Datang Dengan Rombongan 17 Orang, Batal Ikut Karena Barisan Kirab Naik Odong-odong

  • Post author:
  • Post published:January 18, 2025
  • Post category:Regional
  • Reading time:4 mins read
You are currently viewing Datang Dengan Rombongan 17 Orang, Batal Ikut Karena Barisan Kirab Naik Odong-odong
LANGSUNG ZIARAH : Tidak perlu menunggu barisan kirab datang, rombongan Pakasa Cabang Kudus yang mengurungkan niat ikut kirab, langsung menuju makam Sunan Prawoto di Desa Prawoto, Kecamatan Sukolilo langsung berziarah. Karena, barisan kirab diangkut odong-odong dan jalan menuju tempat berkumpul sudah penuh sesak penonton, Kamis (16/1) itu. (foto : iMNews.id/Dok)

Songsong Bersusun yang Dibawa, Lebih Indah dan Tepat untuk Kirab Jalan Kaki

PATI, iMNews.id – Untuk kesekian kalinya rombongan Pakasa Cabang Kudus harus rela membatalkan diri mengikuti kirab budaya yang digelar pengurus makam Sunan Prawoto di Astana Pajimatan Desa Prawoto, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Kamis (16.1) siang lalu. Undangan kirab tidak jadi diikutinya, karena prosesi kirab itu diangkut dengan kendaraan odong-odong.

Kirab budaya untuk memeriahkan peringatan haul wafat ke-465 Sunan Prawoto atau KPH “Raden” Bagus Hadi Mu’min yang digelar pengurus makam setempat, sudah beberapa kali digelar dan mengundang beberapa pengurus Pakasa cabang di sekitar Kabupaten Pati. Pengurus Pakasa Cabang Kudus, adalah salah satu yang diundang dan sering hadir di acara spiritual religi tersebut.

SAMBIL MENUNGGU : KRRA Panembahan Didik Alap-alap Gilingwesi Singonagoro, sambil menunggu rombongan kirab tiba di makam Sunan Prawoto di Desa Prawoto, Kecamatan Sukolilo beristirahat bersama rombongannya. Dia membawa rombongan langsung menuju makam, karena batal ikut kirab yang diangkut odong-odong, Kamis (16/1) itu. (foto : iMNews.id/Dok)

“Sebenarnya, Pakasa Cabang Kudus sudah pernah diundang untuk kirab dalam acara haul di beberapa lokasi makam di wilayah Kabupaten Pati, misalnya di makam Sunan Prawoto, Sukolilo ini. Tapi, kami lupa kalau model kirabnya bukan berjalan kaki, tetapi diangkut odong-odong. Kebetulan kami lupa mencari informasi soal itu. Jadi, kali ini ya batal lagi”.

“Beberapa kali kirab ada haul di tahun-tahun sebelumnya, kami juga pernah datang tetapi batal ikut kirab. Selain jaraknya terlalu jauh, properti yang kami bawa seperti songsong bersusun, ya lebih tepat dibawa dalam kirab jalan kaki. Kali ini, kami lupa bertanya atau mencari informasi. Jadi, kami tidak ikut kirab karena naik odong-odong.” ujar KRRA Panembahan Didik.

BATU BEBERAPA : KRRA Panembahan Didik Alap-alap Gilingwesi Singonagoro baru bersama beberapa anggota rombongannya saat hadir di kirab haul wafat Sunan Prawoto di Astana Pajimatan Desa Prawoto, Kecamatan Sukolilo, Kamis (16/1) siang itu. Rombongannya terpencar karena batal ikut kirab, langsung menuju makam.(foto : iMNews.id/Dok)

Menurut Ketua Pakasa Cabang Kudus yang kini bernama lengkap KRRA Panembahan Didik Alap-alap Gilingwesi Singonagoro itu, saat dimintai konfirmasi iMNews.id, Sabtu (18/1) menyebutkan, pihaknya sangat menghargai dan senang diundang untuk hadir oleh siapapun terutama acara haul di berbagai lokasi makam di wilayah Kabupaten Pati. Semua undangan sudah dipenuhinya.

Tetapi, karena model kirabnya dengan odong-odong untuk mengangkut para pesertanya, pihaknya memilih tidak ikut kirab tetapi langsung menunggu di makam karena peralatan dan properti yang dibawa lebih tepat untuk iirab jalan kaki. Selain itu, rombongan juga sering batal kirab, karena jaraknya lebih dari 5 KM dalam suasana terik matahari siang hari.

BERJALAN DEKAT : Berbeda waktu memenuhi undangan haul wafat Syeh Jangkung di Desa Landoh, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Sabtu (11/1), rombongan KRRA Panembahan Didik Alap-alap Gilingwesi Singonagoro mengajak rombongan Pakasa Cabang Kudus berjalan dari tempat transit menuju tempat upacara lalu ke makam, karena lebih dekat. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Di acara haul Sunan Prawoto, pengurus Pakasa Cabang Kudus membawa rombongan berisi 17 orang dan membawa properti kirab berupa songsong bersusun sekitar 13 buah. Itu sudah merupakan keputusan antisipasif, karena sebelumnya pernah batal kirab karena juga membawa keris hiasan berukuran jumbo yang beratnya 68 Kg, yang jelas tidak mungkin dibawa kirab lebih 5 KM.

Berbeda dengan kirab dalam rangka haul wafat Syeh Jangkung yag digelar pengurus makam Astana Pajimatan Desa Lndoh, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Sabtu (11/1), rombongan Pakasa Cabang Kudus datang lebih 40 orang. Tetapi, informasi sudah diketahui kirab dengan parade truk sound “horeg”, sehingga langsung ke makam mengikuti ziarah dan ritual haul. (won-i1)