Banyak Peserta Tertahan di Kota Kendari, Karena Tidak Terangkut
KENDARI, iMNews.id – Event Festival Adat Kerajaan Nusantara (FAKN) II tahun 2023 digelar di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), 8-11 Desember. Ajang festival seni budaya khas koleksi kraton/kesultanan/kedatuan/pelingsir adat anggota Majlis Adat Kraton Nusantara (MAKN) itu, diikuti hanya 18 dari 56 anggota MAKN karena keterbatasan angkutan pesawat.
“Kemarin (Jumat, 8/12), saya menghadiri pembukaan Festival Adat Kerajaan Nusantara (FAKN) kedua. Saya mewakili Kanjeng Wira (KPH Edy Wirabhumi-Red) yang sedang sakit. Animo anggota MAKN yang ingin ikut serta sebenarnya banyak. Tetapi fasilitas angkutan (udara-Red) menuju Wakatobi, masih sangat terbatas,” jelas Gusti Moeng menjawab pertanyaan iMNews.id, siang tadi.
Menurutnya, animo peserta dari 56 kerajaan anggota MAKN sebenarnya lebih dari 18 kontingen yang bisa sampai di kota Kabupaten Wakatobi, memeriahkan event FAKN kedua tahun 2023, yang digelar mulai tanggal 8 Desember hingga 11 Desember. Namun, banyak kontingen peserta yang terpaksa tertahan di Kota Kendari, Ibu Kota Sultra, karena tidak bisa terangkut.
Disebutkan, jadwal penerbangan dari Kendari menuju Wakatobi sebagai satu-satunya jalur penerbangan menuju kabupaten yang menjadi destinasi wisata bawah laut terindah kedua di dunia itu, hanya seminggu dua kali, Jumat dan Senin. Jenis angkutan pesawat yang melayani penerbangan itu, hanya pesawat ATR berkapasitas 50 penumpang.
Selain jumlah dan jadwal penerbangan ke Wakatobi yang masih sedikit, waktu tempuh penerbangan yang ada saat ini juga terlalu lama untuk sampai ke tujuan, bila ditempuh dari Surakarta (Solo), Jogja atau kota besar lain. Lamanya waktu tempuh karena beberapa kali berhenti di rute perjalanan Jakarta, Makasar, Kendari untuk sampai Wakatobi, sudah sangat melelahkan.
“Selain terlalu melelahkan karena berkali-kali berhenti di beberapa kota sepanjang rute, waktunya juga habis di perjalanan. Padahal, potensi destinasi wisata Wakatobi bukan main-main, nomer dua di dunia. Tentu diincar para pelancong. Masalah kecukupan ketersediaan angkutan pesawat dan jadwal ini yang perlu dipikirkan,” tambah Gusti Moeng.
GKR Wandansari Koes Moertiyah yang mewakili Ketua Umum DPP MAKN (KPH Edy Wirabhumi) dalam pembukaan FAKN kedua itu, tidak membawa kontingan peserta dari Kraton Mataram Surakarta. Selain jarak tempuh yang jauh dan angkutan udara terbatas, untuk membawa kontingen butuh biaya yang sangat besar, karena dengan rute penerbangan sekarang, dinilainya sudah sangat mahal.
Pengageng Sasana Wilapa sekaligus Pangrsa Lembaga Dewan Adat ini menambahkan, perjalanan penerbangan dari Kendari menuju Wakatobi, dengan pesawat ATR itu ditempuh sekitar 45 menit. Ini sangat memerlukan pertimbangan untuk segera memperpanjang runway atau landasan pesawat di bandara, agar bisa didarati jenis pesawat berbadan besar, “syukur-bage” air bus.
“Perjalanan lewat laut, walau dari kota terdekat yaitu Kendari menuju Wakatobi, kelihatannya ya belum memungkinkan. Pelabuhannya belum siap. Jadi, kemarin itu, kirab budaya bisa meriah karena didukung kontingen dari luar anggota MAKN, yaitu kontingen 27 kabupaten di Sulawesi Tenggara,” ujar Gusti Moeng.
Event FAKN ketiga tahun 2024, sudah diputuskan digelar di Pulau Rote, NTT. Tetapi, belum bisa diperkirakan berapa banyak anggota MAKN yang akan bisa mengirim kontingen sebagai pesertanya, termasuk Kraton Mataram Surakarta. Karena, rata-rata kalangan anggota juga masih mengalami kondisi yang belum pulih setelah dilanda pandemi Corona.
Seperti diketahui, MAKN sudah menggelar event festival (FAKN) dua kali setelah terhalang pandemi Corona lebih dua tahun. Namun itu bisa disebut merupakan kelanjutan dari event yang digelar lembaga sebelum berubah menjadi MAKN, yaitu sekitar 2-3 kali festival yang digelar Forum Silaturahmi Kraton Nusantara (FSKN).
Sedangkan Forum Komunikasi dan Informasi Kraton Nusantara (FKIKN) yang dipimpin Gusti Moeng sendiri selaku Sekretaris Jenderal (Sekjen) yang kantornya berkedudukan di Kraton Mataram Surakarta, hingga kini juga belum bisa menggelar event Festival Kraton Nusantara (FKN) karena terhalang pandemi Corona, setelah di Kabupaten Luwu (Sulsel), tahun 2020. (won-i1).