Tata-ulang Organisasi Pakasa, Jadi Sinyal Serius Ultah Sewindu “Istana Mataram” (seri 7 – bersambung)

  • Post author:
  • Post published:May 4, 2025
  • Post category:Budaya
  • Reading time:5 mins read
You are currently viewing Tata-ulang Organisasi Pakasa, Jadi Sinyal Serius Ultah Sewindu “Istana Mataram” (seri 7 – bersambung)
FORUMNYA PAKASA : Forum ultah sewiundu "Istana Mataram", seakan menjadi forumnya warga Pakasa dari Punjer hingga cabang-cabang yang tersebar di berbagai daerah. Minggu (13/4) itu, Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa, KPH Edy Wirabhumi kembali melempar isyarat reorganisasi Pakasa yang kini sedang berjalan. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

“Forum Pangarsa Cabang” Menghendaki KGPH Hangabehi Secepatnya “Bantu” Pakasa Punjer

IMNEWS.ID – SEMENTARA pengurus Pakasa Cabang Pati yang masih mencari-cari tempat dan waktu untuk bertemu “mendinginkan” suhu yang “menghangat” dalam sepekan terakhir, ada sinyal yang lebih penting dipancarkan “Forum Pangarsa Cabang”. Ada sejumlah figur yang mewakili 17 cabang, dalam 2 pekan terakhir intensif bertemu di “WA” grup menggagas “masa depan” Pakasa.

Dari serangkaian pertemuan yang dilakukan, menghasilkan beberapa kesepakatan. Salah satu kesepakatan yang paling menarik akan disiapkan menjadi “rekomendasi”, adalah meminta KGPH Hangabehi “secepatnya” tampil membantu Pangarsa Punjer. Menurut mereka, KPH Edy Wirabhumi sebagai Pangarsa Punjer mendesak butuh figur “pembantu” untuk mengatasi segala persoalan Pakasa.

Persoalan Pakasa dari Punjer hingga cabang, semakin berdinamika dan trend-nya semakin naik, sebagai konsekuensi atau akibat perkembangan organisasi itu sendiri. Dinamika seperti ini sehat kalau bisa dikelola dengan baik, dan organisasi yang “sehat” adalah yang “bisa berkembang” sesuai bidang tugasnya sebagaimana mestinya atau secara natural.

FORUM KOMUNIKASI : Dalam kesempatan pisowanan upacara adat yang digelar Bebadan Kabinet 2004 Kraton Mataram Surakarta beberapa waktu lalu, forum komunikasi bisa terjadi karena para pengurus Pakasa cabang berkumpul dan bisa berkomunikasi langsung dengan Pangarsa Punjer. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Dengan kata lain, kalau organisasi Pakasa tidak berdinamika atau “stagnan” dan diam di tempat, berarti organisasi itu tidak sehat. Dan itu sudah terbukti, banyak di antara 40-an Pakasa cabang yang terbentuk masuk kategori demikian, dan kini tinggal “namanya” saja. Atau masih ada papan nama dan pengurusnya, tetapi dalam kurun waktu tertentu, masih “stagnan”.

Pengurus Pakasa yang masih “ajeg” diam di tempat, bukan berarti “konsisten” dalam makna positif. Tetapi maknanya ke arah negatif, karena usia para penggerak organisasi semakin bertambah, persoalan hidup pribadi juga semakin bertambah. Dan yang paling berat, adalah situasi dan kondisi zaman semakin menjadi tantangan organisasi yang rumit, kompleks serta berat.

Intinya, organisasi Pakasa yang “stagnan” dalam satu periode masa-bhakti (5 tahun), jelas tidak sehat dan semakin menurun staminanya nila melihat ciri-ciri tantangan di atas. Pertambahan usia dan berbagai persoalan, jelas akan menurunkan semua energi dan stamina manusia. Pakasa yang diurus lebih dari satu orang, memang bisa jadi kuat tetapi juga bisa sebaliknya.

KENANGAN PERJALANAN : Pertemuan utusan semua pengurus Pakasa cabang yang hadir saat ada upacara adat di kraton seperti ini, menjadi kesempatan yang baik untuk membuat kenangan perjalanan organisasi itu. Kini, hampir semua pengurus cabang sedang menjalani evaluasi yang berlanjut dengan reorganisasi. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Berdasar tantangan dan potensi alami itu, maka tepat sekali rekomendasi yang disiapkan para ketua Pakasa cabang yang berkumpul di grup WA itu. Dari sejumlah figur yang disebut “Forum Pangarsa Pakasa Cabang” atau “Forum Pangarsa Cabang” di grup WA memang tidak semuanya “Pangarsa”, karena seperti Pakasa Boyolali, statusnya masih pengurus lama “tidak sehat”.

Pengurus lama yang dimungkinkan terbentuk menjelang dan di awal pandemi Corona, di tahun 2025 ini jelas sudah habis masa- bhaktinya. Dari pengurus lama itu, KRA Teguh adalah figur ketuanya yang mengundurkan diri sekitar 3 tahun lalu dan hingga kini masih belum ada penggantinya secara definitif. Dan, pengurus cabang yang habis masa-bhaktinya di tahun ini juga banyak.

Salah satunya adalah pengurus Pakasa Cabang Pati, yang menurut beberapa organ di dalamnya telah habis masa-bhaktinya di tahun 2024. Salah satu organ pengurus inti Pakasa Pati, memperlihatkan data jawaban dari pengurus Pakasa Punjer, bahwa masa-bhakti pengurus Pati sudah habis di tahun 2024, dan KPH Edy Wirabhumi (Pangarsa Punjer) ingin memastikan itu.

POSISI PENTING : Keberadaan Pakasa cabang yang tersebar di berbagai daerah dan para pimpinannya, akan semakin menjadi elemen yang punya posisi penting di kraton, kini dan ke depan. Karena, merekalah yang akan menjadi daya dukung dan tulang punggung kelangsungan kraton. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

“Saya harus memastikan dulu”, demikian jawab singkat KPH Edy Wirabhumi saat dimintai konfirmasi iMNews.id, Minggu pagi tadi. Jawaban itu diberikan atas pertanyaan apakah benar masa-bhakti pengurus Pakasa Cabang Pati sudah berakhir tahun 2024?. Sementara, ada pengurus Pati yang memperlihatkan WA dari Punjer yang menjawab masa-bhakti semua pengurus berakhir tahun 2024.

Bila sesudah dipastikan sesuai antara data yang dimiliki salah satu pengurus Pakasa Pati dengan data pengurus Punjer, maka sudah semestinya di tahun 2025 ini pengurus Pakasa Cabang Pati menggelar musyawarah cabang (Muscab). Muscab yang biasanya untuk berunding menyusun program, juga disertai pembentukan pengurus baru, yang bisa dilakukan secara aklamasi.

Pakasa jelas bukan organisasi partai politik yang ingin selalu menempuh syarat-syarat berdemokrasi, antara lain menggunakan pemungutan suara (voting) untuk memilih pengurus inti, ketua, sekretaris, bendahara. Maka, perlu ditempuh cara-cara yang berbudaya, antara lain memilih secara aklamasi, namun perlu calon yang “mampu” dan “setia” (satya-Red).

“MAMPU DAN SETIA” : Pakasa cabang yang tersebar di berbagai daerah luas, adalah satu-satunya elemen organisasi kraton yang sah dan resmi. Karena pentingnya posisi dan peran Pakasa, dibutuhkan para calon pimpinan yang bukan hanya “setia (satya) melainkan juga “mampu” dalam segala hal. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

“Kalau saya dihadapkan pada pilihan calon ketua Pakasa, antara yang ‘mampu’ dan setia, saya pilih yang setia walaupun kurang mampu. Karena, calon yang mampu mungkin banyak, tetapi belum tentu setia,” tandas KPH Edy Wirabhumi saat ditanya soal kebutuhan figur-figur pengurus Pakasa Cabang Pati yang masuk kategori cabang yang mengalami tata-ulang organisasi.

Gambaran kesibukan Pakasa Cabang Pati di atas, adalah dinamika yang sedang terjadi di organisasi Pakasa yang dilahirkan Sinuhun PB X di tahun 1931. Organisasi itu dulu diutuhkan sebagai bagian perjuangan “merintis” kemerdekaan. Sejak tahun 2004, Pakasa menjadi “pendukung penuh” tahta Sinuhun PB XIII, yang akan semakin dibutuhkan untuk kelangsungan kraton.

Untuk itu, “Forum Pangarsa Cabang” yang berembug dalam beberapa pertemuan “daring” belakangan ini, merekomendasikan agar KGPH Hangabehi segera tampil ikut mengurus Pakasa. Agar beban tugas KPH Edy Wirabhumi menjadi ringan, karena tugasnya sebagai Ketua Umum DPP MAKN semakin berat, sementara kraton kini butuh tenaga muda untuk mempersiapkan kelangsungannya. (Won Poerwono – bersambung/i1)