Menunggu “Pujangga Dangdut Jawa” yang Baru (2-bersambung)

  • Post author:
  • Post published:January 27, 2021
  • Post category:Seni
  • Reading time:6 mins read

Di Balik Dominasi Seorang Istri Ada Staso Prasetyo

iMNews.id – Pekan lalu, di sebuah studio TV nasional di Jakarta menggelar grand final ajang lomba menyanyikan lagu-lagu Didi Kempot (alm) yang menggunakan tema ikonik khas,”Ambyar”. Tetapi bukan persoalan jalannya kompetisi atau siapa yang keluar menjadi juaranya, melainkan ada pemandangan yang menarik yang menghiasi awal jalannya siaran grand final itu ada bintang tamu itu.

Objek pemandangan menarik itu adalah tampilnya Hj Saputri yang didampingi Staso Prasetyo, membuat kejutan tampil di panggung acara siaran langsung acara itu.Padahal seperti diketahui, Hj Saputri adalah istri pertama sang ”Pujangga Dangdut Jawa” Didi Kempot (alm), dan Staso Prasetyo adalah anak pertama almarhum dari istri kedua (Dian Ekawati), yang selama ini nyaris tidak pernah tampil di muka publik, sementara istri ketiga Yan Vellia, lebih dikenal banyak dikenal publik sebagai istri almarhum.

Maka, menjadi menarik ketika istri pertama Didi Kempot (alm) asal Ngawi (Jatim) Hj Saputri tampil dan memberi pesan dan kesannya dengan singkat ketika diminta Andika Pratama selaku host yang memandu acara itu. Dan istri pertama yang dikaruniai seorang anak itu menyatakan, kain batik salah satu peninggalan almarhum itu, mudah-mudahan menjadi kenang-kenangan menarik bagi yang berhasil menjadi juara, dan akan memotivasi terus untuk melestarikan bagian dari budaya Jawa itu

Dan tak kalah menari, Staso Prasetyo yang tampil mendampingi ”sang ibu”-pun ikut berbicara ketika dipancing Andika Pratama. Bahwa dirinya bangga menjadi salah seorang anak legenda bintang dangdut Jawa, dan karenanya ingin ikut melestarikan dengan cara mengikuti jejak sang ayah.

Namun bukan persoalan citra visual tampilnya Hj Saputri yang tampak akrab dengan anak dari istri kedua Didi Kempot. Tetapi tampilnya sosok Staso Prasetyo yang kini seakan mulai terang-terangan ”memperlihatkan jatidirinya”, tentu menjadi sorotan publik terutama di sekitar peristiwa sampai meninggalnya sang ”Raja Dangdut Jawa” itu pada 5 Mei 2020.

BERSAMA TIGA ANAKNYA : Sang ”Pujangga Dangdut Jawa” Didi Kempot (alm), tampak akrab bersama Staso Prasetyo dan dua adiknya, pada suatu kesempatan berkunjung di rumah istri keduanya, Dian Ekawati di kawasan Pajang. (foto : iMNews.id/dok)

Pejuang Tiga Keluarga

Dengan munculnya sisi kehidupan keluarga almarhum sedikit demi sedikit, publik seakan diperkaya wawasannya, bahwa selama ini sang The Godfather of Broken Heart” itu, adalah sosok pejuang gigih bagi tiga keluarga kecil sekaligus, bahkan lebih dari itu.

Karena selama ini, publik hanya diberi kesan seolah-olah bahwa Yan Vellia yang dikaruniai dua anak itu, merupakan satu-satunya keluarga yang dibangun almarhum. Kesan yang muncul di kalangan publik selama ini memang tidak salah, karena faktanya Yan Vellia lebih sering bahkan sangat dominan, tampil di muka publik dengan kelompok penyanyi yang dikelolanya di bawah bendera Didi Kempot Management (DKM).

Padahal faktanya, publik memang nyaris tidak pernah tahu bahwa ada istri pertama Hj Saputri yang tinggal di Ngawi (Jatim). Juga istri kedua Dian Ekawati yang dikaruniai tiga anak dan tinggal di kawasan Pajang, di perbatasan antara Kota Solo dan Kabupaten Sukoharjo itu.

Oleh sebab itu, penampilan Staso Prasetyo menjadi makin menarik dicermati publik, mengingat banyak suara publik di berbagai media sosial (medsos) yang menginginkan agar segera ada sosok pengganti/penerus pelestari lagu-lagu pop atau dangdut atau keroncong dangdut (congdut) Jawa, datang dari kalangan keluarga dekat.

Memang, citra visual yang tampak hanyalah penampilan seorang ibu, Hj Saputri naik panggung dalam acara kompetisi bintang dangdut Jawa. Kedatangannya, didampingi seorang pemuda yang tak lain adalah darah daging almarhum sang suami. 

JEJAK SANG AYAH : Staso Prasetyo (tengah), mulai mencoba mengikuti jejak sang ayah Didi Kempot (alm), meluncurkan album keduanya ”Ikhlas Ati” di Jakarta, beberapa waktu lalu. Ia didampingi, Andi Zate (berikat kepala), seorang komposer sahabat sang ayah yang juga pembimbingnya.(foto : iMNews.id/dok)

Diperkenalkan Jalan Sang Ayah

Tetapi, publik yang melihat bisa saja menangkap pesan atau simbol lain bahwa Staso benar-benar mulai diperkenalkan kepada publik secara luas, bahwa dialah (yang bisa diharapkan) sebagai calon penerus jejak sang ayah, kelak bisa berperan sebagai pahlawan keluarga pelestari dangdut Jawa seperti yang sudah dilakukian sang ayah.

Publik memang banyak berharap dan boleh menunggu harapan itu bisa diwujudkan Staso Prasetyo (21), pemuda belia yang kini sudah punya keluarga kecil dengan dua anak itu. Tetapi bagi Andi Zate, seorang sahabat akrab yang punya profesi, sama bahkan sering menjadi ”think thank” almarhum, punya pandangan berbeda soal potensi Staso yang sempat diasuhnya beberapa waktu sebelum dan sesudah sang ”Pujangga Dangdut Jawa” meninggal.

Menurutnya, sangat kecil kemungkinan atau bahkan mustahil ada sosok tokoh baru yang bisa menggantikan posisi atau peran yang punya kapasitas lengkap seperti almarhum. Termasuk Staso Prasetyo, yang notabene anak almarhum sendiri yang juga sudah mulai belajar menulis lagu dan dicoba dibawakan sendiri di medsos.

“Soal penampilan mbak Putri (Hj Saputri-Red) bersama Staso di sebuah acara di TV, saya berfikir positif saja. Dan pemandangan itu memang sangat positif untuk membangun citra keluarga besar di depan publik”. Dan penampilan itu memang bisa melahirkan beberapa spekulasi anggapan”. 

Tetapi publik juga bisa menangkap sinyal positif lainnya. Karena secara tidak langsung, beliau (Hj Saputri) ingin memperkenalkan Staso. Setidaknya ingin menunjukkan kepada sang anak, kira-kira jalan panjang yang pernah dilalui sang ayah sebelum mencapai sukses seperti itu,” ujar Andi Zate, menjawab pertanyaan iMNews.Id tadi siang (iMNews.id, 24/1). (Won Poerwono-bersambung)