Tahun 2023 Ini Gusti Moeng Lebih Disibukkan Urusan di Dalam Kraton

  • Post author:
  • Post published:January 23, 2023
  • Post category:Regional
  • Reading time:6 mins read
Gusti Moeng diarak keliling desa
DIARAK KELILING : Setelah diarak berkeliling desa, Gusti Moeng tiba di lokasi makam Nyai Ageng Ngerang di Kecamatan Tambakromo, Pati, menata barisan bersama rombongan dari Kraton Mataram Surakarta dan warga Pakasa cabang Pati, untuk memasuki lokasi upacara haul di dalam kompleks makam, beberapa waktu lalu.(foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Untuk Sementara, Belum Bisa “Melayani” Undangan Dari “Daerah”

SURAKARTA, iMNews.id – Dinamika perubahan yang begitu cepat dan sulit diprediksi sebelumnya, telah menempatkan Gusti Moeng selaku Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) maupun Pengageng Sasana Wilapa dalam posisi yang berat karena penuh tantangan. Setelah lima tahun lebih “berjuang” di luar kraton dan memiliki hubungan silaturahmi yang dekat, erat dan hangat dengan kalangan masyarakat adat di berbagai wilayah cabang Pakasa terutama di Jateng dan Jatim, sejak 17 Desember 2022 harus menjatuhkan pilih untuk berkonsentrasi di dalam kraton sejak “insiden Gusti Moeng kondur ngedhaton” (iMNews.id, 18/12/2022).

Karena pilihan jatuh pada konsentrasi dan fokus mengurus kondisi Kraton Mataram Surakarta yang jauh lebih buruk dan terkesan “bertambah hancur”, sejak ditinggal mulai April 2017 akibat “insiden mirip operasi militer” itu, maka untuk sementara urusan hadir secara fisik bersilaturahmi keliling daerah seperti yang dilakukan selama 5 tahun lalu, “terpaksa” dikesampingkan. Contohnya, permintaan masyarakat dan warga Pakasa Cabang Pati yang disampaikan secara khusus oleh KRAT Mulyadi Puspopustoko langsung kepada Gusti Moeng, beberapa waktu lalu (iMNews.id, 10/1/2023), yang intinya menyampaikan harapan masyarakat dan warga Pakasa cabang agar Gusti Moeng bisa hadir langsung sebagai Ketua LDA yang menjadi representasi kraton dalam upacara adat yang digelar.

MEMBERI BINGKISAN : Gusti Moeng menyerahkan bingkisan berupa “Kur’an Jawi” kepada tamunya seorang aktivis dari warga Nahdliyin, Ulil Abshar Abdalla bersama istri, setelah berdialog dalam kunjungannya di kraton, Minggu siang (22/1/2023) kemarin. (foto : iMNews.id/dok)

“Ya, sebenarnya kami warga Pakasa Pati dan masyarakat  Desa Jatiroto, Kecamatan Kayen, sangat berharap Gusti Moeng bisa hadir. Haul Ki Bagus Kuncung, Minggu siang (22/1) kemarin. Karena selama ini, hampir semua abdidalem pengelola makam dan kalangan pengurus Pakasa Anak Cabang setempat dan cabang, menganggap hanya Gusti Moeng wakil resmi dari kraton, yang mau peduli bersilaturahmi ke daerah (Pakasa cabang). Ada rasa kecewa di kalangan warga, itu jelas. Tetapi kami sangat bisa memaklumi kerepotan Gusti Moeng akhir-akhir ini. Karena ada banyak sekali yang diurus. Apalagi menghadapi upacara besar tingalan jumenengan. Walaupun sebenarnya, kemarin ada KRAP Joko Wasis Sontonagoro yang diutus mewakili,” jelas KRAT Mulyadi Puspopustoko, saat dihubungi iMNews.id, semalam.

Sampai hari ini memang belum ada kejelasan mengenai jadwal kegiatan yang sudah disusun setiap harinya, termasuk apakah ada celah waktu longgar sejak peristiwa “insiden Gusti Moeng kondur ngedhaton” 17 Desember, kegiatan kerjabhakti resik-resik, berbagai kegiatan latihan dan ritual, renovasi hingga menerima kunjungan berbagai pihak yang ingin mendapatkan kabar dengan datang langsung kepada Gusti Moeng di kraton. Informasi yang diterima iMNews.id hingga semalam, Minggu siang (22/1) kemarin Gusti Moeng menerima tamu tokoh aktivis warga Nahdliyin, Ulil Abshar Abdalla bersama istri. Di akhir kunjungan, Ketua Lakpesdam PB NU 2022-2027 yang juga menantu Gus Mus (KH Mustofa Bisri) pengasuh Ponpes Raudlatut Talibin, Leteh, Kabupaten Rembang itu, menerima bingkisan “Kur’an Jawi” dari Gusti Moeng.

SUDAH MENUNGGU : Masyarakat Desa Jatiroto, Kecamatan Kayen dan warga Pakasa cabang Pati khususnya kaum wanita yang hampir semuanya warga Nahdliyin, sudah menunggu kehadiran Gusti Moeng pada kegiatan spiritual religi haul Ki Bagus Kuncung, seorang tokoh leluhur Dinasti Mataram yang dimakamkan di desa itu, Minggu siang (22/1/2023) kemarin. (foto : iMNews.id/dok)

Lebih lanjut KRAT Mulyadi menyebutkan, agenda kegiatan spiritual religi pembuka di tahun 2023 di wilayah Kabupaten Pati, adalah haul di makam Ki Bagus Kuncung yang berlokasi di Desa Jatiroto, Kecamatan Kayen, Minggu siang. Lokasi makam leluhur Dinasti Mataram itu dihadiri ratusan bahkan bisa ribuan pengunjung dari berbagai daerah, apalagi ketika mendengar kabar akan hadir Gusti Moeng dari Kraton Mataram Surakarta. Dalam beberapa peristiwa serupa yang pernah diikuti iMNews.id di daerah sekitar Gunung Muria, Gusti Moeng menjadi disambut seperti artis primadonan dari Kraton Surakarta, dan begitu hangat, erat dan dekat dengan masyarakat yang dihadiri, khususnya dalam 5 tahun sejak 2017.

Dalam kesempatan upacara pembukaan haul kemarin, KRAT Mulyadi menyebutkan dihadirkan ke panggung KRAP Joko Wasis Sontonagoro selaku “utusan Gusti Moeng”, untuk menjelaskan kepada masyarakat dan warga Pakasa yang sudah menanti, kemudian juga memintakan maaf Gusti Moeng kepada masyarakat yang hadir dalam upacara haul dan lebih luas lagi, karena terpaksa tidak bisa hadir bersilaturahmi akibat benar-benar sedang sibuk di kraton. Penjelasan itulah yang disebut KRAT Mulyadi menenangkan peserta haul dan bisa memaklumi ketidakhadiran tokoh “hebat” dari Kraton Mataram Surakarta yang selalu dielu-elukan kehadirannya di situ.

PENGURUS DAN PANITIA : KRAT Mulyadi Puspopuspito (Ketua cabang) selaku pengurus Pakasa dan panitia haul Ki Bagus Kuncung, berfoto bersama di atas panggung seusia ritual haul Ki Bagus Kuncung digelar di kompleks makam tokoh leluhur Dinasti Mataram itu, di Desa Jatiroto, Kecamatan Kayen, Pati, Minggu siang (22/1/2023) kemarin. (foto : iMNews.id/dok)

Disebutkan KRAT Mulyadi, khusus untuk Kabupaten Pati, setelah haul Ki Bagus Kuncung di Kecamatan Kayen, Minggu kemarin, akan segera datang ritual religi haul Syekh Jangkung Saridin di kecamatan yang sama, tetapi di Desa Kayen, tak jauh dari Desa Jatiroto, pada tanggal 5 Februari nanti. Sebenarnya, undangan yang disampaikan pengurus Pakasa Cabang Pati kepada Gusti Moeng beberapa waktu lalu, juga berharap kehadiran Gusti Moeng pada 5 Februari nanti, tetapi tampaknya sudah tidak memungkinkan karena tanggal itu sudah semakin dekat 16 Februari, waktu yang diagendakan untuk menggelar ritual tingalan jumenengan, yang semakin tinggi intensitas kegiatan persiapannya sejak sekarang.

“Tanggal 7 Februari, haul Sunan Prawoto di Desa Prawoto, Kecamatan Sukolilo. Ada lebih 10 makam tokoh yang selalu diperingati wafatnya dengan ritual religi haul yang dipadu pengajian akbar, bahkan pasar malam. Itu semua tersebar di beberapa kecamatan, yang waktunya seakan berurutan hingga bulan Maulud nanti. Karena sudah menjadi tanggungjawab Pakasa mendukung semua ritual itu, maka kami terpaksa absen tidak bisa ikut rapat bersama Pengarsa Pakasa Punjer di Solo, pada Minggu, 29 Januari. Tetapi kami bersiap untuk sowan pada tingalan jumenengan, 16 Februari nanti,” jelasnya. (won-i1)