Senin Malam Ini, Pakasa Cabang Kudus Menggelar Rapat Membahas Diklat Tata-Busana

  • Post author:
  • Post published:September 15, 2025
  • Post category:Regional
  • Reading time:4 mins read
You are currently viewing Senin Malam Ini, Pakasa Cabang Kudus Menggelar Rapat Membahas Diklat Tata-Busana
BUSANA DODOTAN : Busana adat kebesaran "dodotan" untuk "Bupati Manca" seperti yang dikenakan KRRA Panembahan Dididik Alap-alap Gilingwesi Singonagoro dan beberapa ketua Pakasa cabang yang menjadi peserta kirab seperti inilah, yang diperlukan Pakasa Cabang Kudus dalam diklat ketrampilan khusus. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Memilih Mengundang Pelatih, Karena Terlalu Jauh untuk Ikut Kursus Paes ke Kraton

KUDUS, iMNews.id – Senin (15/9) malam ini pengurus Pakasa Cabang Kudus menggelar rapat untuk membahas beberapa hal penting yang berkaitan dengan program kerjanya. Sekitar 50 orang dari pengurus Pakasa Cabang dan Putri Narpa Cabang di kompleks Majlis Lembah Pedangkungan Desa Singocandi, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus diharapkan hadir untuk membahas beberapa program kerja organisasi.

Menurut KRRA Panembahan Didik Alap-alap Gilingwesi Singonagoro, salah satu program kerja Pakasa cabang yang juga pengurus Putri Narpa Wandawa cabang, adalah menggelar pendidikan dan latihan (diklat) “paes” pengantin dan tata-busana. Rencana diklat dimaksud, dengan mendatangkan pelatih dari Sanggar Paes Tata-Busana pengantin Jawa gagrag Surakarta milik Kraton Mataram Surakarta.

KEPERLUAN PENGANTIN : Paes dan tata-busana untuk pengantin, bisa agak berbeda dengan ketrampilan khusus tata-busana untuk keperluan kirab yang mengenakan busana upacara kebesaran. Tetapi kedua pengetahuan ketrampilan itu dimiliki Sanggar Paes Tata-Busana milik Kraton Mataram Surakarta. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

“Jadi, setelah acara pengaosan nanti malam, Pakasa dan Putri Narpa Wandawa akan membahas program kerja. Yaitu diklat soal paes pengantin untuk anggota Pakasa yang perempuan maupun warga Putri Narpa Wandawa. Rapat kami harapkan menentukan mana yang menjadi prioritas didahulukan, apakah ketrampilan paes atau tata-busana yang didahulukan. Karena, antara keduanya tidak bisa digelar secara bersamaan”.

“Karena, untuk ketrampilan paes pengantin, rata-rata yang paling cocok untuk itu adalah anggota perempuan, terutama Putri Narpa Wandawa. Kalau tidak salah, dalam ketrampilan paes juga ada pengetahuan tentang tata-busana pengantin. Tetapi yang khusus untuk anggota lelaki, jelas soal tata-busana yang dibutuhkan. Bukan hanya untuk pengantin, tetapi untuk upacara,” ujar KRRA Panembahan Didik.

DIPERLUKAN KUDUS : Pengetahuan ketrampilan paes dan tata-busana pengantin serta untuk keperluan lain, kini diperlukan Pakasa Cabang Kudus dan Putri Narpa Wandawa Cabang Kudus. Diklat ketrampilan untuk itu akan digelar dalam waktu dekat, dengan mengundang guru/pelatih dari Kraton Mataram Surakarta. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Ketua Pakasa Cabang Kudus, KRRA Panembahan Didik Alap-alap Gilingwesi Singonagoro yang dimintai konfirmasi iMNews.id Senin (15/9) siang tadi lebih lanjut menyatakan, diklat yang akan digelar sebagai program kerja Pakasa dan Putri Narpa Wandawa dalam waktu dekat, merupakan prioritas organisasi. Karena, ada target-target pengembangan organisasi yang ingin dicapai oleh kedua pengurus organisasi cabang itu.

Untuk Putri Narpa Wandawa, setelah organisasi cabang Kudus terbentuk dan diketuai Nyi Ng Dyah Kurnia Wijayanti perlu segera menunjukkan eksistensi. Salah satu caranya, adalah menggelar program diklat ketrampilan paes pengantin Jawa gagrag Surakarta. Kegiatan itu tak hanya menambah pengetahuan ketrampilan, tetapi bisa menjadi cara pengembangan organisasi maupun lahirnya profesi paes di Kudus.

PARA PENGURUS : Nyi Ng Dyah Kurnia Wijayanti yang dipercaya menjadi Ketua Putri Narpa Wandawa Kudus, saat bersama beberapa pengurus Pakasa Cabang Kudus mengikuti kegiatan lomba paes dalam rangka HUT ke-94 organisasi wanita di Kraton Mataram Surakarta itu di Pendapa Sasana Mulya, Juli lalu. (foto : iMNews.id/Dok)

“Kalau warga Putri Narpa secara pribadi-pribadi atau organisasinya bisa menjadi juru-paes (perias) profesional, itu berarti menciptakan lapangan pekerjaan. Organisasi cabangpun bisa berkembang, karena bisa menambah anggota dari situ. Anggota Putri Narpa juga terbuka untuk umum atau tidak harus dari Pakasa cabang. Kalau di Kabupaten Kudus lahir perias pengantin Jawa gagrag Surakarta, itu prestasi”.    

“Khusus pengetahuan tata-busana untuk anggota lelaki, karena bukan hanya untuk keperluan pengantin. Di kraton ada banyak upacara adat yang menggunakan busana adat untuk upacara kebesaran. Misalnya busana dodotan seperti saat kirab di Jepara kemarin itu, pasti ada ahlinya secara khusus di kraton. Kami ingin menghadirkan kedua pelatih yang punya keahlian berbeda itu ke Kudus,” ujar KRRA Panembahan Didik.

AKTIF DI PAKASA : Sosok Nyi Ng Dyah Kurnia Wijayanti yang aktif di Pakasa Cabang Kudus hingga pengurus Putri narpa Wandawa terbentuk dan diketuainya, sering tampil bersama pengurus dalam kirab budaya di berbagai event yang digelar di sejumlah daerah. (foto : iMNews.id/Dok)

Mengenai waktunya, Juru-Kunci II makam Pangeran Puger itu belum bisa menentukan. Pihaknya harus melakukan koordinasi dengan beberapa pihak pemegang otoritas di kraton. Antara lain, untuk melaporkan berdirinya pengurus Putri Narpa Wandawa dan susunan pengurusnya, kemudian rencana program kerjanya dan persiapan serta eksekusinya. Berikutnya, mungkin rencana tetepan kepengurusan cabangnya.

Dikatakan, Pakasa Cabang Kudus maupun Putri Narpa Cabang Kudus mengajukan gagasan rencana diklat, karena ada kendala berat bagi cabang kedua organisasi ini bila harus mengikuti jadwal belajar di Sanggar Paes Tata-Busana Pengantin di kraton. Karena, hampir semua warga Pakasa dan Putri Narpa, rata-rata karyawan perusahaan yang hanya Minggu libur dan jarak jangkau Kudus-Surakarta yang terlalu jauh. (won-i1)