Menggeser Rongsokan Yang Menutup Akses Perkantoran Kompleks Pendapa Magangan

  • Post author:
  • Post published:January 22, 2023
  • Post category:Regional
  • Reading time:5 mins read
Para abdidalem prajurit
MEMINDAH RONGSOKAN : Para abdidalem prajurit yang kebagian tugas membersihkan halaman depan kompleks perkantoran di kawasan Pendapa Magangan, berusaha membongkar tumpukan besi talang rongsokan, untuk dipindah ke tempat kosong di dekatnya, pagi tadi. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Pengurus Pakasa Berboncengan Motor “Menjenguk” Kraton

SURAKARTA, iMNews.id – Kerjabhakti resik-resik yang mulai terfokus ke lingkungan dalam Kraton Mataram Surakarta yang berlangsung dari pagi hingga siang tadi, hampir semua pelakunya didominasi kalangan abdidalem anggota prajurit yang mengerahkan sekitar 50 orang. Kerjabhakti makin diintensifkan untuk menata-ulang tata ruang kawasan lingkungan Pendapa Magangan, karena lokasi itu masih banyak besi rongsokan bekas talang dan sebagainya yang ditumpuk begitu saja di halaman terbuka, sementara di kanan-kirinya adalah deretan ruang perkantoran sejumlah lembaga bebadan, yaitu Kantor Pengageng Karti Praja, Kantor Pengageng Pasiten, Kantor Pengageng Yogiswara dan Bangsal Lembisana sebagai tempat menyimpan koleksi wayang.

“Karena tempat kosong yang dekat dan tidak begitu menghasilkan gangguan pemandangan ya hanya di situ, maka untuk sementara biar menjadi tempat untuk menggeser talang bekas dan besi rongsokan yang di halaman itu. Mosok aktivitas perkantoran disuguhi pemandangan barang-barang rongsokan yang menumpuk tak terurus,” sebut KPHA Sangkoyo Mangunkusumo selaku Pengageng Karti Praja, sambil sibuk mengurus ruang kerjanya, menunjuk aktivitas pemindahan barang-barang rongsokan yang sedang dilakukan sekitar 10 abdidalem prajurit di depan kantornya, pagi tadi.

KURANG SEDAP : Meski nyaris tidak pernah menjadi akses keluar-masuk ke dalam sampai kraton dibuka untuk umum per 1 Januari 2023, lingkungan depan pintu Kori Sri Manganti Kidul tetap berkesan kurang sedap dipandang. Karena kondisi Pendapa Magangan yang penuh sirap bekas dan halaman di sisi timurnya yang masih penuh barang rongsokan. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Ada beberapa abdidalem yang tampak bertugas ikut menata-ulang ruang Kantor Pengageng Karti Praja, bersamaan dengan sejumlah prajurit yang bergotong-royong membongkar tumpukan rongsokan talang yang langsung memindahkan ke ke sebidang tanah kosong di sisi barat tembok “Koken”. Di bekas “kandang darurat” enam ekor kagungandalem mahesa Kiai Slamet itu, untuk sementara dijadikan tempat pengganti untuk mengumpulkan barang-barang rongsokan yang tersebar di sejumlah titik di kawasan Pendapa Magangan.

Namun, tempat itu tidak mungkin dijadikan pengganti untuk memindahkan ribuan lembar sirap kayu jati bekas yang tampak masih memenuhi sekeliling teras Pendapa Magangan. Diperkirakan, untuk menggeser barang-barang rongsokan termasuk talang sudah akan memenuhi tempat di sisi barat “Koken” atau di sisi timur Kori Sri Manganti Kidul. Selain kurang luas, tempat itu terbuka atau tanpa peneduh yang bisa membuat sirap bekas itu menjadi pemandangan yang makin tidak sedap dipandang dan menimbulkan aroma yang juga tidak sedap.

IKUT KERJABHAKTI : Walau mengenakan busana necis, Dr Purwadi (Ketua Lokantara Pusat di Jogja) tak segan-segan ikut bekerjabhakti bersama para abdidalem prajurit membersihkan halaman sekitar Pendapa Magangan, pagi hingga siang tadi. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Berlangsungnya kerjabhakti yang dilakukan sebagian besar abdidalem prajurit, mendapat dukungan semangat peneliti sejarah dari Lokantara Pusat di Jogja, Dr Purwadi (Ketua), yang sekaligus mewakili Pakasa cabang Jogja. Meskipun mengenakan stelan pakaian necis, calon guru besar FIB sebuah universitas di Jogja itu tak segan ikut bergabung para abdidalem prajurit, mencabuti rumput dan semak-semak menggunakan sebuah sabit. Kepada iMNews.id dikatakan, dirinya memang tidak mendengar agenda kegiatan hari ini, tetapi tidak masalah kalau ikut bergabung bekerjabhakti resik-resik lingkungan kraton.

“Karena baru tau setelah sampai di sini, ya tak masalah ikut gabung resik-resik mbabat rumput. Anggap saja, saya mewakili Pakasa cabang Jogja. Tiga kali dalam seminggu, saya sowan ke kraton sejak ‘Gusti Moeng kondur ngedhaton’, 17 Desember lalu. Ya, sebisa mungkin ikut gotong-royong resik-resik. Yang jelas, saya tidak punya melik. Sebab, kalau peduli dengan kraton tetapi punya melik, itu tidak baik. Bahkan bisa berbahaya, bagi diri sendiri, orang lain dan bisa berbahaya bagi peradaban secara luas,” tandas dosen yang sering tampil sebagai dalang wayang kulit secara profesional itu, saat jagongan dengan iMNews.id, sehabis kerjabhakti.

RAMAI WISATAWAN : Minggu ketiga Januari ini, pagi hingga siang tadi, wisatawan dari berbagai daerah yang memanfaatkan libur Imlek banyak berdatangan di Kraton Mataram Surakarta. Keramaian kunjungan wisata, seakan mengiringi kegiatan kerjabhakti resik-resik dan pembenahan yang terus dilakukan menjelang ritual tingalan jumenengan, 16 Februari mendatang. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Apa yang disinggung peneliti sejarah khusus tentang Mataram Surakarta yang menghasilkan ratusan judul buku itu, secara sekilas berkait dengan perkembangan situasi dan kondisi setelah “insiden Gusti Moeng kondur Ngedhaton” (17/12/2022) dan peristiwa “perdamaian” antara Sinuhun PB XIII dan adik kandungnya, Gusti Moeng (3/1/2023). Ia tidak banyak berkomentar tentang proses perjalanan terutama setelah “perdamaian” dicapai dan berbagai agenda kegiatan kraton kembali berjalan serta sedang disiapkan agenda penting ritual tingalan jumenengan, 16 Februari, kecuali penegasan tentang kehadirannya di kraton bisa dijamin sangat jauh atau tanpa “embel-embel melik”.

Berlangsungnya kerjabhakti yang terfokus di dalam kraton, begitu menginjak pukul 09.00 WIB, halaman Kamandungan yang tepat di depan pintu masuk utama ke dalam kraton jalan yang menjadi akses masuk ke Museum Art Gallery, semakin tampak sibuk karena para wisatawan makin banyak berdatangan. Dari sela-sela keramaian pengunjung, muncul KRAT Seviola Ananda Reksobudoyo (Sekretaris) yang sementara memimpin Pakasa Cabang Trenggalek (Jatim), dengan tiga rekannya berpamitan hendak pulang. Para pengurus Pakasa Trenggalek itu, datang di Solo naik motor tadi malam dan pagi tadi baru bisa menghadap Gusti Moeng, sebagai persiapan untuk mengikuti pisowanan tingalan jumenengan, 16 Februari. (won-i1)