Gelar Wayang Kulit, Dihadiri Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko
PONOROGO, iMNews.id – Ketua Pakasa Cabang Ponorogo, KP MN Gendut Wreksodiningrat, Kamis malam Jumat (16/1) semalam merayakan ultahnya yang ke-69 di kediamannya, Kelurahan Mangunsuman, Kecamatan Siman. Sebagai ungkapan rasa syukurnya, selain menggelar wayang kulit, dia memberikan cinderamata berupa tombak kepada dua lembaga mitra Pakasa di lingkungannya.
KP MN Gendut Wreksodiningrat saat dimintai konfirmasi iMNews.id, siang tadi, membenarkan gelar acara tersebut dalam rangka ultah dirinya yang ke-69. Sebagai rasa syukur, selain menggelar wayang kulit untuk hiburan warga lingkungan setempat dan Pakasa Cabang Gebang Tinatar, dia juga menyerahkan tombak kepada dua lembaga mitra Pakasa di lingkungannya.
Dua tombak yang diserahkan sebelum wayang kulit disajikan itu, masing-masing Wesi Towo dari sahabat Banser kepada R Arfan Agung Kuspriyantoro ST dan tombak Kyai Pronojoyo dari Kraton Matarm Surakarta diserahkan kepada Camat Kota, didampingi Lurah Mangkujayan. Tombak pusaka dari kraton, juga diberikan kepada lembaga Pakasa Cabang Gebang Tinatar, Ponorogo.
Disaksikan lebih seratus warga Pakasa dan masyarakat lingkungan Kelurahan Mangunsuman, Kecamatan Siman, pentas wayang dengan lakon “Semar Maneges”, disajikan dalang Ki KRT Yatno Gondo Darsono. Sebelum pentas, KP MN Gendut selaku tuan rumah memberi sambutan dan dilanjutkan acara potong tumpeng yang dilakukan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko.
Potongan tumpeng diberikan kepada tuan rumah yang disertai ucapan selaman dan pelukan tanda persaudaraan. Berikutnya, secara simbolis diserahkan tokoh wayang Semar dari tuan rumah kepada Ki KRT Yatno Gondo Darsono yang akan menyajikan pentas wayang “garap padat” 5 jam itu. Penyerahan cinderamata tombak, dilakukan tuan rumah seusai potong tumpeng.
Menggenapi rangkaian acara sebelum pentas dimulai, diadakan ritual spiritual kebatinan yang dipimpin dalang Ki Gondo Kawita. Ritual itu berupa ruwatan dalam sajian wayang ringkas bertema “Pangruwat Kolo”. Pakasa Cabang Ponorogo sangat menjunjung tinggi tradisi ritual untuk memohon keselamatan kepada Tuhan YME di berbagai kesempatan, seperti acara ultah itu. (won-i1)