KOTA MADIUN – Keluarga besar organisasi Paguyuban Kawula Karaton (Mataram) Surakarta (Pakasa) menambah satu cabang lagi yang terbentuk dan diresmikan kepengurusannya. Pakasa Cabang Kota Madiun resmi ditetapkan dan dilantik oleh KPH Edy Wirabhumi selakuk Pangarsa Pakasa Punjer, dalam sebuah upacara di rumah dinas Wali Kota Madiun, Sabtu malam (27/7).
Cabang baru di wilayah Provinsi Jawa Timur (Jatim) itu, diketuai oleh KRAT Haryana Adi Joyonagoro dan dilengkapi dengan organ “Pengayom” yang menunjuk jabatan Wali Kota serta dua orang “Paranpara”. Salah seorang “Paranpara” atau penasihat Pakasa cabang, adalah AKP Nanang, seorang perwira pertama di Polres Kota yang diwisuda masih mengenakan seragam dinas.

Upacara wisuda yang berlangsung di rumah dinas Wali Kota Madiun, Sabtu malam (27/7) mulai pukul 20.00 WIB itu, dihadiri Pj Wali Kota Edy Supriyanto STP dan beberapa dinas dinas serta utusan dinas dan bagian yang ikut diwisuda, malam itu. Selain diwisuda sebagai abdi-dalem warga Pakasa cabang, ada di antara mereka yang dilantik sebagai pengurus Pakasa.
Sekitar 60 abdi-dalem yang diwisuda malam itu, mendapat gelar kekerabatan bervariasi dari pangkat “Panewu” (Mas Ngabehi/Mng) hingga “Bupati Riya Nginggil” seperti yang diterima Haryana selaku Ketua Pakasa Cabang Kota Madiun. Di antara mereka, 15 orang masuk dalam kepengurusan Pakasa cabang yang juga ditetapkan dan dilantik Sabtu malam itu.

Upacara wisuda yang ditandai penyerahan “partisara kekancingan”, dilakukan Gusti Moeng selaku Pengageng Sasana Wilapa/Pangrsa LDA. Sedangkan pengalungan samir, dilakukan bergantian oleh KPH Edy Wirabhumi (Pangarsa Pakasa Punjer) dan KPH Adipati Sangkoyo Mangunkusumo selaku Pengageng Karti Praja di Kraton Mataram Surakarta. Wisuda itu diakhiri dengan foto bersama.
Sedangkan pelantikan pengurus Pakasa cabang, dilakukan KPH Edy Wirabhumi selaku Pangarsa Pakasa Punjer yang didahului dengan ikrar “prasetya” dengan menjawab pertanyaan. Beberapa pertanyaan “ikrar prasetya” itu, kurang lebih berbunyi “apakah anda sanggup menjaga utuhnya kebhinekaan bangsa dan NKRI, UUD 45 dan Pancasila?”.

Pertanyaan berikut yang semuanya diajukan dalam bahasa Jawa krama inggil itu, “apakah “panjenengan” (anda) sanggup menjaga nama baik Kraton Mataram Surakarta dan Pakasa? Secara serentak, semua yang dilantik menjawab aklamasi “sendika” (sanggup). Apakah anda sanggup dan setia pada budaya Jawa dan melestarikannya?. Jawab mereka, “sendika” (siap-Red).
Ada satu pertanyaan yang sangat esensial dari “ikrar prasetya” itu, yaitu soal kesanggupan menjaga utuhnya kebhinekaan bangsa, NKRI, UUD 45 dan tegaknya Pancasila. Dalam pelantikan itu Pangarsa Pakasa Punjer bertanya sekaligus menegaskan, bahwa Kraton Mataram Surakarta adalah kraton pertama yang mendukung “kemerdekaan RI” dan ikut mendirikan NKRI.

Selesai upacara pelantikan, KPH Edy Wirabhumi selaku Pangarsa Pakasa Punjer menyerahkan SK Pelantikan pengurus kepada KRAT Haryana Adi Joyonagoro selaku Ketua Pakasa Cabang Kota Madiun dan diakhiri dengan foro bersama Gusti Moeng, Pj Wali Kota Eddy Supriyanto dan jajarannya di lingkungan Pemkab. Setelah itu, beberapa tokoh penting yang hadir bergiliran memberi sambutan.
Dalam sambutannya, Pj Wali Kota Madiun menegaskan, pihaknya ingin mendorong segenap potensi di wilayahnya untuk fokus mengembangkan potensi destinasi wisata berupa event, terutama seni dan budaya. Menurutnya, Kota Madiun tidak punya aset-aset seperti yang dimiliki kraton, oleh sebab itu yang bisa dikembangkan adalah optimalisasi event untuk mendatangkan wisatawan.

Sementara itu, KPH Edy Wirabhumi dalam sambutannya menegaskan bahwa kini sedang dalam proses merangkai ulang potensi kekuatan dan kebesaran Kraton Majapahit yang dilakukan Letjen TNI (Purn) AM Gendripriyono sebagai ketuanya. Lembaga itulah yang nanti akan menjadi payung bagi kraton-kraton, termasuk di dalamnya MAKN yang dipimpin KPH Edy Wirabhumi selaku ketuanya.
Dengan potensi kerjasama antar lembaga adat itu, akan mendorong perjalanan bangsa dan NKRI agar menjadi bangsa dan negara yang kuat serta unggul di di antara bangsa-bangsa di dunia, terutama di bidang budayanya. Karena, cita-cita para pendiri bangsa dan NKRI ini, dulunya memang seperti isi risalah BPUPK yang disebut Gusti Moeng ditemukan di Mahkamah Konstitusi.

KPH Edy Wirabhumi juga menegaskan, bahwa para ahli antropologi telah menemukan peradaban manusia di wilayah Surakarta yang sudah ada pada 16 juta tahun lalu. Itu jauh lebih tua atau lebih dulu dari peradaban manusia yang ditemukan di Afrika, 14 juta tahun lalu. Sebab itu, tidak aneh kalau bangsa kita sudah kemana-mana sebelum Colombus menemukan Amerika.
Pada bagian lain disebutkan, Pakasa yang lahir sebelum ada NKRI, menjadi contoh pengembangan dan pelestarian seni budaya (Jawa), untuk memperkuat ketahanan budaya bangsa. Rintisan ini akan dilakukan bersama kraton-kraton lain anggota MAKN yang dipimpinnya, bekerjasama dengan berbagai lembaga tinggi negara yang dijalin dengan nota kesepahaman (MoU).

Dalam sambutannya, GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng menegaskan bahwa sebelum ada republik atau NKRI terlahir pada 17 Agustus 1945, sudah menjadi keniscayaan adanya sebuah “negara” yang bernama Kraton Mataram Surakarta (Hadiningrat) yang usianya 200 tahun (1745-1945). Jadi, wajar saja kalau di semua bekas wilayahnya punya karakter seni budaya yang sama.
“Nagari” Mataram Surakarta adalah kraton pertama yang menyatakan mendukung Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus atau lahirnya NKRI. Fakta itu tidak bisa dibantah, karena ada risalah BPUPK yang tersimpan sebagai dokumen negara di Mahkamah Konstitusi. Risalah itu menyebut, BPUPK yang di dalamnya ada 12 utusan dari kraton, sudah menegaskan arah bangsa yang baru lahir itu.

Sekitar pukul 21.30 WIB keseluruhan rangkaian wisuda dan “tetepan” pengurus Pakasa Cabang baru Kota Madiun berakhir. Pj Wali Kota dan KPH Edy Wirabhumi seusai berfoto bersama pengurus Pakasa cabang baru langsung dikerubuti para awak media. Bergantian Pj Wali Kota Eddy Supriyanto menjawab pertanyaan para wartawan, khususnya soal peradaban Jawa yang sudah lebih dulu dikenal.
Hal serupa juga disinggung KPH Edy Wirabumi selaku Pangarsa Pakasa Punjer saat menjawab pertanyaan para wartawan. Ia juga menegaskan, bahwa peradaban bangsa Indonesia sudah sangat tinggi dan dikenal dunia. Para pendiri bangsa (BPUPK) semula sudah bersepakat membawa bangsa ini mendunia, tetapi dalam perjalanan memang terseok-seok, namun kini harus tetap bersemangat. (won-1)