Karya Tosan Aji Tidak Berhenti, Harus Terus Diproduksi yang Baru
SURAKARTA, iMNews.id – Jadwal event “Jambore Nasional Keris 2025” bergeser maju dari yang semula dipublikasikan melalui berbagai media, berlangsung 26-29 Juni. Jadwal itu berubah menjadi 23-26 Juni dan pembukaannya dilakukan Gusti Moeng di Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa, semalam (Senin malam, 23/6).
“Iya mas, karena ada ‘mis-komunikasi’ (gangguan teknis-Red). Awalnya permohonan event ini masuk ke ‘sebelah sana’. Tetapi tidak tahu, katanya tidak ditanggapi. Waktunya kita geser maju. Agar berakhirnya tepat pada kirab malam 1 Sura,” ujar KGPH Hangabehi menjawab iMNews.id, semalam.
Penegasan putra tertua Sinuhun PB XIII yang kini menjabat Pengageng Museum, Pagelaran dan Alun-alun itu diberikan saat dihampiri iMNews.id seusai upacara pembukaan jambore, semalam. Menurutnya, event jambore keris terbesar di kraton baru kali pertama terjadi di tahun 2025 ini.
Ketika dimintai kesan dan pandangannya soal karya-karya baru yang dipamerkan dia menyatakan, empu-empu baru memiliki banyak kreativitas. Meskipun, yang menjadi pijakan pengembangannya adalah keris karya-karya lama. Tetapi, karya Tosan Aji tidak boleh berhenti, harus terus ada yang baru.

“Kalau keris dan karya tosan-aji lainnya terus diproduksi, selain merangsang kreativitas, kekaryaan di bidang itu berarti tidak mandeg. Saya justru berharap, jangan sampai mandeg. Publik jangan hanya terpukau pada karya lama. Yang baru-pun banyak yang berkualitas,” tambahnya.
Sementara itu, jalannya upacara pembukaan semalam berlangsung lancar. Walau masih tampak ada kekurangannya, tetapi masih dalam batas wajar. Misalnya penerangan yang minim di stan-stan etalase dan meja bursa maupun pameran, karena persiapan mendadag akibat jadwalnya digeser maju.
Ada 75 stan UMKM keris dan berbagai jenis karya tosan-aji di zona bursa dan pameran, kontes dan lelang tosan-aji karya baru yang ditempatkan dalam satu zona bersebelahan. Ada 110 karya peserta kontes/lelang dan karya 16 peserta lomba menempati separo ruang pendapa di sebelah timur.
Sementara, dapur “besalen” untuk demo tempa tosan aji digelar di halaman pendapa. Dapur yang diurus sekelompok seniman atau empu muda dari ISI Surakarta itu, untuk memperlihatkan proses pembuatan keris dan jenis karya tosan aji lainnya. Namun sayang, penerangan belum dipasang cukup.

Beberapa data peserta di atas, disebut Dayu Handoko selaku panitia penyelenggara “Jambore Nasional Keris 2025” dalam sambutan dan laporannya. Menurutnya, jambore keris nasional terbesar kali pertama, diadakan di Kraton Mataram Surakarta di tahun 2025 ini.
Pesertanya disebutkan dari kalangan komunitas pecinta tosan-aji, perajin -besalen dan kolektor dari berbagai daerah secara nasional. Terutama dari Jatim, Jateng, Jabar, DKI, Bali dan dari Lombok (NTB). Tetapi event ini juga mendorong penciptaan karya baru yang bertema “dapur sengkelat”.
Dari pihak sponsor (PT Harsen Laboratories) juga memberi sambutan, mengenai kepeduliannya pada aktivitas upaya pelestarian budaya bangsa. KRA Joko Murdianto selaku pimpinan di perusahaan itu, selain Ketua Pakasa Cabang Kota Bekas, juga salah seorang pecinta kain “tolak-bala”.
Sementara itu, Gusti Moeng (Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa LDA) dalam sambutannya, walau dirinya kurang paham soal keris tetapi bisa bercerita tentang “daya kekuatan” supranatural senjata di masa lampau itu. Karena, kisahnya terjadi di hadapannya sendiri ketika Sinuhun PB XII “beraksi”.

“Ini saya hanya ingin cerita soal kehebatan pusaka keris. Karena, saya melihat sendiri waktu suwargi bapak Sinuhun bersama kami rombongan ke Jepang tahun 1980-an. Sinuhun itu kalau ke mana-mana selalu membawa (pusaka), lengkap dengan uba-rampenya seperti anglo, areng dan sebagainya”.
“Ada dua kali peristiwa yang bisa dipahami sebagai kehebatan pusaka yang dibawa Sinuhun. Tetapi, para leluhur selalu mengajarkan pada saya, yen ora percaya, aja maido. Biasanya, keris sekarang kan hanya bisa berdiri dan berputar mungser-mungser begitu ta, yang ini bukan begitu”.
“Yang pertama, kami serombongan akan pulang dari Tokyo melalui Bandara Narita. Sesampai di bandara, keberangkatan delay 6 jam karena pesawat rusak. Ternyata, haru itu pas Sabtu Kliwon, hari apesnya Sinuhun. Yang satu lagi kereta apinya mogok, karena Sinuhun masih di luar,” tuturnya.
Usai memberi sambutan, Gusti Moeng diminta membuka resmi dengan memukul gong. Ia didampingi panitia dan tuan rumah, termasuk KGPH Hangabehi dan KPH Edy Wirabhumi. Di sela-sela foto bersama, panitia penyelenggara menyerahkan buku katalog jambore kepada Gusti Moeng.

Jambore berlanjut di hari kedua, Selasa (24/6) hari ini dengan pameran, bursa, kontes dan lelang yang dibuka mulai pukul 10.00 WIB pagi ini. Acara berlanjut pukul 14.00 WIB dengan Diskusi Budaya bertema “Peran Komunitas Budaya dalam Kemajuan Budaya Tosan Aji Nusantara”.
KGPH Hangabehi (Pengageng Museum-Pagelaran-Alun-alun), KP Budayaningrat (dwija Sanggar Pasinaon Pambiwara) dan wakil dari Pakasa cabang akan tampil sebagai nara sumber. Sedangkan Dayu Handoko (penyelenggara) akan memandu sebagai moderator. Jambore masih berlangsung sampai Sabtu 26 Juni. (won-i1)