Pakasa Cabang Pati Semakin Mendapat Simpati Berbagai Kalangan
PATI, iMNews.id – Setelah ditiadakan karena pandemi Corona sejak 2020, kegiatan spiritual religi haul ke-382 meninggalnya Syeh Jangkung Landoh atau Saridin yang makamnya terletak di Desa Kayen, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Minggu (5/2) pagi hingga siang kemarin benar-benar dipenuhi para peziarah hingga tumpah-ruah sampai di luar kawasan makam leluhur Dinasti Mataram itu. Upacara adat yang diisi dengan pengajian akbar yang didahului dengan kirab budaya, dan diramaikan dengan pasar malam selama dua minggu sampai pada puncak pelaksanaan haul, Minggu kemarin, diperkirakan rekor kunjungan wisata spiritual religi yang selama ini terjadi.
“(Minggu) Kemarin itu kami perkirakan benar-benar menjadi rekor puncak kunjungan. Dalam sehari itu saja mungkin belasan ribu orang yang silih-berganti datang sejak pagi hingga siang, bahkan hingga sore. Pasar malamnya juga luar biasa, dalam dua minggu hingga kemarin seperti tidak ada selanya. Penuh sesak di setiap sudut lingkungan makam. Saat proses kirab berlangsung dari lapangan desa menuju makam sejauh 3 KM itu, juga penuh manusia. Maklum, sudah dua tahun ditiadakan. Dua tahun mereka tidak berziarah. Kemarin itu seperti ditumpahkan keinginan yang sudah tertahan dua tahun,” ujar KRT Mulyadi Puspopustoko selaku Ketua Pakasa Cabang Pati, yang dimintai konfirmasi iMNews.id, siang tadi.
Aktivitas spiritual religi berupa haul di sejumlah makam tokoh leluhur Dinasti Mataram yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Pati, memang sudah lama berjalan rutin tiap tahun saat datang bulan Rejeb (Jawa) atau Rajab (Hijriyah). Keramaian pasar malam yang menyertainya, sering diisi berbagai macam hiburan, yang juga menjadi daya tarik tersendiri pada inti acara berupa haul yang selalu diisi pengajian akbar, tahlil dan dzikir yang jatuh pada puncak upacara adat, seperti saat haul ke- 382 meninggalnya Syeh Jangkung Landoh/Saridin di Desa Kayen, Kecamatan Kayen, Minggu siang kemarin.
Dari upacara adat di makam tokoh-tokoh leluhur Dinasti Mataram itu, tentu saja mendatangkan keuntungan secara ekonomi bagi masyarakat sekitar makam dan potensi berbagai industri kecil dan UMKM juga ikut terangkat karena kedatangan pengunjung ribuan orang berhari-hari, bahkan sampai dua minggu. Kegiatan itu menjadi semakin tertata setelah masyarakat adat perawat/pengurus makam terwadahi dalam organisasi Pakasa cabang lalu bekerjasama dengan berbagai pihak utamanya Pemkab dan forkopimda, seperti yang tampak pada kirab dan haul Minggu siang kemarin.
“Kemarin itu Pjs Bupati Pati, Ketua DPRD dan Kapolresta hingga Camat Kayen dan Lurah Kayen ikut hadir melepas kirab dan mengikuti haul di makam Syeh Jangkung Landoh. Utusan Gusti Moeng dari kraton juga hadir. Warga dan pengurus Pakasa serta abdidalem juru kunci semua makam pajimatan yang ada di Pati, juga hadir. Tamu undangan dari Pakasa Demak, Kudus, Semarang, Purwodadi (Grobogan), Blora dan Jepara utusan Kanjeng (KRA) Bambang juga hadir. Terima kasih atas dukungan semua pihak, hingga upacara adat ini berlangsung sukses,” tutur KRT Mulyadi.
Di tempat terpisah, Ketua Pakasa Jepara KRA Bambang Setiawan menyebut dirinya tidak bisa memenuhi undangan itu tetapi mengutus 15 pengurus dan anggota Pakasa cabang yang dipimpin RT Anam Setyodipuro, untuk mengikuti upacara adat yang digelar Pakasa Cabang Pati di Desa Kayen, Kecamatan Kayen itu. Dalam brosur, selain jadwal acara yang sudah disusun beruntun mulai tanggal 27/1 hingga Senin (6/2) hari ini, di situ tertulis GKR Wandansari Koes Moertiyah diharapkan hadir dalam prosesi kirab.
Atas undangan KRT Mulyadi yang disampaikan langsung kepada Gusti Moeng di kraton akhir Januari lalu, Gusti Moeng sudah menjawab minta maaf dirinyaa tidak bisa hadir karena harus konsentrasi pada upacara adat tingalan jumenengandalem yang diagendakan, 16 Februari ini. Kepada iMNews.id, Gusti Moeng selaku Pengageng Sasana Wilapa sekaligus Ketua LDA menyatakan dirinya harus minta maaf karena acara di kraton mendadak harus menyita konsentrasinya, sebagai konsekuensi atas peristiwa “insiden Gusti Moeng kundur Ngedhaton” 17 Desember 2022 dan peristiwa “perdamaian” 3 Januari yang harus ditindaklanjut dan disiapkan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin.
Selain haul Syeh Jangkung Landoh/Saridin, KRT Mulyadi menyebut Pakasa Pati segera akan melaksanakan agenda acara spiritual religi serupa lanjutan di tempat lain di wilayah kabupaten yang sudah disusun selama setahun. Yaitu haul Sunan Prawoto di Desa Prawoto, Kecamatan Sukolilo, Selasa besok 7 Februari, yang sebenarnya juga sudah diagendakan untuk menghadirkan Gusti Moeng. Walau tokoh yang diundang berhalangan hadir, namun ada KRAP Joko Wasis Sontonagoro yang diutus mewakili, yang kelihatan mulai dari kirap mengarak sejumlah gunungan berisi aneka buah segar dan ratusan aneka makanan ringan hingga upacara adat di makam Syeh Jangkung Landoh. (won-i1)