Jambore Nasional Keris Akan Digelar Kraton Mataram Surakarta 26-29 Juni

  • Post author:
  • Post published:May 31, 2025
  • Post category:Budaya
  • Reading time:7 mins read
You are currently viewing Jambore Nasional Keris Akan Digelar Kraton Mataram Surakarta 26-29 Juni
KARYA TOSAN-AJI : KGPH Hangabehi (putra tertua Sinuhun PB XIII) bertugas "ngampil" pusaka saat menjalankan tugas kirab pusaka menyambut Tahun Baru Jawa di malam 1 Sura, beberapa tahun lalu. Pusaka yang "diampil" adalah jenis tombak kecil seni kriya logam "tosan-aji" karya empu zaman awal Mataram. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Pameran, Bursa dan Lomba Karya Keris Digelar di Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa

SURAKARTA, iMNews.id – Event Jambore Nasional Keris (JNK) 2025 akan digelar di Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa Kraton Mataram Surakarta, 26-29 Mei. Lomba karya kriya logam tosan-aji keris bagi kalangan “empu” dan “besalennya”, akan menjadi kegiatan utama event menyambut Tahun Baru Jawa 1 Sura, Dal 1959 yang penyelenggaraannya diketuai KGPH Hangabehi itu.

Dari brosur yang sudah beredar hanya disebutkan kegiatan utama lomba untuk para empu atau perajin (besalen), tetapi tak disebutkan adanya pameran dan bursa berbagai jenis produk tosan-aji yang yang digelar sampai empat hari, 26-29 Mei itu. KGPH Hangabehi yang dimintai konfirmasi iMNews.id melalui nomer WAnya petang tadi, hingga kini belum memberikan jawaban.

Namun beberapa waktu sebelumnya, saat dihubungi putra tertua Sinuhun PB XIII itu menyatakan, bahwa event jambore yang akan digelar di Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa selama 4 hari tersebut, untuk menyambut datangnya Tahun Baru Jawa Dal 1958 mulai 1 Sura. Setelah kegiatan yang bekerjasama dengan komunitas pecinta tosan-aji itu, dirinya akan tampil di Belanda.

“Betul. Jadi setelah menggelar Jambore Nasional Keris, saya bersama rombongan akan memenuhi undangan yang menggelar upacara adat menyambut bulan Sura di Belanda, 8 Juli. Sama yang disini, untuk menyambut bulan Muharam. Ada pameran dan kirab pusaka, dan saya bersama rombongan menjadi delegasi yang mewakili Kraton Surakarta dan Indonesia,” ujar Gusti Behi.

PUSAKA MOTHEK : KP Bambang S Adiningrat menyerahkan “pusaka mothek” yang khas pusaka para “warok” Ponorogo di zaman dulu kepada Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko. Karya tosan-aji Empu Tumaji itu menyertai undangan agar Bupati hadir pada agenda Grebeg Mulud Njeporonan yang digelar Pakasa Jepara, 30 Agustus 2025. (foto : iMNews.id/Dok)

Mengenai rangkaian kegiatan secara lengkap baik di Belanda maupun Jambore Nasional Keris, tak dijelaskan secara lengkap dan detil KGPH Hangabehi yang akrab disapa Kanjeng Gusti atau Gusti Behi itu. Tetapi dari brosur yang sudah beredar, sudah disebut dengan jelas mengenai tatacara lombanya yang hanya diperuntukkan bagi para Empu dan pengrajin (besalen) masa kini.

Selain “dapur” Sengkelat dengan beberapa rinciannya, persyaratan juga menyebut adanya “ricikan” Sengkelat disertai rinciannya juga. Karya para peserta harus diserahkan kepada panitia bidang pendaftaran sebelum 12 Juni 2025, sambil membayar biaya pendaftaran Rp 1 juta untuk satu bilah dan untuk para juaranya disediakan hadiah uang bervariasi jumlahnya.

Juara I akan mendapat hadiah Rp 15 juta beserta buku katalog dan piagam dari lembaga Kraton mataram Surakarta, juara II Rp 10 juta beserta katalod dan piagam Pangarsa Lembaga Dewan Adat dan juara RP 5 juta beserta katalog dan piagam dari KGPH Hangabehi. Untuk tiap bilah keris yang disertakan dalam lomba, mendapat kupon doorprize satu unit mobil.

Di tempat terpisah, KP Bambang S Adiningrat (Ketua Pakasa Cabang Jepara) menjelaskan, pihaknya juga mendapat informasi soal jambore selaku salah seorang kolektor atau pecinta karya seni kriya logam tosan-aji. Bahkan dirinya menjagokan Empu Tumaji dari Besalen Bendowangen, Desa Mayong Lor, Kecamatan Mayong, Jepara untuk mengikuti lomba di acara jambore itu.

MENJALIN SILATURAHMI : KP Bambang S Adiningrat selaku Ketua Pakasa Cabang Jepara menjalin hubungan silaturahmi dengan sesama pengurus Pakasa cabang dan para pimpinan daerahnya. Di antaranya, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko saat menerima cinderamata sebuah tombak dalam acara Grebeg Suro, beberapa tahun lalu. (foto : iMNews.id/Dok)

“Karena Pakasa Jepara mendapat undangan untuk mengikuti lomba, kami sudah siap. Kami punya warga Pakasa yang punya besalen, yaitu Empu Tumaji. Kami sudah membuktikan karya-karyanya, cukup membanggakan. Nanti akan menyertakan dua bilah keris untuk mengikuti lomba. Ada beberapa syarat untuk karya yang dilombakan, di antaranya harus ‘dapur’ Sengkelat”.

“Untuk pamerannya, ini masih dikoordinasikan. Yang jelas, Pakasa Jepara siap tampil dalam ajang Jambore Nasional Keris itu. Dua bilah keris yang akan diikutkan dalam lomba, kini sedang dalam proses finishing. Agar benar-benar, curiga manjing warangka. Kira-kira begitu proses dalam kekaryaan keris,” ujar KP Bambang yang bercita-cita membangun museum keris pribadi itu.

Berkait dengan keris itu pula, KP Bambang S Adiningrat sempat singgah di rumah dinas Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, Kamis sore (29/5). Ia bersama rombongan beraudiensi di kediaman Bupati Sugiri Sancoko untuk mengantar undangan untuk hadir pada ritual “Grebeg Mulud Njeporonan” yang diinisiasi Pakasa Cabang Jepara pada 30 Agustus yang tepat di bulan Mulud.

“Dari acara pertemuan di Ngawi kemarin itu, kami ke Ponorogo. Kami mampir sowan bapak Bupati Ponorogo. selain menyerahkan untuk beliau, kami menyerahkan cinderamata. Yaitu sebilah senjata yang biasa disebut Pusaka Mothek, pusaka khas  para ‘warok’ Ponorogo zaman dulu. Empu Tumaji pernah ‘mutrani” (meniru) jenis pusaka itu,” ujar Ketua Pakasa Cabang Jepara itu.

MENDIRIKAN MUSEUM : Dengan koleksi berbagai jenis karya seni kriya tosan-aji yang jumlahnya sudah mencapai seribuan ppucuk/bilah, KP Bambang S Adiningrat (Ketua Pakasa Cabang Jepara) yang berangkat dari seorang pecinta dan kolektor ingin mendirikan museum khusus tosan-aji pribadi tetapi untuk umum. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Undangan yang diserahkan kepada Bupati Ponorogo, adalah undangan untuk acara yang sama yang diserahkankepada Wakil Bupati Ngawi, KRT Dr Dwi Rianto Jatmiko MH MSi di acara pertemuan “Forum Pangarsa” dan utusan Pakasa cabang. Acara yang digelar forum ketua Pakasa kali pertama dan digelar oleh Pakasa Cabang Ngawi (Jatim), Kamis (29/5) itu, diikuti 35 orang.

Pertemuan “Forum Pangarsa” kali pertama setelah digagas dalam WA grup Pangarsa dan perwakilan cabang itu, diikuri utusan 8 cabang Pakasa. KRAT Heru Arif Pianto Widyonagoro selaku Ketua Pakasa Cabang Pacitan yang dihubungi iMNews.id secara terpisah kemarin meminta maaf tidak bisa hadir dan tak bisa mengirim utusan karena baru mengurus akreditasi lembaga kampusnya.

EMPU TUMAJI : Empu Tumaji pemilik “Besalen” Bendowangen, Desa Mayong Lor, Kecamatan Mayong, Jepara memperlihatkan karyanya berupa keris lekuk atau “luk” panjang. Empu modern itu sedang menyiapkan dua bilah keris untuk disertakan dalam lomba di event Jambore Nasional Keris, 26-29 Juni di Kraton Mataram Surakarta. (foto : iMNews.id/Dok)

“Mohon maaf, kemarin sampai tidak bisa datang sendiri dan tidak sempat mengirim utusan untuk bergabung di pertemuan itu. Dalam beberapa hari ini, sedang terkonsentrasi mengurus proses akreditasi lembaga kampus,” ujar KRAT Heru. Seentara itu, KP Bambang S Adiningrat sangat berharap, forum silaturahmi yang sudah diawali di Pakasa Cabang Ngawi, terus dilanjutkan.

“Saya berharap terus dilanjutkan. Tuan rumah bergantian di tiap cabang. Pakasa Ponorogo sudah punya kostum ‘Panaragan’ dan Jepara punya Bregada Nguntara Praja dan Korsik. Kami berharap cabang lain juga menciptakan kostum atau busana adat berciri khas masing-masing daerah. Ada event Grebeg Suro, Grebeg Mulud Njeporonan dan di cabang lain juga muncul,” harapnya. (won-i1)