Di Rumah Dinas Wali Kota “Loji Gandrung”
SURAKARTA, iMNews.id – Keluarga Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Surakarta menggelar acara halal-bihalal meminjam tempat diruang belakang rumah dinas Wali Kota Surakarta, gedung Loji gandrung, Senin (22/5) siang tadi. Acara dalam rangka bersilaturahmi dan bermaaf-maafan dalam suasana Idhul Fitri itu sudah lewat dari bulan Sawal atau Syawal, karena semula pihak tuan rumah (Wali Kota-Red) sudah setuju diadakan di akhir bulan Sawal, Sabtu (20/5).
“Tapi karena sesuatu hal, mas Wali Kota Gibran mendadak harus ke Jakarta. Penjenengan semua pasti sudah tahu apa yang sedang terjadi akhir-akhir ini. Untuk itu, kami memintakan maaf dan menyampaikan kata pamitan mas Wali Kota, yang selaku tuan rumah terpaksa tidak bisa hadir di tengah-tengah kita. Sebagai gantinya, itu ada mobil AD-1-A. Dan lagi, ada pak Wakil Wali Kota (Teguh Prakosa-Red) hadir di sini menggantikan. Dan bagi wartawan, halal-bihalal itu bisa kapan saja. Tidak harus di bulan Sawal,” ujar Anas Syahirul selaku Ketua PWI saat memberi sambutan di acara halal-bihalal itu, siang tadi.
Ada sekitar 70-an undangan yang hadir, sebagian besar di antaranya adalah para wartawan berbagai media, termasuk media platform online digital. Di antara mereka, banyak juga kelihatan para wartawan senior, baik yang masih berkarya selepas pensiun dari hubungan ketenagakerjaannya dengan perusahan media tempatnya mengabdi puluhan tahun, maupun yang sudah tidak berkarya seperti H Ichwan Dardiri (80) tahun, mantan Ketua PWI, eks pejabat Bapeda Pemkot yang juga pernah bekerja di sebuah penerbitan hingga di tahun 1980-an.
Di hadapan kapolresta Surakarta, Danrem 074 Warastratama, Dandim 0725 Surakarta dan sejumlah pejabat yang hadir terutama KGPAA MN X, Wakil Wali Kota Tegus Prakosa menyampaikan minta maaf dirinya harus mewakili Wali Kota yang terpaksa tidak hadir karena harus ke Jakarta. Secara kelakar juga disinggung, sifat-sifat suai muda seperti juga disandang Wali Kota Gibran, masih sering tampak kepolosannya sehingga ceplas-ceplos setiap menjawab pertanyaan para wartawan, yang tidak disadari belakangan banyak orang rajin pakai “koyok” karena pusing mengatasi itu. (won-i1)