Senin Pagi Lusa, Kraton Mataram Surakarta Gelar Ritual Nyadran di Madura

  • Post author:
  • Post published:February 15, 2025
  • Post category:Regional
  • Reading time:6 mins read
You are currently viewing Senin Pagi Lusa, Kraton Mataram Surakarta Gelar Ritual Nyadran di Madura
SIMPANG TIGA : Para prajurit kraton yang memandu barisan kirab ritual Nyadran yang dipimpin Gusti Moeng pada bulan Ruwah beberapa tahun lalu, tiba di simpang tiga lapangan kota Kabupaten Pamekasan (Madura), Jatim, untuk menuju makam "Raja" Pamekasan Ronggosukowati di Desa Kolpajung, Kecamatan Kota. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Pakasa Cabang Kudus Gelar Kirab Budaya “Mapag Wulan Siyam” di “Markas” Kafari Group

SURAKARTA, iMNews.id – Senin pagi (17/2) lusa, jajaran “Bebadan Kabinet 2004” Kraton Mataram Surakarta akan menggelar agenda ritual Nyadran ke-6 di kompleks makam “Raja” Pamekasan Ronggosukowati, di Astana Pajimatan Desa Kolpajung, Kecamatan Kota, Kabupaten Pamekasan, Madura (Jatim). Di situ, ada makam Adipati Tjakra Adiningrat, mertua Sinuhun PB IV.

Dengan dijalankannya agenda ritual Nyadran ke-6 di Kabupaten Pamekasan, Madura (Jatim), Senin pagi (17/2), berarti agenda safari “Tour de Ruwah” atau ziarah kubur di bulan Ruwah Tahun Je 1958 ini, tinggal makam Ki Ageng Butuh di Desa Gedongan, Kecamatan Plupuh (Sragen) yang tersisa. Dalam jadwal, ritual Nyadran di makam Jaka Tingkir itu diagendakan Rabu (19/2).

CIRIKHAS KRATON : Untaian bunga (sangsangan) melati-kanthil adalah uba-rampe cirikhas kraton yang selalu dipakai Gusti Moeng untuk keperluan ritual Nyadran di makam leluhur Dinasti Mataram. Termasuk di makam Adipati Tjakra Adiningrat I, mertua Sinuhun PB IV di kompleks makam “Raja” Pamekasan Ronggosukowati, beberapa tahun lalu. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Informasi yang didapat iMNews.id dari “panitia” ritual Nyadran 2025 disebutkan, untuk kegiatan “Tour de Ruwah” ke Pamekasan, Madura, Senin pagi (17/2), putra mahkota KGPH Hangabehi akan bersama Gusti Moeng tampil memimpin rombongan dari kraton. Rombongan berjumlah sekitar 50 orang, akan berangkat dari kraton dengan beberapa mobil, Minggu malam (16/2).

Seperti diketahui, dari 7 agenda ritual Nyadran sudah dijalani di 5 lokasi yang diawali di makam Ki Ageng Henis Astana Pajimatan Laweyan, Minggu (2/2) yang dipimpin Gusti Moeng. Agenda kedua rombongan sekitar dari 50-an orang, Nyadran di Astana Pajimatan Imogiri, Kutha Gedhe dan Pesanggrahan Parangkusuma yang dipimpin KGPH Hangabehi selain Gusti Moeng.

Agenda ritual Nyadran sesuai tatacara Kraton Mataram Surakarta, didahului dengan kenduri wilujengan, donga dan tahlil yang digelar Gusti Moeng selaku Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa LDA di Bangsal Smarakata, Jumat (31/1). Agenda ritual Nyadran ketiga, digelar di beberapa lokasi makam dan petilasan di Kabupaten Grobogan, Minggu (9/2) yang dipimpin Gusti Moeng.

Agenda keempat, KGPH Hangabehi kembali tampil memimpin rombongan nyadran di beberapa makam leluhur Dinasti Mataram di Kabupaten Ponorogo (Jatim), Selasa (11/2). Ritual di makam Bupati ke-1 Bathara Katong itu, KGPH Hangabehi didampingi KPH Bimo Djoyo Adilogo, KRMH Suryo Manikmoyo dan KRMH Suryo Kusumo Wibowo disambut seratusan warga Pakasa Cabang Ponorogo.

KERIS BETHOK : KRRA Panembahan Didik Singonagoro (Ketua Pakasa Kudus) saat mengamati keris “Bethok” dari bahan batu, salah satu pusaka peninggalan Kyai Glongsor yang akan dikeluarkan dalam kirab budaya ritual “Mapag Wulan Siyam” menyambut bulan puasa di Desa Margorejo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Minggu (23/2). (foto : iMNews.id/Dok)

Agenda berikutnya, adalah ritual Nyadran di makam Sinuhun Amangkurat Agung yang ada di Astana Pajimatan Tegalarum, Desa Pasarean, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Slawi/Tegal, Kamis (13/2). Ritual Nyadran yang didukung warga Pakasa Kota Tegal dan Kabupaten Slawi/Tegal yang sama-sama “tak berpengurus” itu, KGPH Hangabehi tampil memimpin didampingi “Tiga Ksatria”.

Agenda ritual Nyadran berikut, adalah ke Madura, Senin pagi (17/2). Tetapi, Jumat (14/2) kemarin, ada rombongan utusan-dalem yang diberi tugasi mengikuti ritual haul di Astana Pajimatan Desa Selo, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan. Rombongan yang menghadiri ini haul Ki Ageng Sela Jumat semalam itu, disebutkan tak diikuti Gusti Moeng maupun Gusti Behi.

“TIGA KAFARI” : “Tiga tokoh” pengelola usaha Kafari Group (Kardiyanto, Fajar dan Riyan) yang semakin sukses atas didikan Majlis Taklim sekaligus Pakasa Cabang Kudus yang dipimpin KRRA Panembahan Didik Alap-alap Gilingwesi Singonagoro (Ketua Pakasa Kudus). Mereka kini ganti mengurus gelar kirab budaya “Mapag Wulan Siyam”, Minggu (23/2). (foto :iMNews.id/Dok)

Sementara itu, dari Pakasa Cabang Kudus dikabarkan, Minggu siang (23/2) besok, pengurus cabang bersama para pimpinan Kafari Group akan menggelar kirab budaya untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan Tahun 1446 Hijriyah. Kirab budaya yang dikreasi untuk memeriahkan tradisi peringatan menyambut bulan puasa itu, diberi tema “Mapag Wulan Siyam” untuk kali keempat.

“Betul. Jadi, Pakasa Cabang Kudus sudah mengkreasi sebuah tradisi menyambut bulan puasa. Sekarang sudah berjalan untuk kali keempat, yang mudah-mudahan menjadi tradisi rutin masyarakat adat di Kabupaten Kudus, khususnya bagi warga Pakasa Kudus. Untuk tahun ini, event kirab diminta Kafari Group dan dilaksanakan di lingkungan ‘markas usahanya’, Minggu (23/2)”.

TERMASUK REPLIKA : Ada lima replika keris berukuran jumbo dengan bobot 60-an kg hingga 120-am kg, akan dikeluarkan semua KRRA Panembahan Didik Singonagoro, dalam kirab budaya ritual “Mapag Wulan Siyam” yang akan digelar Kafari Group menyambut bulan puasa di Desa Margorejo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Minggu (23/2). (foto : iMNews.id/Dok)

“Jadi, kirabnya nanti mengelilingi lokasi ‘markas kerja’ tiga satri Majlis Taklim saya itu. Yaitu di Desa Margorejo, Kecamatan Dawe. Rutenya sedikit keluar ke jalan besar, jauhnya sekitar 4 KM. Kalau rutenya terlalu pendek, ujungnya sudah sampai, ekornya belum berangkat. Karena, kirab ini akan diikuti seribuan warga Pakasa Kudus,” ujar KRRA Panembahan Didik.

Ketua Pakasa Cabang Kudus yang bernama lengkap KRRA Panembahan Didik Alap-alap Gilingwesi Singonagoro itu menyebut, kirab “Mapag Wulan Siyam” ini sepenuhnya sudah diurusi Kardiyanto, Fajar dan Riyan yang disingkat “Kafari” sebagai nama grup usaha. Semua atribut simbol Pakasa Kudus akan keluar semua dalam kirab, termasuk Alqur’an jumbo, keris batu dan songsong. (won-i1)