Jadi Tempat Berlatih Jalan KRA Panembahan Didik, Hingga Terasa Kelelahan
PATI, iMNews.id – Untuk kesekian kalinya, warga masyarakat adat Pakasa Cabang Pati menggelar ritual haul Bupati Juwana 1-13 yang dipusatkan di kompleks makam Mangkoedipoeran, Desa Bajomulyo, Kecamatan Juwana, Minggu siang (5/5) kemarin. Perubahan nama menjadi Kabupaten Pati, baru terjadi pada era NKRI mulai tahun 1745.
Ritual haul kali ini, digelar oleh dan atas nama keluarga besar Yayasan Suro Wikromo yang diketuai R Samudi dan bukan atas nama pengurus Pakasa Cabang Pati yang diketuai KRAT Mulyadi Puspopustoko, meskipun kalangan paniti pengundang juga warga Pakasa. Kehadiran KRAT Mulyadi dan para pengurus Pakasa cabang, hanya diundang.
Sayang, KRAT Mulyadi Puspopustoko selaku Ketua Pengurus Pakasa Cabang Pati yang dimintai konfirmasi iMNews.id hingga berita ini diturunkan belum memberi jawaban atas pertanyaan yang dikirim ke nomer WA-nya. Tetapi soal posisi Pakasa di acara itu, dibenarkan KRA Panembahan Didik Gilingwesi Hadinagoro (“Plt” Ketua Pakasa Kudus).
“Saya dan rombongan Pakasa Cabang Kudus juga diundang oleh panitia dari yayasan (Yayasan Suro Wikromo-Red), bukan dari pengurus Pakasa Cabang Pati. Meskipun, yang mengundang, ya warga Pakasa di situ. Saya tadi juga ketemu Kanjeng Mul (KRAT Mulyadi-Ketua Pakasa Pati) dan Kanjeng Bambang (KRA Bambang S Adiningrat-Ketua Pakasa Jepara)”.
“Saya tidak tahu apakah Kanjeng Bambang diundang dari atas nama panitia/yayasan atau pengurus Pakasa cabang. Yang jelas, saya tidak mendapat undangan dari pengurus Pakasa Cabang Pati yang diketuai Kanjeng Mul. Tapi, ya enggak apa-apa. Yang penting tujuannya, kami ikut memeriahkan kirab haul ini,” tandas KRA Panembahan Didik Gilingwesi.
Pelaksana tugas atau “Plt” Ketua Pakasa Cabang Kudus itu, saat dimintai konfirmasi iMNews.id siang tadi lebih lanjut menyatakan, dia mengajak rombongan berjumlah 19 orang untuk hadir dan semua mengikuti kirab yang jauhnya sekitar 5 KM. Kehadiran Pakasa Cabang Kudus di acara ini, disebutkan sudah dua kali dalam beberapa tahun ini.
Menurutnya, jalannya acara terutama saat kirab berlangsung hingga upacara adat haul di kompleks makam Mangkoedipoeran, Desa Bajomulyo, Kecamatan Juwana, Minggu siang (5/5) kemarin, berlangsung meriah. Iring-iringan kirab budaya yang didukung sekitar 400-an orang, ditonton warga di sepanjang rute kirab sejauh 5 KM itu.
Rute kirab, disebutkan diberangkatkan dari start di rumah seorang panitia, H Kunawi di Desa Bajomulyo menuju Pendapa Joglo Mangkoedipoeran Jalan Ujung Pulo Seprapat sebagai lokasi finish. Lagi-lagi, rombongan prajurit Nguntara Praja dan Korsik Drumband Sura Praja Pakasa Jepara, menjadi daya tarik pemeriah kirab budaya itu.
“Saya dan rombongan Pakasa Kudus, sejak awal memang ingin ikut berjalan kaki memeriahkan kirab itu. Karena panitia yang mengundang saya, katanya jarak kirab hanya 500-an meter. Itu saja, sebenarnya tantangan berat bagi saya. Karena sedang dalam tahap pemulihan punggung yang habis jatuh dulu”.
“Ternyata, rutenya malah sejauh 5 KM. Wahh.., terasa sakit semua punggung saya. Sampai di rumah kemarin petang, saya langsung ndlosor. La wong latihan berjalan, kok sampai 5 KM. Saya jadi geli sendiri. Tetapi, mudah-mudahan tantangan itu menjadikan saya semakin bersemangat, cepat sembuh total,” harap KRA Panembahan Didik.
Seperti diketahui, “Plt” Ketua Pakasa Kudus ini pernah mendapat musibah jatuh terpeleset di kamar mandi saat hendak wudhu, sekitar setahun lalu. Dokter ahli tulang dan syaraf menyarankan untuk dioperasi di Singapura, tetapi tidak dijalani. KRA Panembahan Didik menempuh pengobatan dan pemulihan “kombinasi”, dan kini sudah hampir pulih.
Perihal ritual haul Bupati Juwana 1-13 yang dihadiri bersama rombongan, disebut sudah kali kedua Pakasa Kudus mendukung dengan membawa peserta kirab yang rata-rata dalam jumlah banyak. Dan menurutnya, hampir semua undangan kirab terutama dari Pati, selalu dihadiri dan terlibat penuh berjalan kaki di sepanjang rute yang ditetapkan.
Sementara itu, Pakasa Cabang Pati memang memiliki kekayaan lokasi makam tokoh leluhur Dinasti Mataram yang jumlahnya lebih banyak dibanding daerah-daerah lain. Hampir semua lokasi makam yang pernah disebut KRAT Mulyadi Puspopustoko itu, rata-rata menjadi objek wisata spiritual yang ramai dikunjungi para peziarah dari lokasi jauh.
Lokasi makam tokoh leluhur yang semakin ramai diziarahi sepanjang tahun itu, rata-rata pernah dikunjungi Gusti Moeng bersama rombongan dari Kraton Mataram Surakarta. Dan iMNews.id yang pernah mengikuti safari itu mencatat, hadirnya kraton bersama sejumlah Bregada Prajurit termasuk Korsik Tamtama, memberi sentuhan seni ritual itu.
Peneliti sejarah dari Lokantara Pusat (Jogja) Dr Purwadi menyebutkan, Pati adalah wilayah yang menjadi tanggung-jawab Ki Ageng Penjawi, sebagai hadiah yang diterima dari Sultan Kraton Pajang. Sedikitnya 13 tokoh keturunannya dimakamkan di wilayah ini, mulai dari Nyai Ageng Ngerang hingga Ki Bagus Kuncung. (won-i1).