Sinuhun PB XIII Wafat, Rabu 5 November Dimakamkan Ke Astana Pajimatan Imogiri

  • Post author:
  • Post published:November 2, 2025
  • Post category:Regional
  • Reading time:6 mins read
You are currently viewing Sinuhun PB XIII Wafat, Rabu 5 November Dimakamkan Ke Astana Pajimatan Imogiri
SAAT DINOBATKAN : KGPH Hangabehi Suryo Partono saat dinobatkan menjadi "raja" di Kraton Mataram Surakarta bergelar Sinuhun PB XIII di tahun 2004. Kakeknya, GPH Haryo Mataram SH (Rektor pertama UNS-Red), memimpin prosesi jumenengan dari kraton ke Masjid Agung sesuai protokol baku Mataram Islam. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Berbagai Persiapan Upacara Dilakukan, Termasuk “Servis” Kereta jenazah

SURAKARTA, iMNews.id – “Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan” (SISKS) Paku Buwana (PB) XIII selaku “pemimpin” masyarakat adat Kraton Mataram Surakarta menghembuskan nafas terakhir di RS Indriyati, Solo Baru, Sukoharjo, Minggu pagi sekitar pukul 04.00 WIB. Penerus Dinasti Mataram itu wafat di usia 77 tahun setelah dirawat sekitar sebulan di rumah sakit akibat berbagai gangguan kesehatan di usia lanjut.

Almarhum dinobatkan para perwakilan trah darah-dalem yang berhimpun di Lembaga Dewan Adat (LDA) yang dipimpin adik kandungnya, GKR Wandansari Koes Moertiyah (Gusti Moeng) pada 10 September 2004. Upacara penobatannya berlangsung sekitar 100 hari setelah ayahandanya, Sinuhun PB XII wafat pada 11 Juni 2004 diusia 80-an tahun. Berarti, PB XIII ini jumeneng nata selama 21 tahun sejak dinobatkan sampai wafatnya.

Suasana duka-cita tentu menyelimuti keluarga besar Kraton Mataram Surakarta, bersama jajaran “Bebadan Kabinet 2004” dan Lembaga Dewan Adat (LDA) dan masyarakat adat di berbagai elemen, termasuk Pakasa dan Putri Narpa Wandawa yang berada di cabang-cabang di berbagai daerah. Bahkan, masyarakat terdekat kraton di lingkungan Baluwarti, kalangan pemerintahan dan para wisatawan yang berkunjung ke kraton, Minggu pagi.

Walau jenazah sudah tiba dan disemayamkan di Masjid Pudyasana kompleks kediaman Sinuhun PB XIII di Sasana Putra, tetapi kegiatan layanan kunjungan wisata di kraton tetap berlangsung. Aktivitas masyarakat yang berolah-raga dan lalu-lintas umum yang keluar-masuk melewati jalan lingkar Baluwarti khususdnya di halaman Kamandungan, tetap berjalan seperti biasa karena tetap terbuka dan tidak ada pengalihan arus.

SETAHUN LALU : Sinuhun PB XIII dalam kondisi kesehatannya yang sudah sangat menurun, oleh orang-orang di dekatnya, terkesan setengah “dipaksakan” tampil di upacara adat tingalan jumenengan ke-19 tahun 2024.(foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Sampai siang pukul 13.00 WIB tadi, kunjungan melayat memang baru sebatas dari keluarga besar dan elemen masyarakat adat yang terdekat dengan kraton. Namun dikabarkan, Wapres Gibran Rakabuming dikabarkan juga datang melayat siang tadi. Kesibukan lalu-lintas yang melewati halaman Kamandungan dan jalan lingkar Baluwarti, masih biasa-biasa saja. beberapa personel Sabhara Polresta Surakarta tampak santai berjaga.

Sinuhun PB XIII wafat meninggalkan istri yang selalu tampak yaitu Asih Winarni, tetapi tidak terulis dalam surat kabar duka (lelayu). Sementara 7 anak yang tertulis pada surat “Layu-layu” (lelayu) adalah GKR Timoer Rumbay Kusumadewayani, GRAy Devy Lelyana Dewi, GRAy Dewi Ratih Widyasari, GRAy Sugih Eceania (almh), KGPH Hangabehi (putra lelaki tertua), GRAy Putri Purnaningrum dan KGPH Puruboyo (putra kedua).

Gusti Moeng selaku Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa LDA, sempat meninggalkan persemayaman jenazah di Masjid Pudyasana, tempat berkumpul para kerabat dekat khususnya putra/putri-dalem, termasuk KGPH Hangabehi. Gusti Moeng menemui beberapa awak media yang meminta wawancara mengenai kabar duka itu, yang dilayani di Bangsal Smarakata, tempat jajaran Bebadan Kabinet 2004 bersiap, termasuk KP Edy Wirabhumi.

Selesai konferensi pers, Gusti Koeng dan KP Edy kembali menuju ke Masjid Pudyasana untuk mengatur protokoler pemberian ucapan duka-cita dari berbagai kerabat dan masyarakat dari luar kraton. Dalam wawancara, Gusti Moeng menyebut pihaknya sudah siap dengan tatacara tahapan dan urutan upacara pemberangkatan jenazah sesuai protokoler baku untuk seorang “raja” atau Sinuhun PB XIII.

DI MASJID PUDYASANA : Jenasah Sinuhun PB XIII ketika masih berada di Masjid Pudyasana, kompleks Sasana Putra Ktraton mataram Surakarta. Di situ tampak KGPH Hangabehi, Gusti Moeng dan kerabat keluarga dekat.(foto : iMNews.id/Dok)

Menjawab pertanyaan para wartawan dijelaskan, untuk sementara telah disusun protokol urutan rute perjalanan membawa jenazah dari tempat persemayaman pada Rabu (5/11), sesuai rencana pemakaman yang sudah disebarluaskan. Yaitu, dari Sasana Putra dibawa berjalan melewati Sasana Parasedya, teras Paningrat utara, baru menuju kereta jenazah yang disiapkan di Kori Sri Manganti Kidul.

Begitu sudah ditumpangkan di kereta jenazah yang ditarik sedikitnya dua ekor kuda, prosesi yang mengarak jenazah akan keluar dari Kori Brajanala Kidul, sesuai protokol baku untuk pelepasan jenazah “raja” sejak dulu. Keluar dari Kori Brajanala Kidul iring-iringan yang mengantar jenazah akan berjalan ke barat menuju depan rumah dinas Wali Kota Surakarta, Loji Gandrung, kerata akan digantikan mobil jenazah.  

“Protokol bakunya begitu. Walaupun ada sedikit perbedaan dengan urutan saat mengantar jenazah Sinuhun PB XII. Karena, pergantian dari kereta kuda pengakut jenazah ke mobil jenazah, tidak di depan Loji Gandrung. Melainkan saat keluar dari Kori Brajanala Kidul. Semua ‘lampah’-lampah’ dalam protokol baku untuk upacara pelepasan jenazah raja di sini, masih ada lengkap. Karena kami punya pengalaman”.

“Yaitu saat upacara pelepasan jenazah Sinuhun PB XII tahun 2004. Sinuhun ini nanti akan dimakamkan di Astana Pajimatan Imogiri (Bantul-DIY), di atas blok makam GPH Haryo Mataram SH yang masih kakeknya. Tetapi, di bawah blok makam Sinuhun PB XII. Rencananya, Rabu (5/10), berangkat dari kraton pukul 07.30. layu-layu (lelayu)nya sedang diketik, sebentar lagi diedarkan,” jelas Gusti Moeng menjawab pertanyaan.

UCAPAN DUKACITA : Ucapan dukacita berupa karangan bunga dari berbagai pihak, sudah berdatangan sejak pukul 11.00 WIB, beberapa saat setelah kabar duka wafatnya Sinuhun PB XII menyebar. Selain di teras kandang kereta di kamandungan, ucapan serupa juga memenuhi teras kompleks Sasana Putra. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Sementara itu, sejumlah cabang elemen Pakasa langsung mengirim ucapan dukacita melalui iMNews.id. Di antaranya dari Pakasa Bumi Wengker Pacitan (Jatim) melalui ketuanya, KRAT Heru Arif Pianto Wedyonagoro. Keluarga besar Pakasa Pacitan menyampaikan duka mendalam atas wafatnya SISKS PB XIII. “Rahayu, wilujeng tindakipun mangayun ing Gusti. Mugi sihrahmat Sang Pepadhang jati matedhakaken tentrem ing swarga,” pintanya.

Ungkapan senada juga datang dari Pakasa Cabang Kudus melalui ketuanya, KRRA Panembahan Didik Alap-alap Gilingwesi Singonagoro, di tempat terpisah. Sinuhun PB XIII disebut sebagai penuntutn spiritual, payung budaya dan “pepadhang” adat Jawa yang sudah mengantar warisan luhur Kraton Mataram Surakarta, yang sudah berjalan dengan kebijaksanaan dan ketenteraman. “Pakasa Kudus tetap ngemban setya, bhekti lan dharma”.

MELAYANI WAWANCARA : Gusti Moeng saat melayani wawancara dengan para wartawan dari berbagai platform media di Bangsal Smarakata, di sela-sela mengurus kedatangan jenazah dan persiapan di Masjid Pudyasana sebagai tempat persemayaman hingga, sebelum diberangkatkan ke Astana Pajimatan Imogiri, Rabu (5/10).(foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Berikut adalah ungkapan duka cita dari keluarga besar Pakasa Cabang Magelang, dari tempat terpisah, siang tadi. Melalui ketuanya, KRAT Bagiyono Rumeksodiningrat memohon kepada Tuhan YME, agar SISKS PB XIII wafat khusnul khotimah. Semua kerabat yang ditinggalkan semoga diberi kesabaran, tetap guyub-rukun, ikhlas dan tetap bersemangat meneruskan eksistensi Mataram Surakarta melalui pelestarian Budaya Jawa.

Tak ketinggalan, keluarga besar Pakasa Cabang Trenggalek (Jatim) juga menyatakan ikut berduka. Melalui ketuanya, KRAT Seviola Ananda Reksobudoyo mendoakan, agar Sinuhun PB XIII memperoleh “swarga langgeng”. Sementara KRA Joko Murdianto Bintoro Adiningrat (Ketua Pakasa Kota Bekasi) menyatakan berduka dan berharap, kepergian Sinuhun PB XIII kraton tetap lestari sebagai sumber Budaya Jawa, penuntun peradaban. (won-i1)