Dihadiri KGPH Puger, “Duo Anggrek” dan Putra Mahkota KGPH Hangabehi
SURAKARTA, iMNews.id – Upacara adat haul atau khol peringatan wafat Sinuhun PB XII digelar “Bebadan Kabinet 2004” di “gedhong” Sasana Handrawina, Jumat (25/10) siang tadi. Suasananya semakin sejuk karena KGPH Puger bersama tiga putranya juga hadir, selain “Duo Anggrek”, GKR Ayu Koes Indriyah (Ketua Putri Narpa Wandawa) dan putra mahkota KGPH Hangabehi.
Ritual khol Sinuhun PB XII yang dimulai pukul 13.30 WIB lebih itu dihadiri sekitar 400 anggota masyarakat adat yang terdiri dari keluarga inti, sentana-dalem, sentana garap dan abdi-dalem garap serta abdi-dalem warga Pakasa sejumlah cabang, Putri Narpa Wandawa, prajurit dan elemen lain seperti Sanggar Pasinaon Pambiwara dan Pasipamartanya.
Khusus untuk khol Sinuhun PB XII ini, mulai sebelum pukul 13.00 WIB didahului dengan khataman Alqur’an yang dipimpin abdi-dalem jurusuranata RT Irawan Wijaya Pujodipuro. Pada upacara adat khol untuk para tokoh leluhur Dinasti Mataram lainnya, biasanya tanpa khataman langsung dzikir, tahlil, shalawat Sultanagungan, syahadat Quresh dan donga wilujengan.

Namun, jalannya khataman Alqur’an tetap berlangsung lancar seperti yang digelar rutin tiap malam kamis Kliwon di Bangsal Smarakata. Karena, siang tadi juga banyak didukung para abdi-dalem “Kanca Kaji” utusan Pakasa dari beberapa cabang, di antaranya Pakasa Kudus datang 10 orang dipimpin langsung ketuanya, KRA Panembahan Didik Gilingwesi Hadinagoro.
Juga 12 abdi-dalem “Kanca Kaji” dari Pakasa Cabang Pati yang dipimpin KRAT Mulyadi Puspopustoko (Ketua). Berikutnya tampak utusan 8 abdi-dalem “Kanca Kaji” dari Pakasa Cabang Jepara yang dipimpin RT Rasmaji, dan abdi-dalem “Kanca Kaji” senior dari Kabupaten Madiun (Jatim) KRT Ahmad Daruq Reksobudoyo MFil-I yang juga dosen IAIN Gebang Tinatar Ponorogo.
Dari Pakasa Cabang Klaten juga tampak ketuanya, KP Probonagoro yang dalam laporan panitia mengerahkan 70-an warganya. Kemudian Pakasa Cabang Ngawi ada 20-an orang yang dipimpin ketua hariannya, KRT Suyono Sastroredjo. Pakasa Cabang Nganjuk tampak ketuanya KRAT Sukoco Joyonagoro dan Pakasa Cabang Grobogan ada 30-an warga hadir walau pengurusnya vakum.

Selain itu, Pakasa Cabang Ponorogo juga hadir 6 orang yang dipimpin Wakil Ketuanya, KRAT Sunarso Suro Agul-agul. Walau kepengurusannya kurang aktif, tetapi Pakasa Cabang Sukoharjo mengutus 8 abdi-dalem, Sragen 5 warga dan Boyolali 15 abdi-dalem. Embriyo Pakasa Cabang Pacitan yang dipimpin ketuanya, KRAT Heru Arifianto, juga datang membawa 15 orang.
Sekitar pukul 13.30 WIB khataman Alqur’an baru selesai, langsung dilanjutkan dengan donga wilujengan, tahlil, dzikir, shalawat Sultanagungan dan syahadat Quresh. Tetapi didahului dengan pemberian “dhawuh” oleh Gusti Moeng kepada RT Irawan Wijaya Pujodipuro untuk memimpin doa, sambil menuggu kehadiran warga Pakasa cabang yang datang dari jauh.
Ritual khol Sinuhun Pb XII baru berakhir sekitar pukul 15.15 dan dilanjutkan dengan rapat pengurus Pakasa cabang yang dipimpin langsung KPH Edy Wirabhumi selaku Pangarsa Pakasa Punjer di ruang Sasana Handrawina itu juga, hingga selesai. Rapat pengurus Pakasa yang diikuti para ketua dan utusan pengurus cabang untuk membahas rencana Hari Jadi Pakasa ke-93.

Hari Jadi Pakasa ke-93 yang tepatnya diperingati pada 29 November nanti sesuai kelahirannya 29 November 1931 yang diinisiasi putra mahkota Sinuhun PB X yang bernama KGPH Hangabehi itu, di tahun 2024 ini juga akan diperingati. Rapat yang berlangsung seusai ritual khol siang tadi, membahas rencana peringatan baik di punjer Surakarta maupun di cabang.
Mengenai Sinuhun PB XII yang kholnya diperingati siang tadi, adalah Raja Mataram Surakarta yang paling lama bertahta yaitu 59 tahun dari tahun 1945 hingga 2004. Para Raja Mataram pendahulunya, rata-rata hanya bertahta 30-an tahun, bahkan Sinuhun PB V yang tergolong paling singkat, yaitu hanya 3 tahun dari 1820-1823 tetapi banyak sekali karyanya.
Sinuhun PB XII yang bernama kecil GRM Surya Guritna adalah Raja yang menghadapi berbagai pergolakan menjelang RI lahir hingga peristiwa memilukan setelahnya, yaitu tragedi penolakan DIS, PKI 1965 dan pergolakan reformasi 1998. Saat Raja ini memimpin, kraton menghadapi tantangan besar, dari desakralisasi, demitosisasi, delegitimasi hingga “dekratonisasi”.

Sementara itu, suasana ritual khol siang tadi ada pemandangan yang membuat suasana lebih sejuk karena hadirnya sejumlah tokoh yang sebelumnya sempat “menghilang”. Di antaranya yaitu KGPH Puger, kakak kandung Gusti Moeng yang sejak jajaran “Bebadan Kabinet 2004” terbentuk dipercaya menjabat sejumlah kantor Pengageng, siang tadi tampil di dekat Gusti Moeng.
KGPH Puger yang sebelumnya sudah beberapa kali tampak di berbagai kegiatan di kraton, siang tadi didampingi dua putranya KRMH Surya Adimijaya dan BRM Suryo Triono. Bahkan, BRM Suryo, dosen di sebuah kampus swasta ini aktif sebagai “dwija” di Sanggar Pasinaon Pambiwara. Sedangkan KRMH Suryo Kusumo Wibowo dan KRMH Suryo Manikmoyo, nyaris tak pernah absen.
Yang menarik, dua putri Sinuhun Suyo Partono (PB XIII) yaitu GKR Timoer Rumbai dan GRAy Ratih yang dulu “menghilang” bersama anggota “Trio Wek-wek” yang bernama GRAy Devi, siang tadi hadir. Tetapi hanya “Duo Anggrek” yang beranggotakan GKR Timoer Rumbai dan GRAy Ratih. Putra mahkota KGPH Hangabehi-pun juga tampak, walau datang belakangan. (won-i1)