Safari “Tour de Makam Leluhur” Kembali Berjalan, Setelah Dua Tahun Berhenti

  • Post author:
  • Post published:October 10, 2022
  • Post category:Budaya
  • Reading time:5 mins read

Sambil Menyerahkan Kekancingan dan Menetapkan Pengurus Pakasa Cabang

PATI, iMNews.id – Setelah dua tahun berhenti atau libur karena pandemi Corona, safari keliling “Tour de Makam Leluhur” juga petilasan dan pesanggrahan yang berkait dengan Dinasti Mataram, kembali berjalan, setidaknya mulai saat-saat ziarah ramai dilakukan di bulan Mulud tahun Ehe 956 ini. Event ritual religi haul (khol) tokoh leluhur sekaligus ziarah makamnya dari berbagai daerah di Jateng dan Jatim, kembali mengundang GKR Wandansari Koes Moertiyah bersama rombongan elemen Lembaga Dewan Adat (LDA) untuk hadir sebagai representasi Kraton Mataram Surakarta yang mewadahi kalangan masyarakat adat di berbagai daerah itu.

Setelah mengawali safarinya di makam Kyai Ageng Tirta di wilayah Kabupaten Grobogan, Purwodadi, Rabu (5/10), Ketua LDA yang akrab disapa Gusti Moeng melanjutkan “Tour de Makam Leluhur” di Kabupaten Pati. Minggu (9/10) dari pagi, Gusti Moeng dan rombongan sekitar 20 orang, singgah di Kelurahan Sinom Widodo, Kecamatan Tambakromo, untuk melakukan kirab budaya dari rumah Kades Rakimin, menuju kompleks makam Raden Suwongso yang dikenal dengan nama Kyai Wotsinom, yang jaraknya sekitar 300 meter.

MENYERAHKAN PARTISARA : Gusti Moeng menyerahkan partisara kekancingan gelar kekerabatan, kepada salah seorang abdidalem yang masih remaja, dalam upacara wisuda di Pendapa Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, kemarin (Minggu, 9/10/2022). (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Di pendapa makam tokoh yang berkait dengan leluhur Dinasti Mataram, Kyai Ageng Sela itu, Gusti Moeng diminta untuk memotong tumpeng, memberi sambutan dan menyerahkan partisara kekancingan berisi gelar kekerabatan kepada 10 abdidalem juru kunci makam anggota Pakasa Anak Cabang Tambakromo. Kedatangan Gusti Moeng bersama rombongan dari kraton, bersamaan dengan haul Raden Suwongso atau Kyai Wotsinom yang diadakan di kompleks makam, yang ditandai dengan tradisi pembagian “sega golong” kepada masyarakat yang berziarah yang tampak antri memanjang di sisi tempat upacara.

Pada kesempatan memberi sambutan, Gusti Moeng berharap masyarakat adat tetap bersemangat untuk menjalankan kegiatannya dalam pelestarian adat dan budaya Jawa yang bersumber dari Kraton Mataram Surakarta. Disebutkan, dirinya yang dipercaya sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) FKIKN sejak 1994, mengajak masyarakat adat yang ada di Kabupaten Pati untuk mendaftarkan diri sebagai komponen cadangan yang akan dilatih selama 3,5 bulan di Mabes Angkatan Darat, karena MAKN yang diketuai KPH Edy Wirabhumi sudah menandatangani MoU kerjasama dengan Kasad Jend TIN Dudung Abdurahman.

RADEN SUWONGSO : Gusti Moeng diapit Kepala Desa Sinom Widodo, Rakimin bersama istri, saat nyekar (ziarah) di kompleks makam Kyai Wotsinom atau Raden Suwongso, dalam safari “Tour de Makam Leluhur” bersama rombongan dari kraton di wilayah Kabupaten Pati, kemarin.(foto : iMNews.id/Won Poerwono)

“FKIKN sebagai wadah kraton-kraton se-Nusantara, telah memiliki badan hukum sebagai organisasi dengan nama Majlis Adat Kraton Nusantara. Kerjasama dengan TNI AD sudah ditandatangani, dalam bentuk pelatihan komponen cadanngan (komcad) yang diambil dari kalangan masyarakat adat, yang dinilai sudah memiliki nilai-nilai dasarnya di bidang budaya. Sehingga tinggal melengkapi saja, dengan pelatihan tentang bela negara dan ketahanan budaya. Nanti akan dibagikan formulir, tinggal diisi. Bagi warga berusia 18-35 tahun bisa mendaftar melalui pengurus Pakasa cabang ke kraton, yang dilayani pengurus Pakasa punjer,” jelas Gusti Moeng.

Dari Kelurahan Sinom Widodo, Kecamatan Tambakromo, Gusti Moeng dan rombongan meneruskan perjalanan ke Desa Trimulyo, Kecamatan Juwana, untuk mewisuda lebih 100 abdidalem anggota Pakasa Cabang Pati sebegai penerima kekancingan gelar kekerabatan, yang diteruskan dengan ziarah ke makam Kyai Ageng Ngerang yang berada di desa itu. Ketua Pakasa Cabang Pati, KRAT Mulyadi Puspopustaka yang mengkoordinasi dan menginisiasi acara ziarah yang dibarengi wisuda abdidalem yang mendapat kenaikan pangkat dan yang baru mendapat gelar, mulai dari Desa Sinom Widodo (Tambakromo) hingga wisuda yang berlangsung di Kecamatan Juwana.

SK PENETAPAN : Surat Keputusan (SK) penetapan kepengurusan Pakasa Cabang Pati, diserahkan KPH Edy Wirabhumi selaku Pangarsa Pakasa Punjer kepada Ketua Pakasa Cabang Pati, KRAT Mulyadi Puspopustoko bersama unsur pengurus cabang, dalam sebuah upacara di Pendapa Kecamatan Juwana, Pati, kemarin.  (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

“Dari 22 kecamatan, Pakasa cabang Pati baru 6 kecamatan yang terbentuk kepengurusan Pakasa Anak Cabang. Tak lama lagi, kami akan mematangkan rencana pembentukan 3 pengurus anak cabang. Rencananya, akan ngaturi (mengundang) Gusti Moeng untuk wisuda abdidalem terutama dari kalangan juru kunci makam, sekaligus penetapan/pelantikan pengurus Pakasa Anak cabang oleh Pangarsa Pakasa Punjer KPH Edy Wirabhumi. Di Kabupaten Pati, ada 14 makam tokoh leluhur Dinasti Mataram, yang menggelar haul berturut-turut dalam setahun, terutama di bulan Mulud atau Rabiulawal,” jelas KRAT Mulyadi saat dihubungi iMNews.id, tadi siang.

Upacara wisuda lebih 100 abdidalem warga Pakasa Pati di pendapa Kecamatan Juwana yang merupakan bekas rumah dinas Bupati Juwana di zaman Mataram  Sultan Agung hingga Mataram Surakarta, dilakukan dengan pembagian kekancingan dan pengalungan samir yang dilakukan bergantian antara KPH Adipati Sangkoyo Mangunkusumo (Pengageng Karti Praja) dengan KPH Edy Wirabhumi (Pangarsa Pakasa Punjer). Dalam sambutannya, KPH Edy berharap warga Pakasa Pati yang berminat menjadi komcad segera mendaftar melalui Pakasa cabang, langsung ke Pakasa Punjer/LDA, bukan yang lain, yang juga dilakukan kraton-kraton anggota FKIKN/MAKN. (won-i1)