Tiga Cabang Bertemu di Pati, Ikut Rayakan Haul Bersama Peringatan Maulud Nabi Muhammad
JEPARA, iMNews.id – Rombongan pengurus Pakasa Cabang Kebumen berkunjung ke markas pengurus Pakasa Cabang Jepara yang berada di kediaman KP Bambang S Adiningrat (Ketua Pakasa Jepara) di Desa Sukodono, Kecamatan Tahunan, Minggu (22/9). Rombongan yang dipimpin KRAT Arif P datang bersilaturahmi dan berbagi pengalaman untuk pengembangan organisasi Pakasa.
“Kami jagongan santai di Pendapa Joglo Hadipuran, untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman. Intinya, kami dari dua cabang ingin sama-sama ingin ngasu kawruh untuk pengembangan organisasi. Misalnya, soal pembentukan tim cagar budaya dan dewan kebudayaan daerah. Karena, Pakasa Kebumen sudah berhasil dalam hal itu,” ujar KP Bambang saat dihubungi iMNews.id.
KP Bambang S Adiningrat (Ketua Pakasa Cabang Jepara) yang dimintai konfirmasi iMNews.id kemarin menjelaskan, dirinya tidak ikut menyambut kehadiran Gusti Moeng dan rombongan dari kraton di event haul Ki Ageng Ngerang, Minggu (22/9) itu. Karena pihaknya sedang menerima rombongan pengurus Pakasa Kebumen, namun tim abdi-dalem “Kanca-Kaji” diutus mewakili.
Rombongan dari Jepara yang dipimpin RT Ferry P Setyopuro bertemu utusan abdi-dalem “Kanca Kaji” dari Pakasa Cabang Kudus yang dipimpin langsung KRA Panembahan Didik Gilingwesi (Ketua). Mereka bergabung dengan abdi-dalem “Kanca Kaji” tuan rumah, dalam ritual religi peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW di kompleks makam, Desa Trimulyo, Kecamatan Juwana itu.
Selain abdi-dalem “Kanca-Kaji”, Ketua Pakasa Cabang Pati sebagai tuan rumah juga tampak menyambut kehadiran Gusti Moeng dan rombongan prajurit dari kraton, kirab yang didukung kraton itu hanya berjalan singkat 100-an meter menuju makam. Sedangkan kirab bersama sejumlah elemen lain termasuk kontes sound system yang diangkut truk sengaja tidak diikutinya.
Hal serupa juga dilakukan rombongan Pakasa Cabang Kudus yang sudah membawa panji-panji simbol cirikhas Kudus. Ada 40-an anggota rombongan Pakasa Kudus juga tidak kirab ke makam maupun keliling kota. Menurut KRA Panembahan Didik, selain separo rombongan datang terlambat, kirab keliling kota tidak diikuti karena dinilai kurang pas untuk acara religi haul.
(won-i1)