Berkait Penugasan KMT Drg Fitri dan KRA Henri Berkomunikasi dengan Pemkab Setempat
SLAWI, iMNews.id – Ada sinyalemen, kepengurusan Pakasa Cabang (Kabupaten) Slawi/Tegal akan kembali aktif menjalankan tugas-tugasnya sebagai tangan panjang Pakasa Punjer di daerahnya. Sinyal dimaksud, setidaknya muncul saat dua tokoh penting dalam kepengurusan cabang setempat mendapat tugas dari Gusti Moeng.
Tugas dimaksud adalah permintaan Gusti Moeng selaku Pangageng Sasana Wilapa/Pangarsa Lembaga Dewan Adat, yang disampaikan langsung kepada KMT Drg Fitri Nursapti Arini dan KRA Henri saat silaturahmi penutup ritual “jamasan” makam Sinuhun Amangkurat Agung, Senin (21/7). Keduanya diminta segera berkomunikasi dengan Pemkab Slawi/Tegal.

Tugas yang diberikan langsung oleh Gusti Moeng untuk kedua tokoh Pakasa Cabang Slawi/Tegal, tentu atas nama Pakasa Punjer kepada jajarannya, mengingat esensi keperluan penugasannya. Karena, tugas dimaksud berkaitan dengan posisi Kraton Mataram Surakarta yang sudah mendapatkan legal standing resmi dan sah bagi Lembaga Dewan Adat.
Seperti diketahui, legal standing berupa eksekusi putusan (PK) mahkamah Agung (MA) RI yang dilaksanakan 8 Agustus 2024 lalu, merupakan bentuk penegasan dan kejelasan legal standing LDA. Kini, lembaga itu merupakan badan pelindung secara hukum bagi Kraton Mataram Surakarta dengan segala aset-asetnya dan semua aktivitas adatnya.

Dalam penugasan melalui sambutan siang itu, Gusti Moeng juga menyinggung kepengurusan Pakasa Cabang Slawi/Tegal sepeninggal ketuanya, KRA Bagyo, yang hingga kini sudah menginjak tahun ketiga kevakumannya. Dengan ditunjuknya KMT Drg Fitri Nursapti Arini Purponegoro Sp BMM MPH dan KRA Henri, menjadi sinyal kuat kevakuman itu akan segera berakhir.
Berakhirnya kevakuman Pakasa Cabang Tegal yang sangat mungkin akan segera ditata-ulang kepengurusannya, tentu akan segera ditindaklanjut pengurus Pakasa Punjer. Tata-ulang dan penetapan kepengurusan baru yang disertai dengan pengisian kekosongan posisi “Ketua”, diharapkan akan segera terujud di cabang Slawi/Tegal.

Gusti Moeng memang tidak menyinggung akan adanya peristiwa penataan-ulang susunan kepengurusan Pakasa Cabang Slawi/Tegal yang sudah tiga tahun mengalami kosong posisi jabatan “ketuanya”. Tetapi, penugasan secara lisan langsung kepada dua tokoh itu, sangat mungkin menjadi isyarat akan ada pengisian kekosongan, penataan ulang dan penetapannya.
Bekait dengan itu, KMT Drg Fitri Nursapti Arini yang sempat bertemu dengan iMNews.id di lokasi upacara adat “jamasan” Astana Pajimatan Tegalarum, Senin (21/7) itu, memang tidak berkomentar apapun soal penugasannya. Tetapi, saat ditanya soal kesiapannya ikut memimpin Pakasa Cabang Slawi/Tegal, dia menyatakan “siap”.

KMT Drg Fitri Nursapti, adalah tokoh lama sejak Pakasa Cabang Slawi/Tegal terbentuk dan dipimpin KRA Bagyo (alm) selaku ketuanya. Walau dia terkesan hanya muncul di setiap upacara adat “jamasan” berlangsung, tetapi keterlibatannya selalu ada, setidaknya berupa dukungan keperluan logistik saat upacara adat itu digelar.
Selain dukungan logistik pelaksanaan upacara adat, KMT Drg Fitri juga sudah banyak mendukung keberadaan Astana Pajimatan Tegalarum yang belakangan “sepenuhnya” menjadi milik warga Kabupaten Slawi/Tegal. Beberapa buku pelurusan sejarah telah ditulisnya bersama sejarawan yang juga Ketua Lokantara Pusat di Jogja, Dr Purwadi. (won-i1)