SOLO, iMNews.id –Pemkot Surakarta terus mengoptimalkan perkembangan teknologi, guna mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD).
Mulai tahun ini Pemkot memanfaatkan peta digital untuk survei lokasi objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2), agar perolehan PAD dari sektor tersebut bisa meningkat. “Sejak pengelolaan PBB diserahkan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama pada 2003, belum banyak update data dari objek pajak yang tercantum dalam Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) PBB. Padahal dinamika pembangunan di Solo tergolong tinggi,” beber Kepala Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Yosca Herman Soedradjad, Rabu (10/2).
Akibatnya terjadi ketidaksesuaian kondisi riil objek pajak dengan data wajib pajak. Herman mencontohkan, tidak jarang di sejumlah daerah data objek pajak hingga kini masih berupa tanah. “Padahal perkembangan pembangunan saat ini sudah sedemikian tinggi. Semestinya di daerah itu sudah ada bangunannya.”
Contoh lain adalah adanya data bangunan di pusat kota yang masih berlantai satu, sementara pembangunan infrastruktur di sekitarnya relatif tinggi selama beberapa tahun terakhir. “Dengan kondisi seperti ini dan pandemi Covid-19, kami tidak mungkin mengadakan pendataan ulang secara manual. Solusinya ya menggunakan peta digital dan data dari Google,” tandas Herman.
Kecanggihan teknologi itu diharapkan bisa memperbarui data ratusan ribu objek PBB-P2. Digitasi data dan pengambilan foto street view juga bisa dianalisa pemangku kepentingan terkait, sebelum dijadikan dasar pengambilan keputusan.
“Kami harap pendataan ini sudah bisa dijadikan dasar untuk penerbitan SPPT PBB tahun 2022. Dengan demikian potensi penerimaan PBB bisa lebih dioptimalkan. Lagipula data ini juga bisa digunakan untuk keperluan pajak lainnya, seperti Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB),” papar Herman. (FP)