Para Sesepuh Ajak KGPH Mangkubumi Pimpin Adik-adiknya Bergabung
SOLO, iMNewsid – Setelah berhenti ketika memasuki Lebaran 2021 dan beristirahat beberapa bulan, kegiatan kerja-bhakti resik-resik lingkungan Alun-alun Lor dan kawasan kompleks Keraton Mataram Surakarta kembali berlanjut, mulai Kamis pagi (25/11). Namun, kerja-bhakti resik-resik yang berlangsung tadi pagi hingga siang, secara khusus dilakukan sekitar 100 orang untuk mengawali kegiatan peringatan Hari Jadi Pakasa ke-90 yang akan digelar Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Mataram Surakarta.
‘’Kerja-bhakti resik-resik ini akan berlangsung sampai tanggal Minggu (28/11). Terus tanggal 29/11-nya, tepat peringatan ulang tahun Pakasa. Sekarang yang terlibat baru warga Pakasa Sukoharjo dan Boyolali. Pakasa Cabang Klaten mungkin besok. Ternyata, harus begini ini agar lingkungan keraton bisa terawat dan bersih,’’ ujar GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng selaku Ketua LDA Keraton Mataram Surakarta, menjawab pertanyaan iMNews.id, tadi pagi.
Sejak pukul 09.00, kerja-bhakti resik-resik lingkungan Alun-alun Lor hingga kompleks Pendapa Pagelaran Sasanasumewa mulai dilakukan sekitar 100-an orang yang menyebar di area yang cukup luas itu, hingga nyaris tak kelihatan bila dilihat dari kejauhan. Kawasan itu terutama permukaan tanah alun-alun kembali ditumbuhi semak belukar, meskipun sudah dibabat habis dalam kegiatan kerja-bhakti resik-resik lingkungan keraton yang digerakkan LDA sebelum Lebaran 2021 lalu.
Bahkan, setelah dibersihkan dengan gerakan kerja-bhakti yang tiap hari melibatkan sedikitntya 200 orang dari berbagai elemen di dalam dan di luar LDA menjelang puasa, pihak Pemkot Surakarta menindaklanjuti menguruk dengan pasir hingga permukaannya rata hampir di seluruh kawasan alun-alun. Tetapi, kawasan yang berujung di pintu masuk Gladag hingga berakhir kompleks Pendapa Pagelaran, rata-rata sudah kembali tampak kusam dan ditumbuhi semak-belukar dalam 5 bulan, setelah gerakan #Lestarikan Keraton yang dipimpin Gusti Moeng dan melibatkan kalangan relawan yang diketuai Ryan D’Masiv membersihkannya sebelum bulan puasa lalu.
‘’Beruntung saja, saya memiliki abdidalem Pakasa yang tersebar di berbagai cabang/daerah (kabupate/kota di Jateng dan Jatim) yang sangat peduli. Mereka patut dibanggakan, karena berasal dari daerah yang jauh, tetapi tulus dan ikhlas datang ke keraton untuk bekerja-bhakti. Kalau tidak ada mereka, lalu siapa akan peduli untuk merawat keraton? Saya jadi bingung, sebenarnya siapa yang bertanggung jawab terhadap nasib keraton?,’’ ujar Gusti Moeng bertanya-tanya.
Karena jumlah tenaga yang memang tidak sepadan dengan luas kawasan yang jadi objek kerja-bhakti resik-resik, sejak tadi pagi kegiatan pembersihan baru bisa dilakukan di separo bagian timur Alun-alun Lor. Selain keterbatasan jumlah tenaga dan peralatan, separo kawasan alun-alun bahkan halaman Pendapa Pagelaran, sudah lebih dulu dipenuhi kendaraan roda empat yang hilir-mudik dan datang-pergi untuk kepentingan Pasar Klewer dan bursa sandang yang meluber ke kawasan Pasar Cinderamata.
Di lokasi kerja-bhakti resik-resik, tampak sejumlah sesepuh dari Bebadan Kasentanan atau Kusuma Wandawa, seperti KPP Wijoyo Adiningrat. Dia sangat berharap, putra mahkota KGPH Mangkubumi tampil memimpin adik-adiknya para wayahdalem (Sinuhun PB XII), ikut bergabung dalam kegiatan-kegiatan fisik dalam rangka pelestarian Keraton Mataram Surakarta seperti itu.
‘’Sekarang sudah saatnya para wayahdalem tampil semua, bergotong-royong ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan seperti ini. Dan KGPH Mangkubumi harus berinisiatif tampil memimpin. Karena, merekalah yang akan segera menerima tongkat estafet kepemimpinan dalam pelestarian keraton. Ini kegiatan nyata yang bisa menjadi ukuran publik untuk menilai kepedulian, kesiapan dan sebagainya,’’ tunjuk KPP Wijoyo menjelaskan. (won)