Kerjabhakti Libur, Nyadran Berlanjut di Astana Pajimatan Imogiri

  • Post author:
  • Post published:March 28, 2021
  • Post category:Regional
  • Reading time:3 mins read

Resik-resik Berlanjut Mulai Senin, Fokus Masih di Zona Utara

SOLO, iMNews.id – Kegiatan kerjabhakti resik-resik lingkungan Keraton Mataram Surakarta terpaksa berhenti pada Jumat (26/3), karena durasinya sangat pendek atau hari pendek. Jadwal kerjabhakti Minggu (28/3), juga diliburkan karena agenda nyadran ke makam leluhur Dinasti Mataram yang dipimpin Gusti Moeng harus dituntaskan, mengingat minggu-minggu ini sudah memasuki akhir bulan Ruwah untuk menyambut datangnya bulan Pasa/Ramadhan.

”Setelah hari Jumat libur karena hari pendek, agenda kerjabhakti tetap berlanjut Sabtu kemarin. Tetapi saya dan rombongan berbagi tugas, untuk ke Jatinom. Pakasa Ranting Karanganom (Klaten) menggelar upacara wisudan, saya harus menyerahkan kekancingan untuk 60 orang. Ini sudah lama dijadwalkan, tidak bisa saya tinggalkan,” tegas Gusti Moeng selaku Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) yang juga Pengageng Sasana Wilapa, menjawab pertanyaan iMNews.id, tadi siang.

Di sebuah pendapa Joglo milik dr Sismadi Partodimulyo yang punya keluarga rata-rata berprofesi dokter itu, upacara wisudan penyerahan 60 kekancingan digelar bersama antara pengurus Pakasa Ranting (Kecamatan) Karanganom dan Pakasa Cabang (Kabupaten) Klaten. Di antara sejumlah yang diwisuda untuk menerima paringdalem gelar sesebutan sampai pangkat ”Bupati Sepuh” itu, ada belasan berprofesi guru, aparat kepolisian, bidan desa, perias dan sebagainya.

Acara di Desa Karanganom, Kecamatan Karanganom yang lokasi dekat dengan kompleks tempat ritual ”Sebar Apem” Jatinom yang biasanya digelar di Sapar (kalender Jawa) itu, Gusti Moeng membawa serta tim kerjanya yaitu kalangan sentanadalem dari Kantor Pengageng Kusuma Wandawa dan Kartipraja. Namun, posisi KPH Kusumo Sangkoyo yang biasanya bertugas membacakan dasar hukum pemberian kekancingan sedang sakit, digantikan KRMH Saptonojati.

”Intinya, saya berterimakasih kepada semua yang mendapat kekancingan itu, karena sudah bersumpah setia mengabdikan diri kepada kebudayaan Jawa yang sumbernya dari keraton, melalui bidang masing-masing. Misalnya melalui profesi guru/pendidik, bisa memberikan pengetahuannya kepada anak didik tentang seni-budaya, aturan adat, tentang sejarah keraton dan segala hal yang menyangkut budaya Jawa”.

”Yang diwisuda tadi, ada susulan dari Pakasa Cabang Boyolali, Cabang Kudus dan pengurus makam Kiai Ageng Gribig. Ternyata, serambi makam dan masjid itu dulu dibangun Sinuhun PB X. Sekarang ini ingin menyambung silaturahmi lagi, ” jelas Gusti Moeng sambil menyinggung garis besar sambutan yang diberikan dalam acara wisudan itu.

Agenda kegiatan berupa penyerahan kekancingan paringdalem gelar sesebutan itu, terakhir dilakukan Gusti Moeng pada Desember 2020 di Pakasa Cabang Banjarnegara. Memasuki tahun ini, baru Pakasa Cabang Klaten yang dilayani, sisanya ada permintaan dari Cabang Grobogan, Banjarnegara dan dua cabang dari Jatim yaitu Kabupaten Pasuruan dan Bojonegoro terpaksa dipending hingga bulan Juli, sambil menunggu suasana pandemi Corona makin mereda.

Praktis, selama seminggu yang sudah berjalan, jadwal kegiatan kerjabhakti resik-resik lingkungan keraton dalam rangka gerakan #Lestarikan Keraton, hanya berlangsung lima hari. Minggu siang tadi, selaku Ketua LDA Gusti Moengmeliburkan kegiatan kerjabhakti, karena harus meneruskan agenda nyadran atau ziarah ke sejumlah makam leluhur Dinasti Mataram.

Salah seorang sentanadalem anggota rombongan yang menyertai agenda nyadran tadi siang, KRRAP Bambang Kartiko menyebutkan, agendanya nyekar ke Astana Pajimatan Imogiri (Kabupaten Bantul) dan Kutha Gedhe (Jogja). Sampai hari terakhir 10-11 April nanti, masih tersisa beberapa makam yang belum disadran Gusti Moeng, di antaranya Astana Pajimatan Tegalarum, tempat Sinuhun Amangkurat Agung bersemayam. (Won)