Dekan FT Unsarwi Bertemu Gusti Behi, Konsultasi Menjelang Pameran Keris di Jogja
SURAKARTA, iMNews.id – Senin Legi (10/11/2025) hari ini menjadi hari pertama dimulainya berbagai kegiatan rutin di Kraton Mataram Surakarta secara serentak, setelah melewati seminggu masa bergabung atas wafatnya Sinuhun PB XIII, Minggu (2/11). Namun, soal urusan proses suksesi sama sekali tak memperlihatkan pergerakan di permukaan, karena masa berkabung untuk ini 40 hari bahkan setelah 100 hari.
Tanda-tanda paling tampak adanya gerak kehidupan kembali “mengusir sepi” yang terjadi di kraton mulai Senin hari ini tadi, adalah datangnya 250-an mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel, Surabaya (Jatim). Kedatangan mahasiswa Program Studi Sejarah dari universitas itu, terhitung lebih besar dari rata-rata studi lapangan mahasiswa baru sejumlah kampus di tahun-tahun lalu, yang rata-rata 150-an.
Karena jumlahnya cukup besar, maka semua mahasiswa peserta studi lapangan diajak 7 pemandu wisata kraton melakukan “field trip”, mulai dari Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa. Mereka mendapatkan penjelasan makna tiap bangunan yang dilewati, dari sebagian struktur utuh kraton, hingga halaman Bangsal Marcukunda. Di Bangsal Smarakata, diadakan tanya-jawab yang dipandu KRT Drs Supardjo, pengasuh Sasana Pustaka.
Ada dua “pustakawan” pengasuh tanya-jawab selain KRT Drs Supardjo, yang selama 30-an menit memberi “kuliah lapangan” mengenai sejarah Kraton Mataram Islam dan khususnya Mataram Surakarta yang selama 200 tahun eksis (1745-1945), hingga lahirnya NKRI (1945). Setelah selesai “kuliah lapangan”, secara bergiliran tiap 40 orang, mereka diajak masuk ke Sasana Pustaka untuk melanjutkan dengan studi pustaka.

“Langkah KGPH Hangabehi (Pengageng Museum, Pagelaran dan Alun-alun Lor) sangat tepat. Sejak Kamis (6/11) seminggu lalu memulai layanan kunjungan wisata ‘terbatas’. Rutenya dari Pendapa Pagelaran ke arah selatan, sampai di halaman Bangsal Marcukunda/Bangsal Smarakata. Karena, layanan museum belum dibuka kembali. bagi kalangan mahasiswa, ‘field trip’ seperti ini sangat bermanfaat,” ujar RT Warno Setiadi.
RT Warno Setiadi, KRT Suparno dan beberapa pemandu wisata lain saat ditanya iMNews.id juga menjelaskan, para pemandu wisata kraton bisa memberikan pemahaman kepada semua pengunjung. Mereka sudah berbekal pengetahuan sejarah, nama dan makna seluruh struktur bangunan, juga yang berkait dengan budayanya. Karena, Kraton Mataram Surakarta adalah sumber Budaya Jawa, tempat belajar “ilmu” dan “ngelmu”.
Berkait dengan segala aktivitas rutin di kraton yang sudah bergerak kembali secara serentak mulai Senin (10/11) ini, dibenarkan KPH Edy Wirabhumi (Pimpinan Eksekutif LHKS) yang diwawancarai beberapa wartawan di dekat Bangsal Smarakata. Di luar sesi tanya-jawab para mahasiswa UIN Sunan Ampel (Surabaya) dengan dua pustakawan, Pangarsa Pakasa Punjer itu menjelaskan bahwa semua kembali bekerja setelah “7 hari”.
“Jadi, setelah 7 hari masa berkabung, kami semua harus kembali bekerja rutin di pos masing -masing. Kalau layanan kunjungan wisata “terbatas”, misalnya para mahasiswa ini, bisa dilayani seperti ini (field trip), bahkan mulai seminggu lalu. Setelah dari Bangsal Smarakata, nanti akan diajak ke Sasana Pustaka. Karena, layanan di museum untuk umum baru bisa dimulai, Selasa (11/11) besok,” ujar KPH Edy Wirabhumi.

Dia juga menjelaskan pekerjaan proyek revitalisasi menara Panggung Sangga Buwana yang harus dilanjutkan kembali. Karena, jauh sebelum Sinuhun PB XIII wafat, perencanaan pekerjaan harus selesai setelah dalam 3 bulan yaitu di bulan November ini. Kontrak pengerjaan proyek itu ada batas waktunya. Begitu pula proyek revitalisasi Museum Art Gallery yang dimulai beberapa hari sebelum peristiwa duka, yang harus berlanjut.
KPH Edy Wirabhumi menyatakan Senin (10/11) hari ini menjadi saat dimulainya kembali pekerjaan tahap akhir proyek revitalisasi Panggung Sangga Buwana, juga bagian awal proyek revitalisasi Museum Art Gallery. Keduanya harus dilanjutkan, setelah berdialog dengan Kemenbud yang menginisiasi revitalisasi dua bangunan di kraton yang dinilai sudah mendesak mendapat penanganan serius itu.
Namun, Pangarsa Pakasa Punjer itu tidak bersedia menjawab semua pertanyaan wartawan yang menyangkut proses alih kepemimpinan. Karena Gusti Moeng (Pengageng sasana Wilapa/pangarsa LDA) sudah menegaskan, untuk urusan suksesi semua kerabat harus menghormati suasana masa berkabung. Dirinya dan semua jajaran Bebadan Kabinet 2004, sepakat untuk mematuhi suasana itu, diam dan menunggu saatnya.
Saat dua pustakawan dan sejumlah pemandu wisata menerima kedatangan 250-an mahasiswa Prodi Sejarah UIN Sunan Ampul (Surabaya), tampak juga Gusti Moeng dan KGPH Hangabehi serta sejumlah pejabat jajaran Bebadan Kabinet 2004 melintas untuk tugas masing-masing. Termasuk KGPH Hangabehi yang habis melepas Dr Ir Iskandar Yasin, Dekan Fakultas Teknik (FT) Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa (UST) Jogja.

Dekan FT UST atau “Unsarwi” Jogja itu bersama rombongan, termasuk Ki Dr Purwadi (Peneliti Sejarah/Ketua Lokantara), dilepas kepergiannya di Kori Kamandungan Lor di sela-sela berlangsungnya kunjungan para mahasiswa UIN Sunan Ampel di Bangsal Smarakata. Para tamu yang juga tim pengusul gelar Pahlawan Nasional untuk Sinuhun PB XII itu, habis diterima KGPH Hangabehi di ruang tamu Kori Srimanganti.
Dalam penjelasannya, Dr Iskandar Yasin berdiskusi dengan KGPH Hangabehi dan KPH Atmodiningrat sehubungan rencana akan digelar “Pameran Keris Golok dan Pedang Sepuh” di Pendapa Agung Taman Siswa, Jogja. Pameran yang digelar kerja-sama beberapa pihak itu, diagendakan 21-23 November ini. Fakultas Teknik di antara sivitas akademik Unsarwi sangat berkepentingan dalam pameran karya matalurgi itu, termasuk dirinya.
“Jadi, saya ingin berkonsultasi dengan beliau. Karena, ada agenda pameran keris di Pendapa Agung Taman Siswa. Seperti yang kami aturkan kepada kanjeng Gusti Behi (KGPH Hangabehi) tadi, saya juga punya keris Kiai Singabarong, tangguh Mataram Sultan-agungan,” ujar Dr Iskandar Yasin, dekan FT UST Jogja, melalui nomer WAnya kepada iMNews.id, Senin pagi (10/11) sebelum tiba di kraton bersama rombongannya.
Sementara itu, dalam konsultasinya dengan KGPH Hangabehi, agenda pameran itu disampaikan semuanya, termasuk meminta informasi untuk merekomendasikannya hadir pameran kalau ada waktu memungkinkan. Dalam perbincangan itu Dr Iskandar menyebut, memang waktunya sudah mendesak, tinggal beberapa hari lagi. Karena pameran akan digelar 21-23 November dan FT Unsarwi sangat berkepentingan mencermati event itu.

Dalam perbincangan Dr Iskandar Yasin juga berkonsultasi mengenai sebilah keris yang dimilikinya, bernama Kiai Singobarong, tangguh Mataram Sultan-agungan. Keris jenis ‘gayaman’ gagrag Jogja itu disebutkan pemberian (warisan) dari kakeknya. KGPH Hangabehi dan KPH Atmodiningrat bergantian mengamati keris “luk telu” (lekuk tiga) yang disebut, karena pamor dan sogokannya membuat keris itu “luar biasa dan langka”.
Perbincangan di antara mereka juga menyinggung event “Jambore Keris Nasional 2025”, yang digelar di Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa Kraton Mataram Surakarta. Karena, KGPH Hangabehi dan KPH Atmodiningrat ikut terlibat aktif mewakili lembaga kraton yang dikenal sebagai sumber sejarah karya Tosan Aji itu. Keris, adalah karya metalurgi luar biasa yang sudah diakui Unesco sebagai salah satu “heritage dunia”.

Dalam diskusi itu, baik KGPH Hangabehi maupun KPH Atmodiningrat menjyebut bahwa keris Kiai Singabarong itu jenis yang cocok “dirawat” (dimiliki) seseorang yang sedang berkarier. Tak hanya keduanya, Ki Dr Purwadi selaku pakar “Budaya Jawa dan Studi Kebangsaan”-pun menilai, jenis keris itu cocok sekali untuk Dr Iskandar Yasin, yang tulus ikhlas menjadi Ketua Tim pengusul gelar Pahlawan Nasional untuk PB XII.
Mengakhiri kunjungannya berdiskusi dengan dua tokoh representasi sumber pengetahuan “Tosan Aji” Kraton mataram Surakarta itu, KGPH Hangabehi mengajak berfoto bersama di depan Kori Sri Manganti Lor di bawah simbol “Surya Mataram”. Sementara, berbagai aktivitas di sekelilingnya sudah bergerak dengan intensitas tinggi, termasuk pengerjaan Panggung Sangga Buwana yang sedang menaikkan papan kayu ke lima lantainya. (won-i1)









