Warga Tawangmangu (Karanganyar) Baru Tahu di Kraton Ada Tari “Srimpi Lobong”
SURAKARTA, iMNews.id – Pentas seni tari “Sekaten Art Festival 2025” malam keempat digelar di Pendapa Sitinggil Lor Kraton Mataram Surakarta, Senin (1/9). Pentas ini termasuk baru beberapa kali disajikan di sela-sela upacara adat hajad-dalem Sekaten Garebeg Mulud mulai menjelang 2017. Karena sejak Bebadan Kabinet 2004 berdiri, agenda pentas tari digelar untuk menandai ritual tingalan jumenengan.
Seperti diketahui, agenda pentas tari yang diinisiasi dan dikelola GKR Wandansari Koes Moertiyah selaku Pengageng Sasana Wilapa sekaligus Ketua Yayasan Pawiyatan Kabudayan Kraton Mataram Surakarta, semula dimaksudkan untuk menandai dan menyemarakkan ritual tingalan jumenengan Sinuhun PB XIII, mulai 2004. Namun setelah Sinuhun memilih “jalannya sendiri”, agenda pentas tari dipindah ke acara ritual Sekaten.

Pemindahan agenda pentas tari untuk menambah bobot upacara adat Sekaten Garebeg Mulud yang pelan-pelan menemukan menemukan format ideal antara kebutuhan spiritual religi yang dipancarkan kagungan-dalem Masjid Agung dan unsur apiritual kebatinan yang disajikan dari panggung seni tari. Meskipun, dari keramaian pasar malam, juga tersaji barang-barang dagangan yang punya nilai edukasi makna filosofi.
Dari perjalanan situasi dan kondisi yang diikuti iMNews.id sejak 1985, periode ritual Sekaten Garebeg Mulud jauh sebelum 2017 kraton pernah menyajikan pertunjukan seni pedalangan di kompleks Pendapa Sitinggil Lor dan Pendapa Sitinggil Kidul. Namun, situasi dan kondisi kraton yang mulai kurang kondusif akibat friksi tahun 2004 dan muncul kembali menjelang 2017, terpaksa meniadakan pentas wayang kulit.

Begitu memasuki “ontran-ontran” lanjutan pada periode 2017 berupa “insiden mirip operasi militer”, di sela-sela Sekaten Garebeg Mulud diisi pentas seni “Sekaten Art Festival” yang dikelola dan diinisiasi Gusti Moeng, walau berada di luar kraton. Seterusnya, agenda kegiatan itu berjalan rutin tiap tahun, termasuk di saat pandemi Corona, yang berlanjut hingga ritual “Sekaten Garebeg Mulud 2025” ini.
Dalam dinamika situasi dan kondisi secara umum maupun secara khusus yang terjadi di Kraton Mataram Surakarta, iMNews.id mencatat banyak hal yang menguntungkan sekaligus merugikan, baik bagi masyarakat adat kraton maupun publik secara luas. Salah kerugiannya, baru diketahui secara jelas dari arena pentas di malam keempat “Sekaten Art Festival” di Pendapa Sitinggil Lor, Senin (1/9) semalam.

Di antara rombongan warga dari Tawangmangu (Karanganyar) yang terdiri dari anggota sanggar tari, kalangan orangtua penari dan para supporternya, memberi pernyataan yang cukup mengejutkan saat ditanya seorang pemandu acara pentas (MC), semalam. Wanita berusia 50-an yang mengaku anggota rombongan supporter itu menegaskan, dirinya baru sekali itu menyaksikan tari “Srimpi Lobong”, milik kraton.
Wanita itu sedikit berkisah saat ditanya bagaimana kesan-kesannya menyaksikan pentas seni “Sekaten Art Festival”?. Dia menjawab, senang sekali karena baru sekali itu dirinya menyaksikan sajian tari “Srimpi Lobong” yang menurutnya sangat beda dengan sajian tari lainnya. Menurutnya, tarian itu membuat suasana hening dan membuat dirinya “merinding” karena terbawa oleh suasana saat karya PB VIII itu disajikan.

Semalam, tari “Srimpi Lobong” disajikan di urutan tengah oleh Sanggar Pawiyatan Beksa Kraton Mataram Surakarta. Tarian yang diperagakan 4 penari itu tersaji sangat indah, penuh estetika dan etika, yang membuat benar-benar beda dengan 9 judul/repertoar tari berbagai jenis sajian sanggar-sanggar peserta pentas. Walau hanya 20 menit, tetapi wibawanya bisa “menghipnotis” 200-an penonton yang hanya bisa diam.
Terlepas akibat kelemahan sisi publikasi dan edukasi banyak pihak atas kisah yang dialami wanita di atas, pentas malam keempatyang diisi Sanggar Sekar Kencana (Tawangmangu), Dan Dance Studio, RNR Studio Pruduction, SMA St Yosef, sanggar tari dari Kabupaten Magetan dan kraton, semalam sukses dan menghibur. Pentas akan berlanjut di malam kelima, Selasa malam (2/9) nanti, mulai pukul 19.30 WIB. (won-i1)