Lebih dari 300 Warga 14 Cabang Pakasa, Langsung Berkumpul di Cepuri Parangkusuma
SURAKARTA, iMNews.id – Upacara adat “Labuhan” untuk kali pertama dilakukan “Bebadan Kabinet 2004” sejak peristiwa “insiden Gusti Moeng Kondur Ngedhaton 17 Desember 2022”, akan digelar di “segara kidul” pantai Prangkusuma, Bantul (DIY), Minggu (6/10) besok sore. Ritual Labuhan 2024 ini, akan diikuti lebih 500 orang peserta dari berbagai elemen LDA.
Dari lebih 500 peserta ritual “Kabuhan” yang akan dilakukan Kraton Mataram Surakarta itu, sekitar 200-an terdiri dari sentana, sentana-dalem, abdi-dalem yang bekerja pada jajawan “Bebadan Kabinet 2004” dan elemen Putri Narpa Wandawa, Pasipamarta, sanggar-sanggar di bawah Yayasan Pawiyatan Kabudayan Kraton Mataram Surakarta dan sebagainya.
Sedangkan elemen Pakasa cabang, tercatat ada 14 cabang yang mendaftarkan ikut dalam upacara itu dan total perwakilan yang dikirim ada lebih dari 300 orang. Mereka akan berangkat dari daerah asal masing-masing dan diharapkan bisa siap di lokasi Pendapa Cepuri Pesanggrahan Parangkusuma, Minggu siang pukul 14.30, untuk persiapan kenduri wilujengan.

“Sampai siang ini, dalam daftar sudah lebih dari 300 warga Pakasa dari 14 cabang yang mengirim perwakilan ikut Labuhan. Jumlah ini mungkin masih bisa bertambah. Kalau dari kraton, ada 200 orang lebih. Tetapi, rombongan dari kraton akan berangkat sendiri, agar konvoinya tidak terlalu panjang. Yang dari Pakasa, langsung menuju lokasi,” ujar Yemy Triana.
Abdi-dalem staf kantor Sasana Wilapa itu saat dimintai konfirmasi iMNews.id, siang tadi menyatakan, Pengageng Sasana Wilapa sudah mengeluarkan “dhawuh”, semua diharapkan tiba dan berkumpul di Pendapa Cepuri Parangkusuma, pukul 14.30 WIB. Karena, akan segera dimulai kenduri wilujengan, donga, tahlil dan dzikir serta segera menata barisan menuju pantai.
Dari KRT Darpo Arwantodipuro selaku staf kantor Sasana Wilapa penanggung-jawab prajurit menyebutkan, pada Labuhan Minggu besok akan diturunkan 50-an orang prajurit dari beberapa bregada, termasuk korsik drumband prajurit Tamtama. Yang menarik, dari Pakasa Cabang Ngawi (Jatim), disebutkan akan disertakan 10 abdi-dalem anggota SAR “Elpeje” Ngawi.

“Pakasa Cabang Ngawi mengirim utusan 35 orang termasuk saya. Ada 10 orang di antaranya anggota SAR ‘Elpeje’. Mereka mengenakan ‘Jawi-jangkep’, tetapi sudah siap pelampung untuk membantu dan mendukung kelancaran proses upacara Labuhannya. Ikut upacara adat Labuhan ini adalah pengalaman pertama bagi Pakasa Ngawi”.
“Kami senang dan bangga bisa ikut bergabung”. Bahkan bisa ikut membantu kelancaran proses Labuhannya nanti. Karena, banyak warga kami yang anggota SAR. Bahkan anggota BPBD di Kabupaten Ngawi. Jadi, sekaligus ada yang bisa membantu pengamanan saat proses di air laut,” ujar KRT Suyono Sastroredjo, Ketua Harian Pakasa Ngawi (Jatim) secara terpisah.
Dalam daftar, Pakasa Cabang Klaten mengirim utusan 100-an orang yang termuak paling banyak di antara utusan Pakasa cabang. Jumlah ini sangat membanggakan dan akan terlihat jelas manfaatnya, karena sebelumnya Pakasa cabang ini lebih suka memenafaatkan energinya untuk kegiatan “piknik” ke suatu tempat, di saat kraton menggelar upacara adat.
Pakasa Cabang Pati yang semula menyebutkan akan ikut mengirim utusan, tetapi dari daftar itu hanya tertulis Pakasa (Anak Cabang) Juwana mengirim 20-an orang. Sedangkan Pakasa Cabang Kudus sudah tertulis mengirim utusan 7 orang, tetapi KRA Panembahan Didik Gilingwesi (Ketua cabang) siang tadi menyebutkan, dirinya mungkin akan menyusul bersama rombongan.

“Saya sudah mendaftarkan warga dan pengurus Pakasa cabang 7 orang yang akan berangkat habis Subuhan. Tapi, mungkin saya akan menyusul berangkat belakangan, setelah cek laborat dan senam pasien di tempat berobat. Kalau bisa sampai pukul 15.00 WIB, masih ada waktu longgar ikut ikut bergabung. Saya ingin ikut merasakan upacara adat Labuhan itu”.
“Saya ingin merasakan pengalaman upacara adat itu, karena mungkin suasananya di pantai bisa berbeda. Bisa menjadi sarana refreshing. Mudah-mudahan jam 09.00 WIB Minggu besok senam dan cek laborat sudah selesai, langsung berangkat ke Parangkusuma. Saya akan berombongan satu mobil,” ujar KRA Panembahan Didik yang dihubungi iMNews.id terpisah, siang tadi.
Dari 14 cabang Pakasa yang sudah mendaftarkan utusannya di Punjer, yaitu Pakasa Cabang Nganjuk (Jatim) 10 orang, Jepara 20 orang, Boyolali 25 orang, Ponorogo (Jatim) 35 orang, Malang Raya 12 orang, Sragen 10 orang, Magelang 15 orang, Karanganyar, Pacitan dan Pakasa Trenggalek (Jatim) masing-masing 5 orang, padahal kraton memiliki 30-an cabang Pakasa.

Menurut GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng selaku Pengageng sasana Wilapa/Pangarsa Lembaga Dewan Adat (LDA), ritual Labuhan bagi Kraton Mataram Surakarta adalah jenis upacara adat yang formatnya baku tetapi tidak harus terlaksana dalam jadwal waktu yang baku, misalnya di bulan Sura. Ritul Labuhan bisa dilaksanakan kraton kapan saja sesuai kebutuhan.
Salah satu kebutuhan yang kemudian mengagendakan ritual Labuhan, karena sudah melakukan upacara adat misalnya larab langse atau mengganti selubung makam Sinuhun Amangkurat Agung di Astana Tegalartum, Kabupaten Slawi/Tegal, misalnya. Atau karena ada perbaikan berbagai elemen benda pusaka yang rusak dan selesai direnovasi, lalu limbahnya dilabuh.
Salah satu ritual Labuhan terbesar yang dilakukan kraton, yaitu sehabis menerima musibah kebakaran di tahun 1985. Penulis masih aktif di harian Suara Merdeka mengikuti ritual itu, dan menunggu pelaksanaan ritual di malam hari. Karena, barang-barang yang akan dilabuh yang diangkut dengan ratusan truk, dikumpulkan dulu di Pendapa Cepuri Parangkusuma. (won-i1)