Tiga Hal Besar Menjadi “Core Message” Ritual Khol ke-15
IMNEWS.ID – RITUAL religi haul atau khol peringatan wafat ke-15 Sinuhun Paku Buwana (PB) XII yang selalu digelar GKR Wandansari Koes Moeritiyah dalam kapasitas apa saja yang harus benar-benar memahami makna “Mikul dhuwur, mendhem jero”, mungkin belum menemukan momentum dan suasana yang tepat ketika dilaksanakan di tahun-tahun lalu, baik sebelum 2017 hingga pandemi Corona mendera Tanah Air. Rupanya, pada kesempatan khol ke-15 yang pelaksanaannya dimajukan dari seharusnya 17 November menjadi Sabtu, 12 November 2022 lalu, dijadikan momentum yang tepat dan dalam suasana yang tepat untuk menggelar khol “Sang Pahlawan Nasional Sinuhun Amardika” untuk mengirim tiga pesan sekaligus sebagai “core message”.
Sebagai ilustrasi, khol ke-15 Sinuhun PB XII yang seharusnya digelar pada 22 Rabiulakir (Bakda Mulud-Jawa) yang jatuh pada 17 November (bukan 16-Red), terpaksa dimajukan ke tanggal 12 November atau Sabtu lalu, dengan mengambil tempat di Pendapa Sitinggil Lor Kraton Mataram Surakarta. Ada alasan mengapa pelaksanaannya dimajukan lima hari, karena di tanggal 16 dan 17 November juga menjadi agenda jamaah Masjid Ar Riyadh di Jalan Kapten Mulyadi, Pasar Kliwon yang tiap tahun rutin menggelar haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi, yang selalu memanfaatkan ruang terbuka di kawasan kraton dari Alun-alun Lor hingga Alun-alun Kidul untuk segala keperluan, mulai dari parkir berbagai jenis kendaraan angkutan jamaah, MCK hingga kuliner.
“Bahkan, banyak jamaah yang mengikuti haul (Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi-Red) di saat jenazah Sinuhun PB XII masih disemayamkan di dalam kraton, minta izin masuk untuk ikut mendoakan. Maka, melihat kesibukan kota yang katanya ada dua jembatan sedang direnovasi dan jumlah jamaah yang mengikuti haul luar biasa, serta kepedulian para jamaah ikut mendoakan wafatnya Sinuhun PB XII, maka kami memilih memajukan pelaksanaannya pada hari ini (iMNews.id, 12/11/2022). Intinya, untuk mengurangi keruwetan lalu-lintas dalam kota, haul Sinuhun Bapak kami majukan”.
“Dengan melihat pengalaman bertahun-tahun lalu, sekitar kraton ini penuh sesak jamaah, termasuk kompleks Pendapa Pagelaran pada tanggal 16-17 November ini. Dan itu akan terus terjadi setiap tahun ke depan. Maka, mulai sekarang Pendapa Pagelaran malah kami tata dan kami siapkan untuk membantu kebutuhan para pendatang itu. Di halaman itu disediakan shelter kuliner. Di ruang Pagelaran ini, akan ditata untuk singgah/istirahat. Di sini juga ada fasilitas MCK,” jelas GKR Wandansari (Ketua LDA) yang akrab disapa Gusti Moeng, selaku penanggungjawab khol ke-15 Sinuhun PB XII, baik saat diwawancarai para awak media maupun saat memberi sambutan tunggal di ritual khol.
“Event” haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi, selain mendorong Kraton Mataram Surakarta melakukan pembenahan untuk ikut memberi kenyamanan bagi para jemaah yang datang dari berbagai tempat yang jauh dan jumlahnya bisa belasan ribu orang itu, sekaligus bertujuan agar setidaknya lingkungan kraton tetap terjaga ketertiban dan kebersihannya. Dan dengan semangat itu, kini melahirkan momentum di “Bulan Pahlawan” dalam suasana peringatan Hari Pahlawan, untuk menjadikan ritual religi khol ke-15 wafatnya Sinuhun PB XII sebagai dorongan untuk mengingatkan kembali jasa-jasa dan karya Sinuhun PB XII yang sudah sangat layak mendapatkan gelar Pahlawan Nasional.
Ada tiga pesan penting yang menjadi “core message” yang dipancarkan dari ritual khol ke-15 Sinuhun PB XII itu, yaitu upaya menggugah kesadaran publik secara luas terutama pemerintah RI, bahwa Kraton Mataram Surakarta di bawah kepemimpinan Sinuhun PB XII, menjadi fakta nyata sebagai tonggak sejarah NKRI. Karena tuntasnya prokalamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 RI, baru terjadi di forum Konferensi Meja Bundar (KMB) yang digelar PBB pada tahun 1949 saat Sinuhun PB XII menandatangani naskah berita acara KMB, sebagai simbol tuntasnya kemerdekaan RI. Dan yang harus dipahami juga, adalah pesan tentang peran PB XII sebagai tokoh sentral di KMB, karena dialah “raja” pertama yang menyatakan menggabungkan wilayah kedaulatannya ke dalam NKRI, sebelum kraton-kraton lain di wilayah Nusantara melakukan.
“Oleh sebab itu, seharusnya pemerintah RI sudah tidak perlu ragu-ragu untuk segera mengabulkan permohonan gelar Pahlawan Nasional untuk Sinuhun PB XII. Meskipun kami juga bisa memaklumi, pengajuan permohonan untuk mendapatkan gelar itu, harus melalui proses penelitian yang cermat. Tetapi yang jelas, Sinuhun PB XII sangat layak mendapatkan gelar Pahlawan Nasional. Sejumlah fakta jasa-jasa beliau lengkap sekali. Termasuk tanda jasa Bintang Satya Lencana dan Bintang Gerilya dimiliki almarhum Bapak Sinuhun. Pangkat terakhir beliau dari kedinasan di TNI adalah Letnan Jenderal (Letjen). Kurang apa lagi? Apakah (persyaratan) ini tidak cukup?,” tandas Gusti Moeng di depan masyarakat adat peserta ritual khol ke-15 dan saat menjawab pertanyaan para awak media sesudah ritual, Sabtu siang itu.
Kholdalem Sinuhun PB XII ke-15 tahun 2022 ini sangat strategis posisinya, karena berlangsung dalam suasana pringatan Hari Pahlawan 10 November atau “Bulan Pahlawan Nasional”. Karena bersamaan dengan itu, ada beberapa peristiwa penting yang berkait dan terjadi di beberapa daerah yang memiliki pengurus Cabang Pakasa yang jelas bertemakan pahlawan. Misalnya peristiwa penganugerahan gelar kekerabatan bagi kalangan abdidalem di wilayah Pakasa Cabang Malang (Jatim) dan penetapan pengurus Pakasa Cabang Gresik, yang menegaskan semangat kepahlawanan, cinta budaya Jawa dan cinta Tanah Air. (Won Poerwono-bersambung/i1)