Belum Selesai Menggelar Hari Jadi Pakasa, Sudah Diselingi Ritual Mahesa Lawung
SOLO, iMNews.id – Seakan tak mengenal lelah, belum selesai menggelar ‘’Pekan Seni dan Ekraf 90 Tahun Pakasa’’ yang dipersiapkan berhari-hari sebelum pembukaan tanggal 30/11, Kamis siang tadi GKR Wandansari Koes Moertiyah selaku Ketua LDA Keraton Mataram Surakarta sudah menyelingi dengan kegiatan ritual ‘’wilujengan nagari’’ Sesaji Mahesa Lawung.
Namun, prosesi ritual kali ini tidak disertai doa wilujengan, tahlil dan dzikir di Pendapa Sitinggil Lor atau Pendapa Pagelaran Sasanasumewa seperti tahun-tahun sebelumnya, melainkan hanya dilakukan di pawon Gandarasan kemudian berangkat dengan beberapa kendaraan roda empat menuju hutan Krendawahana, Gondangrejo, Karanganyar.
Dari pawon Gandarasan, sejumlah perlengkapan atau ubarampe yang menyertai sesaji kepala kerbau diarak menuju kendaraan yang akan mengangkutnya. Begitu pula, para pengiringnya yang terdiri para sentanadalem, abdidalem yang bertugas membawa berbagai sesaji serta abdidalem prajurit yang dikomandani KRT Alex Pradjono berjalan menuju beberapa kendaraan roda 4 yang akan mengangkutnya ke tempat upacara di hutan Krendawahana, Gondangrejo, Karanganyar.
Tak ketinggalan, GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng selaku Ketua LDA Keraton Mataram Surakarta tetap hadir memimpin, seperti tak mengenal lelah, walau beberapa hari sebelum pembukaan ‘’Pekan Seni dan Ekraf 90 Tahun Pakasa’’ sudah disibukkan untuk persiapan dan memimpin latihan sajian yang menjadi jatah Pakasa punjer atau Cabang Surakarta selaku tuan rumah.
Dalam sambutan KPH Edy Wirabhumi selaku Pangarsa Punjer Pakasa saat pembukaan ‘’Pekan Seni dan Ekraf 90 Tahun Pakasa’’ yang disaksikan Wawali Kota Surakarta Teguh Prakosa, Selasa (30/11), disebutkan bahwa untuk kali ini masih ada penyelenggaraan upacara adat (Mahesa Lawung) yang terpisah. Tetapi melalui momentum 90 tahun Hari Jadi Pakasa itu, diharapkan menjadi titik tolak untuk bersatunya kembali keluarga besar Keraton Mataram Surakarta, sehingga ke depan hanya akan adat satu penyelenggara upacara adat yaitu Keraton Mataram Surakarta.
Karena diakui masih berjalan terpisah, maka tidak aneh kalau tadi pagi ada sesi (pertama) pelaksanaan ritual Mahesa Lawung yang diselenggarakan dari dalam (keraton). Sedang siangnya tadi, ada sesi (kedua) penyelenggaraan upacara yang sama, tetapi putri tertua Sinuhun PB XIII yaitu GKR Timoer Rumbai Kusumadewayani dan sang putra mahkota yaitu KGPH Mangkubumi, justru tampak menyertai rombongan ritual sesi kedua bersama-sama sang bibi yaitu Gusti Moeng.
Kira-kira pukul 12.00 WIB, prosesi yang megarak Sesaji Mahesa Lawung sesi siang berangkat menuju hutan Krendawahana. Diperkirakan upacara yang dipimpin Gusti Moeng di batas utara (secara spiritual) wilayah sakral Keraton Mataram Surakarta itu, selesai sekitar 90 menit kemudian. (won)