Seluruh Rangkaian Ritual “Adang” Selesai, Tinggal “Dilabuh” di Parangkusuma
SURAKARTA, iMNews.id – “Keren” bekas digunakan ritual “adang sekul” di Tahun Dal 1959, Minggu malam (7/9) lalu, dibongkar oleh belasan “abdi-dalem”, Minggu Wage (14/9) mulai pukul 09.00 WIB pagi tadi.
Penggempuran pasangan batu-bata berlangsung tungku berlubang 4 itu berlangsung singkat, karena selepas pukul 12.00 WIB sudah rata-rata dan tinggal menyingkirkan sisa gempuran dari ruang Pawon Gandarasan.

Diawali dengan donga wilujengan, lalu dilanjutkan penggempuran “keren” atau tungku di dalam Pawon Gandarasan oleh belasan abdi-dalem, menggunakan palu besar, cangkul, sekop dan sebagainya.
Bongkaran berupa “krakal” lalu mulai disingkirkan dan diwadahi karung, dan seterusnya lantai dapur akan dikembalikan rata seperti sebelum digunakan ritual “mbethak” (adang) atau menanak nasi.

“Kalau brangkal bekas bongkaran keren, harus disingkirkan dari situ. Tetapi sisa-sisa peralatan bekas dipakai ‘adang’, akan dilabuh ke segara kidul Pantai Prangkusuma. Saya tidak tahu upacara adat Labuhan kapan akan dilakukan”.
“Pasti menunggu hari baik. Karena, mungkin saja Labuhan yang akan dilakukan kraton, bersamaan dengan langse yang dilarap dari beberapa makam leluhur Dinasti Mataram,” ujar KRMH Suryo, Minggu pagi tadi.

KRMH Suryo Kusumowibowo (Wakil Pangageng Sasana Prabu) saat dimintai konfirmasi iMNews.id, tadi pagi menambahkan, pembongkaran “keren” yang habid dipakai untuk “mbethak” harus selesai dalam sehari ini.
Sedangkan sisa-sisa bahan dan peralatan yang digunakan untuk ritual “adang”, harus dilabuh. Termasuk, arang sisa pembakaran, kayu bakar dan merang sisa hasil “nutu” atau padi yang ditumbuk dan sebagainya.

Mengenai Labuhan ke “segara kidul” melalui pantai Parangkusuma untuk “mengembalikan” sisa-sisa yang digunakan untuk “adang”, juga dibenarkan Gusti Moeng menjawab pertanyaan iMNews.id, Selasa (9/9).
Saat itu, dia bergegas untuk berganti busana yang basah karena memimpin langsung “isah-isah” atau jamasan semua “dandang” yang habis digunakan untuk “adang”, termasuk, beberapa “kukusan” berukuran jumbo.

“Kukusan” bekas “adang”, termasuk yang akan dilabuh di Parangkusuma nanti. Soal waktunya, harus dicari waktu yang tepat,” ujar singkat Gusti Moeng saat selesai memimpin ritual jamasan semua “dandang”, siang itu.
Mengenai pembongkaran “keren”, juga sudah didapat “dhawuh” dari Kantor Sasana Wilapa, lalu disampaikan KRMH Suryo Kusumowibowo kepada para abdi-dalem yang bertugas. Ritual “adang” akan berulang lagi di tahun 2033. (won-i1)