Hampir Tiap Kabupaten di Zaman Mataram, Punya Besalen dan Pande Besi (seri 3 – bersambung)

  • Post author:
  • Post published:December 27, 2024
  • Post category:Budaya
  • Reading time:5 mins read
You are currently viewing Hampir Tiap Kabupaten di Zaman Mataram, Punya Besalen dan Pande Besi (seri 3 – bersambung)
KARYA JEPARA : Tombak Kiai Pamong Anggon geni karya Empu Tumaji dari Besalen Bendowangon, Kabupaten Jepara, jadi cinderamata KP Bamnbang S Adiningrat (Ketua Pakasa Jepara) untuk Pemkab Ponorogo yang diserhkan kepada Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, menjelang kirab "Grebeg Suro", beberapa tahun lalu. (foto : iMNews.id/Dok)

Disayangkan Pakasa Cabang Jepara, Besalen Bendowangen Luput dari Perhatian Pemerintah

IMNEWS.ID – BELUM lama ini (Minggu, 22/12), Pemkab Jepara menggelar acara penting penyerahan piagam penghargaan anugerah di bidang kebudayaan dari Menteri Kebudayaan RI. Penghargaan yang diserahkan Pj Bupati Jepara, diterima 43 pegiat seni yang terdiri dari kategori pelestari, pembaharu, pelopor dan kategori anak berprestasi di bidang pelestarian budaya.

Tetapi sangat disayangkan, di antara penghargaan yang dibagikan itu tak satupun menyebut nama Empu Tumaji atau Besalen Bendowangon tempatnya berkarya di bidang seni kriya logam “Tosan Aji”. Bahkan, cukup aneh karena di antara kelompok dan lembaga yang masuk kategori yang ada, tetapi nama Pakasa Cabang Jepara tidak termasuk salah satu penerimanya.

SALAH SATU : Keris tanpa “luk” atau lurus yang diperlihatkan Empu Tumaji yang dibuat di Besalen Bendowangen miliknya, adalah salah satu dari sejumlah karya produk “empu modern” itu. Kegiatannya jelas melakukan pelestarian seni kriya Tosan Aji yang menjadi bagian Budaya Jawa. (foto : iMNews.id/Dok)

“Kami yang mengikuti perjalanan Besalen Bendowangen, termasuk yang merasa heran. Megapa Empu Tumaji atau Besalen Bendowangen-nya tidak termasuk salah satu penerima penghargaan itu. Besalen itu sudah berkiprah sekitar 5 tahun dan aktif mengikuti kegiatan pelestarian budaya di mana-mana. Termasuk pameran Tosan Aji di Semarang, beberapa tahun lalu”.

“Kami yakin, Pemkab Jepara dan organ-organ yang yang punya otoritas dengan besalen pasti tahu. Empu Tumaji juga selalu ikut pameran Tosan Aji yang digelar di Kabupaten Jepara. Karya-karyanya juga sudah dikenal luas sebagai karya Besalen Bendowangen, Jepara. Bahkan ikut dipamerkan di kabupaten,” ujar KP Bambang S Adiningrat menjawab pertanyaan iMNews.id.

PERALATAN MODERN : “Empu modern” Tumaji, juga menggunakan peralatan las untuk kebutuhan proses produksi pembuatan keris di besalen yang dimiliknya di Kampung bendowangen, Desa Mayong Lor, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara. Sayang, kesibukan dalam pelestarian Budaya Jawa itu luput dari perhatian Pemkab Jepara. (foto : iMNews.id/Dok)

Ketua Pakasa Cabang Jepara itu saat dimintai konfirmasi iMNews.id, kemarin, sangat menyayangkan Besalen Bendowangen sampai luput dari perhatian Pemkab Jepara. Karena melihat riwayatnya, bengkel kerja pembuatan Tosan Aji berupa keris dan berbagai jenis karya kriya logam lain itu, sudah beroperasi menjalankan pelestarian warisan leluhur jauh sebelum 2019.

KP Bambang S Adiningrat saat dihubungi, juga sedikitpun tidak mempermasalahkan nama lembaganya yang dipimpinnya, yaitu Pakasa Cabang Jepara, juga luput dari perhatian Pemkab Jepara. Padahal, Pakasa Jepara jelas-jelas banyak mengedukasi warga kabupaten di bidang pelestarian Budaya Jawa, lalu mewadahi aktivitasnya untuk disalurkan di berbagai kesempatan.

WADAH EDUKASI : Pakasa Cabang Jepara yang dipimpin KP Bambang S Adiningrat, saat memimpin barisan kiran Bregada Nguntara Praja dan Korsik Sura Praja. Kegiatan kirab yang diinisiasinya, membangkitkan tradisi masyarakat di berbagai desa yang telah lama vakum dan mewadahi/mengedukasi warga yang cinta pelestarian Budaya Jawa. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Seperti diketahui, sejak Pakasa Cabang Jepara terbentuk sekitar 4 tahun lalu, selain memberi energi positif dan edukasi seni budaya di lingkungan yang semakin meluas di kabupaten itu, juga mampu mengakomodasi kegiatan seni drum band dan marching band kalangan siswa sekolah, khususnya SKM Bhakti Praja. Di dalam Pakasa, ada edukasi lebih intensif diberikan.

Edukasi intensif yang dilakukan Pakasa Jepara, mampu mengarahkan potensi seni drumb band dan marching band kalangan siswa sekolah ke bentuk-bentuk kegiatan adat tradisi di sejumlah desa, dengan sentuhan prosesi kirab budaya. Kegiatan kirab budaya, bahkan terarah pada kebangkitan tradisi “Merti Desa” dan “Bersih Kubur” yang telah lama hilang dari desa-desa.

KALANGAN SISWA : Gurp dan kegiatan drumband atau marching band di sekolah-sekolah di wilayah Kabupaten Jepara, bisa disalurkan ke bentuk edukasi pelestarian seni Budaya Jawa yang lebih intensif. Pakasa Cabang Jepara, menjadi wadah penyaluran yang tepat bagi para calon pelestarinya. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Khusus soal Besalen Bendowangen yang dikelola dan dimiliki Empu Tumaji, kini sudah menorehkan prestasi dalam hal wujud karya keris yang berkualitas, misalnya keris “luk” 41, yang indah oleh sentuhan inovasi pamor. Kini, mungkin masih berada pada tahap berkembang yang bisa menjadi potensi kekayaan industri kerajinan seni kriya, sekaligus destinasi wisata.

Tetapi, bila Pemkab mau peduli membantu berbagai peralatan yang dibutuhkan, kegiatan besalen itu bisa berkembang menjadi penampung kerja generasi muda usia produktif di lingkungannya. Walaupun, besalen Tosan Aji, tidak selonggar Pande Besi pembuat berbagai peralatan pertanian dan rumah tangga, yang bisa menampung tenaga banyak karena produknya massal. (Won Poerwono – bersambung/i1)