanggar Pawiyatan Dalang, juga memanfaatkan kompleks bangsal yang sebelum tahun 1945 digunakan sebagai kantor Dewan Rakyat (embriyo lembaga legislatif-Red) yang didirikan Sinuhun PB XI.
“Untuk sementara, karena tenaga pengajarnya baru 9 orang, maka siswa baru angkatan II di tahun 2022 ini nanti jumlahnya kami batasi 20 orang. Belajar di sini program 6 bulan, biayanya hanya Rp 4 juta. Tetapi, hampir semua peralatan pendukung proses belajar dan pendadaran, kami sediakan. Jadi, para siswa tidak repot mengadakan sendiri. Juga tidak terbebani dengan besarnya biaya tambahan di luar itu. Karena nawa itunya, kraton ingin mengajak masyarakat luas melestarikan budaya Jawa,” tandas RM Restu.
Karena tujuan yang akan dicapai adalah pengenalan, pemahaman dan pelestarian budaya Jawa, lanjutnya, maka pelajaran yang diberikan kepada kalangan siswa bukan saja pengetahuan tentang tata busana dan “paes penganten”. Melainkan ada tambahan bekal pengetahuan tentang tatacara upacara adat pengantin, kawruh basa (pengetahuan bahasa), kawruh sejarah Kraton Mataram Surakarta, pengetahuan tentang Pancasila, wawasan kebudayaan dan kawruh tata krama (tata nilai) atau subasita dan udanegara (etika). (won-i1)