Pengurus dan Pamong Makam Takut Pengalaman Buruk Akibat Merubah Jadwal
KUDUS, iMNews.id – Rapat koordinasi antara pengurus Pakasa Cabang Kudus dengan Yayasan Pamong Makam Pangeran Puger yang berlangsung di Majlis Taklim Lembah Pedangkungan, Desa Singocandi, Kecamatan Kota, Senin malam (19/5), ada beberapa hal yang kembali ditegaskan. Di antaranya, jadwal ritual tidak bisa berubah dari tanggal 17 Sura, begitu pula kirab budayanya.
Jadwal rangkaian upacara adat khol Pangeran Puger akan digelar di kompleks makam Desa Demaan (Demakan-Red), Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, selama 4 hari, tanggal 10-13 Juli 2025. Dalam 4 hari itu, akan tersaji 7 acara dalam satu rangkaian yang sudah menjadi keputusan final rapat Pengurus Yayasan Pamong Makam dan Pengurus Makam Pangeran Puger, sebelumnya.
Melihat prosesnya, panitia khol Pangeran Puger dan rencana kegiatan khol serta isinya sudah terbentuk dan tersusun final selama proses pendekatan antara pengurus Pakasa Cabang Kudus dan Yayasan Pamong Makam beserta Pengurus Makam Pangeran Puger. Karena semua sudah terbentuk dan tersusun final, sudah tidak ada celah untuk menghadirkan “tamu” dari kraton.

“Saya juga tidak tahu proses persiapan di internal yayasan dan pengurus makam. Karena, itu adalah urusan internal rumah-tangga yayasan dan pengurus makam. Mungkin karena ada hamnbatan komunikasi kurang lancar selama beberapa bulan lalu, ada banyak peristiwa yang terlewatkan. Karena saya ditetapkan sebagai Juru Kunci 2, ya baru-baru saja”.
“Jadi, saya sangat menghormati proses kerja dan persiapan di internal yayasan dan pengurus. Juga memaklumi adanya hambatan komunikasi itu. Tetapi, kami tetap memandang positif. Karena, selalu ada perkembangan positif ke arah maju proses hubungan persesuaian antara Pakasa Kudus dengan pengurus yayasan dan pengurus makam,” ujar KRRA Panembahan Didik.
KRRA Panembahan Didik Alap-alap Gilingwesi Singonagoro (Ketua Pakasa Cabang Kudus) yang dimintai konfirmasi iMNews.id, Selasa (20/5) siang tadi, menegaskan beberapa hal di atas dalam rapat lanjutan yang digelar Senin malam (19/5). Rapat dihadiri 40-an orang, 3 di antaranya pengurus yayasan makam Pangeran Puger, tetapi juru-kunci 1 mbah Zaenal tidak hadir.

Rapat lanjutan yang digelar di Majlis Taklim Pedangkungan Desa Singocandi, Kecamatan Kota, dipimpin langsung tuan rumah pemilik/pengasuh Majlis Taklim sekaligus Ketua Pakasa Cabang Kudus yang juga Juru-Kunci 2 makam Pangeran Puger. Sedangkan tiga wakil dari yayasan adalah Yuli Setiawan (ketua yayasan), K Machfud Mahmudi (pengurus makam) dan Qiston (yayasan).
Dituturkan KRRA Panembahan Didik Singonagoro, paparan soal kepanitiaan khol dan susunan acara khol dijelaskan bergantian oleh ketiga tokoh dari unsur yayasan, pengurus makam dan panitia khol dalam rapat itu, semalam. Urut-urutan acara ritualnya ada 7 macam kegiatan yang sudah baku, akan digelar selama 4 hari berturut-turut, mulai Kamis 10/7 hingga Minggu (13/7).
Di antara urut-urutan ritualnya, Sabtu sore (12/7) pemasangan luwur (langse) diiringi tahlil dan pembagian nasi mbah Puger dengan lauk “bumbu serba bakar” yaitu ayam dan tempe, sambel kluwak beserta “lapapan” kacang panjang/lanjaran. Sedang Minggunya (13/7) tepat tanggal 17 Sura Tahun Dal 1959, adalah pembagian nasi berkat daging kerbau “uyah-asem”.

“Jadi, yang kami pahami punacak acaranya di hari Sabtu dan Minggu (12-13/7) itu. Dua hari itu yang disebut baku, sudah tidak boleh berubah sama sekali, baik maju atau mundur. Karena pernah sekali diundur lewat sehari dari 17 Sura, datang musibah angin ribut lokal yang tiba-tiba, hanya di lokasi makam. Semua persiapan ritual, termasuk tenda rusak berantakan”.
“Akibat peristiwa itu, baik yayasan, pengurus dan panitia sudah tidak berani merubah hari pelaksanaan, khususnya 2 hari itu. Akhirnya, pelaksanaan kirab yang digelar sehari sebelumnya, tanggal 15 Sura, juga tidak bisa maju atau mundur. Karena sudah tidak bisa berubah, kemungkinan akan menghadirkan undangan dari Kraton Mataram Surakarta, jadi kecil”.
“Kraton selalu menggelar upacara adat hadeging nagari Mataram Surakarta 16 sura sore-malam atau 17 Sura pagi-siang. Berarti, itu masih ada celahnya. Di hari yang tidak dipakai kraton, Pakasa Cabang Kudus bisa full mendukung khol Pangeran Puger. Di saat tanggal yang dipakai kraton, kami akan full nderek pisowanan Jenang Suran,” ujar KRRA Panembahan Didik.

Celah berikut, yaitu pelaksanaan kirab budaya yang dijadwalkan akan berlangsung 15 Sura atau Jumat (11/7), yang sangat mungkin bisa menghadirkan undangan tokoh-tokoh penting dari kraton, misalnya Gusti Moeng, KPH Wirabhumi dan KGPH Hangabehi. Tetapi, dalam rapat koordinasi semalam, susunan acara dan penganggarannya sudah jadi, final dan tak bisa diubah.
Karena itu, hasil komunikasi KRRA Panembahan Didik dengan Yuli Setiawan dan unsur yayasan atau pengurus makam Pangeran Puger, siang tadi, beberapa hal itu akan masuk menjadi agenda kegiatan ritual yang sama tahun 2026. Karena, beberapa unsur yang diusulkan kepada yayasan, seperti menghadirkan beberapa bregada prajurit, harus diperhitungkan dalam penganggaran.
KRRA Panembahan Didik menyebut, harapan bisa memasukkan beberapa unsur baru ke dalam acara khol Pangeran Puger 2026 dituturkan Qiston (panitia khol 2025) melalui WA. Begitu juga, K Machfud Mahmudi yang berupaya bisa mewujudkan kehadiran para tokoh dari kraton di 2026. Yuli Setiawanpun berjanji akan memasukkan unsur-unsur itu dalam perencanaan khol 2026. (won-i1)