Setelah Kembali Masuk Kraton, ke Posisi “Bebadan Kabinet 2004”
SURAKARTA, iMNews.id – Kraton Mataram Surakarta akan menggelar upacara adat hajad-dalem Garebeg Syawal, dengan mengeluarkan sepasang Gunungan dalam sebuah prosesi arak-arakan dari kraton menuju kagungan-dalem Masjid Agung, Minggu, 23 April 2023, mulai pukul 09.30 WIB. Ritual itu untuk merayakan datangnya Hari Raya Idhul Fitri atau Lebaran, 1 Sawal Tahun Ehe 1956 atau 1 Syawal Tahun 1444 Hijriyah.
Upacara adat ini merupakan rangkaian tatacara yang dilakukan kraton dalam menyambut dan merayakan hari besar Islam, sebagai simbol atau kewajiban meneruskan Kraton Mataram Islam yang didirikan Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma. Setelah diawali dengan ritual “Nyadran Caos Bhekti Tahlil”, dilanjutkan dengan khataman Alqur’an dan ritual hajad-dalem kirab “ting” Malem Selikuran (iMNews.id, 12/4/2023)
Rangkaian upacara adat di kraton menyambut hari besar Islam menjelang, di bulan puasa hingga menutup puasa yang selalu diinisiasi Gusti Moeng selaku Pengageng Sasana Wilapa/ Ketua Lembaga Dewan Adat) selama bekerja penuh di dalam kraton, selalu berakhir dengan ritual hajad-dalem Garebeg Pasa atau Garebeg Syawal, yang oleh warga peradaban luas disebut Hari Raya Idhul Fitri atau Lebaran.
“Kalau urusan mengirim utusan maringaken zakat fitrah ke kagungan-dalem Masjid Agung, itu kewajiban pribadi Sinuhun PB XII selaku simbol pemimpin agama. Kalau urusan internal abdidalem, itu bagian kantor Pengageng Sasana Wilapa. Dhawuh untuk persiapan (gunungan hajad-dalem-Red) sudah dikeluarkan (Pengageng Sasana Wilapa). Kalau yang untuk para abdidalem yang akan sowan, masih diproses”.
“Untuk Gaebeg Syawal tahun ini, sudah ada dhawuh untuk merangkai dua buah atau sepasang Gunungan. Tetapi pelaksanaan prosesi mengarak gunungan hajad-dalem ke Masjid Agung, Minggu, 23 April. Agar para abdidalem yang akan sowan, punya kesempatan bersilaturahmi di lingkungan keluarga masing-masing,” jelas KRMH Suryo Kusumo Wibowo, Wakil Pengageng Sasana Prabu yang juga pejabat tetap koordinator lapangan berbagai ritual, yang dihubungi iMNews.id, siang tadi.
Walau surat “dhawuh” masih dalam proses, tetapi kabar tentang akan adanya pisowanan hajad-dalem Garebeg Syawal sudah didengar luas kalangan masyarakat adat, khususnya kalangan warga Pakasa cabang di berbagai daerah. Seperti Pakasa Cabang Jepara yang dipimpin ketuanya, KRA Bambang Setiawan Adiningrat, misalnya, sudah mengadakan koordinasi untuk membentuk rombongan yang akan bersiap “sowan”.
“Kami sudah diberitahu lisan, saat kontak dengan Kanjeng Wira (KPH Edy Wirabhumi, Pangarsa Pakasa Punjer-Red), beberapa waktu lalu. Tetapi, kami belum menerima dhawuh secara resmi. Kami masih menunggu. Tetapi, kami sudah berunding dengan pengurus. Akan ada rombongan dari Pakasa Jepara untuk sowan. Saya sendiri yang akan memimpin,” ujar Ketua Pakasa Cabang Kabupaten Jepara, yang dihubungi iMNews.id, terpisah, siang tadi.
Antusiasme untuk hadir mengikuti pisowanan hajad-dalem Garebeg Syawal, tentu datang dari masyarakat adat yang tergabung dalam Pakasa-pakasa cabang lain yang tersebar di berbagai provinsi. Tetapi, rata-rata pengurus yang dihubungi iMNews.id menyebutkan, pihaknya sedang menunggu dhawuh resmi yang biasanya disebar melalui aplikasi WA grup pengurus Pakasa cabang.
Semangat ingin sowan sekaligus “ngalab berkah” hajad-dalem gunungan Garebeg Syawal itu, rata-rata disebutkan karena alasan sudah lebih dari lima tahun mereka tidak “sowan” ke kraton, akibat “ontran-ontran” 2017, dan kini “Bebadan Kabinet 2004” yang dipimpin Gusti Moeng, sudah kembali bekerja di dalam kraton. Mereka rata-rata juga bersyukur, “perdamaian” sudah dicapai, dan ritual Garebeg Syawal ini adalah yang pertama atau perdana diselenggarakan.
Seperti Ketua Pakasa Cabang Ponorogo, KRRA MN Gendut Wreksodiningrat yang dihubungi iMNews.id secara terpisah siang tadi, menyebutkan dirinya siap sowan di upacara adat hajad-dalem Garebeg Syawal bersama rombongan, Minggu 23/4/2023). namun pihaknya masih menunggu dhawuh resmi dari Pengageng sasana Wilapa. Ketika ditanya akankah pakasa Ponorogo mengirim sejumlah grup reog untuk “menghebohkan” suasana ritual itu, dia mengaku belum ada rencana.
Kesiapan untuk hadir mengikuti pisowanan, juga diungkapkan KRAT Bagiyono Rumeksonagoro (Ketua Pakasa Cabang Magelang), KRAT Seviola Ananda (Ketua Pakasa Kabupaten Trenggalek), KRAT Mulyadi Puspopustoko (Ketua Pakasa Cabang Pati) dan KRAT Sukoco (Ketua Pakasa Kabupaten Nganjuk). Mereka rata-rata sedang menunggu surat dhawuh resmi, meskipun sudah pada rindu untuk sowan, apalagi pada hajad-dalem Garebeg Syawal perdana, setelah lima tahun tidak sowan.
Disebutkan KRHM Suryo Kusumo Wibowo, agenda upacara adat Garebeg Syawal diambil lebaran kedua yang tepat di hari Minggu, agar para abdidalem yang bertugas dalam prosesi mengarak sepasang gunungan, bisa mendahulukan berlebaran di keluarga masing-masing. Meski selalu berkurang tenaga untuk mengusung gunungan di saat Garebeg Syawal, tetapi diyakini semua abdidalem sudah tahu tugas dan kewajiban masing-masing untuk sowan menjalankan tugasnya. (won-i1)