Ketika Generasi Milenial Berbicara Tentang Surakarta dan Budaya Jawa
SOLO, iMNews.id – Gerakan #Lestarikan Keraton yang dideklarasikan segenap elemen Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Mataram Surakarta di bawah pimpinan Gusti Moeng bersama Relawan #Lestarikan Keraton yang diketuai musisi Rian D’Masiv, pertengahan 2020 lalu, kini terus bergerak. Setelah melakukan serengkaian pertemuan bersama beberapa waktu lalu, siang tadi kalangan elemen #Lestarikan Keraton melakukan konferensi pers tentang pruduksi film yang akan dimulai penggarapannya dalam waktu dekat.
‘’Intinya, saya selaku produser ingin meneruskan kegiatan #Lestarikan Keraton yang sudah berlangsung beberapa waktu lalu. Sekarang giliran bikin film tentang generasi milenial, bagaimana mereka berbicara tentang budaya (Jawa) sesuai versinya. Objek pengambilan gambarnya ya di Kota Surakarta. Karena, di kota ini menyimpan sejarah tentang budaya yang harus dilestarikan. Termasuk kalangan generasi milenial. Caranya, melalui film yang kita pandang lebih mudah dibanding cara-cara lain,’’ ujar Rian, vokalis grup band D’Masiv selaku produser film, ketika menjawab pertanyaan para wartawan dalam konferensi persnya di ndalem Kayoan, Baluwarti, tadi siang.
Ia bersama KPH Edy Wirabhumi selaku mitra inisiator, penulis skenario, sutradara dan tim yang dibawa dari Jakarta, menjelaskan latar belakang dan tujuan pembuatan film yang 70 persen objek pengambilan gambarnya di Solo, sedang sisanya dilakukan di Jogja dan Paris (Prancis). Paris juga dijadikan objek yang akan ditampilkan dalam film, karena gagasan film yang belum mendapatkan judul itu, ingin memperlihatkan pertemuan dua budaya melalui tokoh-tokoh yang akan ditampilkan.
Bambang selaku sutradara/penulis skenario belum bisa menyebutkan nama-nama artis yang akan membintanginya, karena belum melakukan kontrak dengan para artis yang diinginkan. Tetapi, ada beberapa nama artis yang dipandang sangat cocok memerankan tokoh-tokoh dalam film tersebut, di antaranya Angga Yunanda, Butet Kertarajasa, Asri Welas dan sebagainya.
‘’Judul sementara kira-kira ‘Cinta Selamanya’. Ini nanti akan jadi film yang benar-benar anak muda, yang bisa ditonton usia 12 tahun ke atas. Kenapa Paris kita pilih sebagai salah satu lokasi shooting? Karena di sana adalah salah satu kiblat mode generasi milenial,’’ ujar Bambang.
Konferensi pers yang mengungkap cukup banyak latar belakang dan tujuan produk film itu, juga dihadiri Kepala Dinas Kebudayaan Agus Santosa, utusan Dinas Pariwisata, utusan DPRD dan sebagainya. Semua menyambut baik rencana itu dan berjanji akan ikut mendukung segela keperluan yang dibutuhkan untuk menampilkan potensi Kota Surakarta yang pernah menjadi Ibu Kota ‘’negara’’ Mataram Surakarta selama 200 tahun, dan kini berkembang maju meski masih banyak meninggalkan jejak peradaban masa lampau. (won)