Karena Jatuh 17 Sura, Pakasa Akan Menyesuaikan Peringatan Lahirnya Surakarta
KUDUS, iMNews.id – Setelah terjadi proses perubahan dan sinkronisasi antara pengurus Yayasan Pamong Makam Pangeran Puger dan pengurus Pakasa Cabang Kudus dalam beberapa minggu terakhir, agenda kegiatan utama ritual khol peringatan wafat Pangeran Puger mulai dibahas. Agenda haul yang sudah berlangsung sebelumnya jatuh tiap 17 Sura, mirip agenda di kraton.
Seperti diketahui, Kraton Mataram Surakarta secara konsisten rutin menggelar agenda upacara adat “pengetan hadeging nagari Mataram (Islam) Surakarta” tiap jatuh tanggal 17 Sura tahun Dal 1959. Tanggal 17 Sura yang tepat tanggal 20 Februari 1745, kalender Jawanya Je 1670, merupakan hari kelahiran Kota Surakarta Hadiningrat, Ibu Kota baru “nagari” Mataram Islam.
“Karena bersamaan, Pakasa Cabang Kudus dan pamong makam Pangeran Puger akan menyesuaikan jadwal agenda upacara adat ‘Jenang Suran’ di kraton. Karena, bisa dilaksanakan sehari sebelumnya, tepat pada tanggal dimaksud atau sehari sedudahnya. Apalagi, kalau keramaian pemeriah ritual kholnya misalnya kirab atau resepsi, bisa bergeser maju atau mundur”.
“Senin malam (21/4) kemarin, bersamaan jadwal pengaosan di Majlis Taklim (Desa) Singocandi (Kecamatan Kota), kami mulai membahas agenda upacara adat haul (khol) Pangeran Puger. Para pengurus cabang juga hadir. Yang jelas, pamong makam sudah pernah beberapa kali menggelar khol. Agendanya tiap 17 Sura. Mulai tahun ini bersama Pakasa, jadi harus menyesuaikan”.

“Karena, tepat tanggal 17 Sura kraton punya agenda upacara adat pengetan adeging Mataram Surakarta. Nanti Pakasa bisa mengambil hari sebelum atau sesudah tanggal 17 Sura. Ini tentu juga kami bicarakan dengan pamong makam, karena mulai sekarang harus menyesuaikan agenda kraton. Pada tanggal itu warga Pakasa wajib sowan ke kraton,” ujar KRRA Panembahan Didik.
KRRA Panembahan Didik Alap-alap Gilingwesi Singonagoro selaku Ketua Pakasa Cabang Kudus yang dimintai konfirmasi iMNews.id hingga tadi pagi lebih lanjut menyebutkan, karena sudah ada SK tetepan untuk lahan makam dan para juru-kuncinya dari kraton, mulai tahun ini para pamong makam wajib menyesuaikan agenda-agenda kegiatan dan mengikuti arahan kraton.
Seperti diketahui, sejak para pengurus Yayasan Pamong Makam Pangeran Puger bersama Pakasa Cabang Kudus berkonsultasi dan minta saran/masukan Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa LDA (iMNews.id, 13/4), proses persesuaian antara warga di bawah yayasan pamong makam dan pengurus Pakasa Cabang Kudus terus dilakukan. Kraton juga melengkapi dengan SK tetepan.
SK tetepan baru yang diterbitkan kraton, salah satunya untuk KRRA Panembahan Didik Singonagoro tertanggal 17 April 2025 sebagai juru-kunci 2 makam Pangeran Puger. Sedangkan SK tetepan lahan makam Pangeran Puger sebagai aset kraton, akan diterbitkan kemudian setelah tim hukum kraton melakukan pendataan ulang dan investigasi di lapangan.

Seperti dilaporkan juru-kunci 1 ML Zaenal Arifin Hadi Puspoko, Yuli Setiawan selaku ketua Yayasan Pamong Makam Pangeran Puger di Pendapa Pagelaran (Minggu, 13/4), juga penjelasan KRRA Panembahan Didik di depan Gusti Moeng dan menjawab pertanyaan iMNews.id, pagi tadi, tahun 2016 kraton sudah menerbitkan SK tetepan untuk juru-kinci 1 dan lahan makam.
“SK tetapan untuk saya sebagai juru-kunci 2, dikirim via pos beberapa hari lalu sudah saya terima. Sembah Nuwun. Ini akan menambah semangat pengabdian kami seluruh warga Pakasa Cabang Kudus, baik dalam pelestarian budaya Jawa maupun menjaga lestarinya Mataram Surakarta. Kami akan selalu menyesuaikan segala paugeran dari kraton,” ujar KRRA Panembahan Didik.
Berkait dengan kondisi makam, untuk sementara belum ada pembicaraan lebih lanjut kecuali upaya-upaya perbaikan dan melengkapi kekurangan fasilitas untuk operasional pamong makam. Karena, proses persesuaian juga terus dilakukan, terutama yang menyangkut masuknya jajaran pamong makam dan warganya menjadi anggota Pakasa cabang dan pemahaman segala persyaratannya.
Menurutnya, setelah menyaksikan seluruh bangunan dan tata-ruang makam saat ini, sebenarnya ada yang disayangkan karena beberapa cirikhas arsitektur dan materinya nyaris tak tersisa. Bahkan, sisa-sisa makam di luar cungkup juga banyak yang sudah tidak ada karena rata menjadi halaman luas, padahal ada banyak nama tokoh penting disemayamkan di luar cungkup.

Dari laporan pengurus yayasan kepada KRRA Panembahan Didik menunjukkan, musibah tumbangnya sebuah pohon beringin berukuran besar dan tinggi telah menghancurkan seluruh bangunan cungkup lama dan semua makam tokoh penting yang ada di dalamnya. Pohon beringin itu ada di luar pagar cungkup makam menghadap ke selatan yang tadinya tunggal dilengkapi paviliun.
Renovasi yang merubah rancang-bangun cungkup dari satu menjadi dua itu, selesai pada Januari 1992 dan diresmikan Bupati Kudus Soedarsono. Ada 39 nama tokoh trah Pangeran Puger leluhurnya yang di antaranya menggunakan nama Kyai Gagak Bri, Kyai Gagak Redjo, Kyai Gagak Pranolo, Kyai Goerdobahoe, sudah tak ada, padahal di masa kecilnya sering diajak menziarahi.
“Saya masih ingat nama-nama itu karena menggunakan nama aneh. Dulu saya sering ke situ, diajak ziarah kakek yang meninggal di tahun 1981. Waktu saya beberapa kali ke makam dan melihat di luar cungkup, semua sudah rata dengan tanah. Pathok (maijan-Red) yang ada nama-namanya juga tidak ada. Kata pengurus yayasan, semua hancur dan rata saat tertimpa beringin itu”.
“Jadi, pohon beringin itu ada di luar pagar. Tetapi saat terkena lisus, tumbangnya lurus ke arah utara, tepat di tengah bangunan cungkup utama. Gapura pintu masukpun hancur. Jadi, dua cungkup, pagar batas lahan di depan dan pintu masuk yang tampak sekarang, itu bangunan baru semua. Lahan makam itu luas totalnya lebih 2 ribu meter,” ujar KRRA Panembahan Didik.

Meskipun sudah dibuat pagar pembatas lahan makam, tetapi sisa lahan di luar pagar juga masih jadi satu dengan lahan makam Pangeran Puger. Kini memang sudah ada jalan aspal, yang ternyata telah membelah lahan makam menjadi dua seberang, utara dan selatan. Tetapi, yang menjadi fasilitas umum akan diikhlaskan dan sisanya akan dimanfaatkan sebagai pendukung makam.
Kini, Pakasa cabang bersama pamong makan juga sedang membicarakan pengadaan berbagai fasilitas kelengkapan makam untuk berbagai keperluan, yaitu langkah penyelamatan aset kraton dan kebutuhan kegiatan event ritual khol. Tak lama lagi, makam akan dilengkapi papan nama tanda aset kraton, simbol yayasan dan Pakasa cabang dan kantor sekretariat makam. (won-i1)