Menutup Tahun 2024, Rombongan Kraton Hadiri Haul Ki Bagus Kuncung di Pati

  • Post author:
  • Post published:December 31, 2024
  • Post category:Budaya
  • Reading time:6 mins read
You are currently viewing Menutup Tahun 2024, Rombongan Kraton Hadiri Haul Ki Bagus Kuncung di Pati
SUGUHAN TARIAN : Di antara para peserta kirab budaya pendukung ritual haul wafat Ki Bagus Kuncung yang digelar pamong makam dan Pakasa Ancab (Kecamatan) Kayen (Pati), Selasa (31/12) siang tadi, adalah sajian tari kreasi baru kalangan siswa usetingkat SMP yang menambah daya tarik kirab itu. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Ada Tradisi Unik, Bagikan Nasi Kuning dan Lelang Kain Selambu Makam

IMNEWS.ID – Menutup Tahun 2024, “Bebadan Kabinet 2004” Kraton Mataram Surakarta mengutus rombongan “utusan-dalem” menghadiri ritual haul wafat Ki Bagus Kuncung atau Harya Mataram, tepat pada tanggal 31 Desember, Selasa siang tadi. Ritual digelar pamong makam dan Pakasa Anak Cabang kecamatan di makam Desa Jatiroto, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati.

Rombongan sebanyak 15 orang yang diutus GKR Wandansari Koes Moertiyah (Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa LDA) itu, diketuai KP Siswantodiningrat (Wakil Pengageng Sasana Wilapa). Di dalam rombongan ada KP Yus Budayaningrat (dwija Sanggar Pasinaon Pambiwara), KP Husodonagoro (Pasipamarta) dan para abdi-dalem lulusan sangar pambiwara anggota Pasipamarta.

14 GUNUNGAN : Dengan daya nalar dan interpretasinya sendiri, warga 14 RT di Dukuh Jabung, Desa Jatiroto, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, bisa menyuguhkan 14 buah uba-rampe kirab yang disebutnya “Gunungan” untuk memeriahkan ritual haul Ki Bagus Kuncung, Selasa (31/12) siang tadi. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Seperti biasa, ritual haul wafat tokoh leluhur Dinasti Mataram yang masih bersaudara dengan Ki Ageng Pemanahan itu, di tahun-tahun sebelumnya selalu digelar panitia dalam beberapa hari. Di antara agenda kegiatan haul beberapa hari itu, selalu disediakan sehari untuk “dimeriahkan” oleh rombongan dari Kraton Mataram Surakarta sebagai puncak acaranya.

Dan puncak acara ritual haul wafat Ki Bagus Kuncung yang dihadiri rombongan kraton utusan Gusti Moeng itu, untuk tahun 2024 digelar tepat pada tanggal 31 Desember, Selasa Pahing 29 Jumadilakhir tahun Je 1958. Panitia haul menyebutkan, sudah sejak hari Minggu (29/12) jadwal agenda haul digelar dengan berbagai acara tiap harinya, dan dimeriahkan pasar malam.

DOA DAN TAHLIL : KP Siswantodiningrat (Wakil Pengageng Sasana Wilapa) memimpin rombongan dari Kraton Mataram Surakarta saat mengikuti doa, dzikir dan tahlil ritual haul wafat Ki Bagus Kuncung di kompleks makam Desa Jatiroto, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Selasa (31/12) siang tadi. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

“Tadi malam penggantian langse (selambu) dan nanti malam penutup diisi pengajian. Kamarin malam juga pengajian. Alhamdulillah, yang datang berziarah tiap tahun semakin ramai. Mudah-mudahan menjadi berkah bagi kami warga Jatitiroto, kecamatan Kayen dan seluruh juga dirasakan seluruh masyarakat Kabupaten Pati,” ujar kRT Supadi, juru-kunci yang juga panitia.  

Pengurus Pakasa Anak Cabang Kecamatan Kayen yang juga pengurus Pakasa Cabang Pati itu membenarkan pernyataan Kades Jatiroto Mohammad Eko Wahyudi saat memberi sambutan. Jalan menuju makam sebelum tahun 2018 semula hanya setapak, tetapi KRT Supadi dan para pamong makam memohon Kades Moh Eko membantu tanah kas desa untuk pelebaran jalan menuju makam.

MELELANG LANGSE : KP Siswantodiningrat didaulat panitia ritual haul wafat Ki Bagus Kuncung untuk mengumumkan lelang potongan tali bekas selambu atau langse makam di kompleks makam Desa Jatiroto, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Selasa (31/12) siang tadi. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Acara ritual haul, seperti yang serin gdilakukan Gusti Moeng sejak tahun 2018, diawali dengan doa, tahlil dan dzikir di dalam cungkup makam yang masih punya sisa tanah kosong cukup luas itu. Hal serupa juga dilakukan rombongan dari kraton siang tadi, yang dipimpin KP Siswantodiningrat dan dipandu KRT Supadi selaku juru-kunci/pamong makam sekaligus panitia.

Seusai doa, tabur bunga berturut-turut dilakukan KP Siswantodiningrat yang diikuti anggota rombongan lainnya. Para pengurus Pakasa Cabang Pati, termasuk KRAT Mulyadi Puspopustoko (Ketua) juga ikut mendampingi “nyekar”. Mereka mengenakan seragam batik Istana Mataram karena mungkin salah antisipasi, padahal rombongan kraton semua berbusana “Jawi jangkep”.

MEMINTA BARIKAN : Nasi tumpeng kuning yang sudah didoakan di ajang ritual haul wafat Ki Bagus Kuncung di kompleks makam Desa Jatiroto, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Selasa (31/12) siang tadi, menjadi tujuan warga untuk mendapatkannya sebagai “barikan” yang diyakini bertuah untuk keluarganya. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Seusai doa ritual haul acara diteruskan di panggung kecil berupa gelar tradisi “melelang” potongan kain “langse” atau selambu dan membagi-bagikan nasi tumpeng kuning yang dalam terminologi di Kraton mataram Surakarta disebut “barikan”. Setelah didoakan, warga mengepung panggung untuk meminta nasi kuning walau hanya hanya sesuap, untuk dibawa pulang.

Yang lebih unik lagi,  yaitu sesi “lelang” potongan kain bekas langse makam, karena KRT Supadi meminta tolong KP Siswantodiningrat untuk menutup sambutannya dengan mengumumkan lelang potongan langse. Yang berupa tali panjang 30-an cm harga Rp 50 ribu dan potongan ukuran 30×30 cm, harganya Rp 20 ribu rupiah yang dikumpulkan sebagai kas pengurus makam.

BENTUK SOLIDARITAS : Kehadiran beberapa orang utusan Pakasa Cabang Kudus yang mewakili KRA Panembahan Didik Gilingwesi hadir mengikuti ritual haul wafat Ki Bagus Kuncung di kompleks makam Desa Jatiroto, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Selasa (31/12) siang tadi, merupakan bentuk solidaritas dan dukungan Kudus kepada tuan rumah. (foto : iMNews.id/Dok)

Seperti yang sudah menjadi tradisi sejak dua atau tiga tahun terakhir, di kalangan pengurus Pakasa cabang di wilayah Gunung Muria sudah terjalin silaturahmi erat. Mereka saling berkunjung atau mengundang jika di antara cabang tetangga punya hajad terutama ritual haul, karena antara tamu dan tuan rumah bisa tampil bersama dalam ekspresi kirab.

Kunjungan silaturahmi sebagai bentuk solidaritas dan dukungan itu juga dilakukan Pakasa Cabang Kudus yang mengutus tim kecil untuk hadir di Kayen, Pati, siang tadi. Tetapi karena kabarnya mendadak, KRA Panembahan Didik Gilingwesi (Ketua cabang) hanya mewakilkan 4 orang terdiri RT Sugeng H Hadipuro, RT Masrukin Hadipuro, RT Abdul Jalal dan Nyi Ng Kurnia.  
(won-i1)