Rakor Pengamanan Kirab Pusaka Digelar, Sedikitnya Didukung 5 Ribu Peserta

  • Post author:
  • Post published:June 19, 2025
  • Post category:Regional
  • Reading time:5 mins read
You are currently viewing Rakor Pengamanan Kirab Pusaka Digelar, Sedikitnya Didukung 5 Ribu Peserta
SAAT BERBICARA : KGPH Hangabehi ikut memimpin rapat koordinasi pengamanan kirab pusaka 1 Sura dengan berbagai pihak di eks Kantor Sinuhun PB XI, Selasa siang (17/6). KPH Edy Wirabhumi juga mendapingi sebagai pimpinan rapat. (foto : iMNews.id/Dok)

Wisuda Penerima Gelar Kekerabatan, Berkembang Menjadi 325 Sentana dan Abdi-dalem

SURAKARTA, iMNews.id – Rapat koordinasi (rakor) pengamanan upacara adat kirab pusaka menyambut datangnya Tahun Baru Jawa/Hijriyah di malam 1 Sura Tahun Dal 1959/1 Muharam 1447 H yang tepat pada 26 Juni nanti, berlangsung di eks kantor Sinuhun PB XI, Selasa Kliwon (17/6). Rapat diikuti pihak internal dan eksternal kraton.

Rapat yang bergantian dipimpin KGPH Hangabehi (putra tertua Sinuhun PB XIII) dan KPH Edy Wirabhumi itu, diikuti sekitar 50 orang yang terdiri tuan rumah jajaran Bebadan Kabinet 2004, perwakilan Dinas Perhubungan Kota, Satpol PP, utusan Polsek Pasarkliwon, Koramil Pasarkliwon, utusan Kecamatan Pasarkliwon dan Kelurahan Baluwarti.

“Rapat yang pas Anggara Kasih (17/6) kemarin itu, adalah rapat koordinasi dengan berbagai lembaga instansi terkait. Sekali saja sudah cukup. Kalau ada yang perlu dikoordinasikan lagi, bisa lewat telepon/WA. Kalau rapat internal, sudah dua kali. Tapi mungkin masih ada lagi,” ujar KPP Haryo Sinawung Waluyoputro.

Wakil Pengageng Karti Praja yang ikut terlibat dalam rakor Selasa Kliwon (17/6) lalu, saat dimintai konfirmasi iMNews.id Kamis (19/6) siang tadi menyebutkan, rapat dipimpin bergantian antara KGPH Hangabehi dan KPH Edy Wirabhumi (Pimpinan Eksekutif LHKS/Pangarsa Pakasa Punjer). Rapat banyak mengevaluasi kirab pusaka 2024.

SEBAGAI PENDAMPING : Pada kirab pusaka mernyambut 1 Sura tahun lalu, KGPH Hangabehi selaku putra tertua Sinuhun PB XIII tampil sebagai pendampingi di rombongan pusaka 1. Banyak yang berharap, dia tampil “ngampil” pusaka pada kirab tahun 2025 ini. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Hal yang dievaluasi antara lain perlunya “pagar pembatas” yang bisa diwujudkan dengan tambang atau plastik kuning semacam yang digunakan untuk “police line”. Atau pagar beris dari elemen masyarakat misalnya Pramuka, PSHT atau sejenisnya, untuk menghindari masuknya penonton ke dalam barisan kirab selama perjalanan.

Kemudian juga dievaluasi soal bergabungnya warga Paguyuban Kusumo Hondrowino (PKH) yang harus diatur melalui “satu pintu” saja, dan mengenakan tanda pengenal yang sama dikenakan kalangan warga Pakasa cabang. Hal yang disebut KPP Sinawung itu, berkait dengan pentingnya pengurus Pakasa cabang mengisi daftar utusan.

“Dari dua kali rapat internal, banyak yang berharap Kanjeng Gusti Behi (KGPH Hangabehi) yang ‘ngampil’ pusaka 1. Tetapi kami sulit memastikan itu, karena mungkin pihak ‘seberang’ masih ngotot. Terlebih, ada rencana Menteri Kebudayaan Dr Fadli Zon ingin hadir ‘mbuntar’ pusaka. Pasti ditempatkan di pusaka 1”.

“Kalau pak Menteri jadi hadir, peningkatan ketertiban peserta kirab sudah semestinya dilakukan. Selain itu, kebisingan akibat tingginya gerak pengunjung dan pihak lain yang terlalu dekat di sekitar kagungan-dalem mahesa Kiai Slamet bersiap, perlu juga diperhatikan. Agar cucuk-lampah itu tidak stres dan liar,” harap KPP Sinawung.

IKON KIRAB PUSAKA : Hanya Kraton Mataram Surakarta yang memiliki upacara adat kirab pusaka dengan rute sekitar 8 KM dan “dipimpin” oleh kawanan kagungan-dalem mahesa keturunan Kiai Slamet sebagai “cucuk-lampahnya”. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Sentana trah darah-dalem Sinuhun PB IX itu juga menuturkan, dalam rapat disebut bahwa keseluruhan para peserta kirab diperkirakan lima ribuan orang. Namun, jumlah itu belum bisa dirinci karena berkait dengan berbagai elemen peserta, misalnya dari kalangan Pakasa cabang. Hingga siang tadi, masih 21 cabang Pakasa yang mendaftar.

Dari 21 cabang Pakasa itu, sudah terkumpul 657 warga Pakasa yang akan bertugas di beberapa bagian, baik “ngayab” maupun “pangombyong” di setiap pusaka. Hingga kini, rapat memang belum memutuskan berapa pusaka yang akan dikeluarkan, padahal akan menentukan jumlah para petugas di setiap pusaka yang biasanya butuh 40-an orang.

Dari 21 cabang Pakasa yang sudah mengisi daftar utusan dan nama-nama utusannya, adalah Pakasa Kudus, Pacitan, Madiun, Kediri, Ngawi, Bekasi (Jabar), Jepara, Pati, Karanganyar, Nganjuk, Sragen, Boyolali, Magetan, Sukoharjo, Kota Madiun, Trenggalek, Cilacap, Mafelang, Klaten, Malang Raya dan Cabang Grobogan.

Dari yang sudah mendaftar, belum ada isian jumlah utusan dari Pakasa Cabang Ponorogo, karena hingga kini masih membahas jadwal kirab “Bedhol Pusoko” Grebeg Suro yang “tumbuk” dengan kirab pusaka 1 Sura, yaitu 26 Juni malam. Padahal, Kraton Mataram Surakarta telah menetapkan sekitar 40 pengurus Pakasa cabang dalam dekade terakhir.

TIAP HARI : RT Masrukin yang masih terbaring di RSUD Rembang akibat cedera sehabis tersenggol truk di perjalanan menuju makam Pangeran Benawa I, Pucakwangi, Pati, 7 Juni, rutin hampir tiap hari dijenguk kerabatnya warga Pakasa Kudus. (foto : iMNews.id/Dok)

Di antara yang sudah mendaftar, Pakasa Cabang Kudus akan mengutus 30-an orang walau seorang anggotanya RT Masrukin terpaksa tetap dirawat di rumah sakit, karena harus menjalani operasi setelah tersenggol truk saat hendak hadir di acara khol Pangeran Benawa I di Bukti Morotoko, Kecamatan Pucakwangi, Pati, 7 Juni.

Pengurus Pakasa Cabang Kediri yang habis masa bhaktinya tahun 2024, akan mengutus perwakilan 15 orang. Mantan ketuanya, KRT Febrian Bimo Dewobroto Hadiningrat SH sudah mengajukan permohonan penetapan pengurus baru, tetapi belum ditanggapi pengurus Pakasa Punjer. Soal Pakasa, awan bagi Giyantoro, lulusan Sanggar Pasinaon Pambiwara.

Karyawan staf SMAN I Srengat Kabupaten Blitar itu, sama sekali tidak paham soal organisasi Pakasa, karena selama 6 bulan belajar di sanggar pasinaon, tak pernah mendengar informasi soal itu. Hingga kini, juga belum pernah ada informasi soal terbentuknya pengurus Pakasa Cabang Blitar, padahal Giyantoro punya minat bergabung.

Pakasa Cabang Pacitan mengisi daftar 30 warganya akan hadir pada kirab pusaka. Menurut KRAT Heru Arif Pianto Wedyonagoro (Ketua cabang) ada beberapa di antara didaftarkan, akan ikut wisuda di Bangsal Smarakata, Sabtu (21/6). Sementara, KP Bambang S Adiningrat menyatakan, Pakasa Jepara tahun ini tidak ada yang ikut wisuda.

MEMBAHAS JADWAL : Para pimpinan Pakasa Cabang Ponorogo di sela-sela rapat bersama Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko di pendapa kabupaten setempat, kemarin, mencari solusi karena jadwal Grebeg Suro “tumbuk” dengan kirab pusaka di kraton, 26 Juni 2025 malam. (foto : iMNews.id/Dok)

Sementara itu, Pakasa Cabang Denpasar (Bali) yang belum lama ditetapkan kepengurusannya, posisinya sama dengan Pakasa Ponorogo, hingga kini juga belum ada kabarnya. Tetapi Pakasa Cabang Pati yang sedang dilanda “huru-hara” perpecahan kepengurusnya, “meminta tolong” pihak lain mengisi daftar 30 orang warganya akan hadir.

Beberapa pengurus yang dihubungi iMNews.id menyebutkan pihaknya tidak tahu 30 orang yang diutus pimpinan (top leader) untuk hadir di kirab pusaka, 26 Juniitu siapa saja. Pihaknya sudah pasif atau membiarkan pimpinannya berjalan sendiri atau dengan orang lain, karena sudah dianggap “gagal” tapi tidak mau mengundurkan diri. (won-i1)