Pakasa Cabang Jepara Juga Akan Gelar “Grebeg Mulud”, Berupa Ziarah di Lima Makam Tokoh

  • Post author:
  • Post published:September 4, 2024
  • Post category:Regional
  • Reading time:6 mins read
You are currently viewing Pakasa Cabang Jepara Juga Akan Gelar “Grebeg Mulud”, Berupa Ziarah di Lima Makam Tokoh
PUNYA KEAGUNGAN : Walau berada dalam suasana "serba darurat" dan prihatin di masa transisi finalisasi proyek revitalisasi (dua alun-alun-Red), tetapi ritual "Sekaten Garebeg Mulud 2024" yang dipusatkan di kompleks Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa, tetap tampak punya keagungan, kemegahan dan berwibawa. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Puncak Acara 7 September, Mengundang Pengurus dari Enam Cabang Pakasa

SURAKARTA, iMNews.id – Sementara “Bebadan Kabinet 2004” Kraton mataram Surakarta mempersiapkan agenda ritual “Sekaten Garebeg Mulud” 2024 dengan mengeluarkan “dhawuh”, Pakasa Cabang Jepara juga sedang mempersiapkan kegiatan cabang dalam rangka menyambut hari besar Maulud Nabi Muhammad SAW dengan serangkaian kegiatan ziarah yang diberi tema “Grebeg Mulud”.

“Dhawuh” yang diterbitkan Selasa 3 September 2024 dan ditandatangi GKR Wandansari Koes Moertiyah selaku Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa Lembaga Dewan Adat (LDA) itu, ditunjukkan KP Siswanto Adiningrat selaku Wakil Pengageng Sasana Wilapa. Surat “dhawuh” yang berisi urut-urutan agenda ritual Sekaten 2024 dikirim ke iMNews.id, Rabu (4/9).

“Dhawuh” yang antara lain ditujukan kepada Wakil Pangeng Sasana Prabu (KRMH Kusumo Suryo Wibowo) itu, berupa tugas untuk menyampaikan dhawuh kepada abdi-dalem penanggung-jawab jamasan (gamelan gong) Kiai Sekati, pada tanggal 5 September mulai pukul 10.00 WIB. Jamasan salah satu instrumen gamelan Sekaten ini berlangsung di “Gedhong Langen Katong”.

HARUS DIJAMASI : Sebagai persyaratan adat, setiap hendak dikeluarkan untuk keperluan upacara adat Sekaten Garebeg Mulud, gamelan Sekaten (Kiai Guntur Madu dan Guntur Sari), harus dijamasi di tempat penyimpannya di Bangsal Bale Bang. Ritual jamasan, akan dilakukan beberapa hari sebelum gamelan dikeluarkan ke Masjid Agung. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

“Iya mas. Saya (Wakil Pengageng Sasana Prabu-Red) sudah menerima dhawuh dari Pengageng Sasana Wilapa. Kurang-lebihnya, saya yang ditugasi menyampaikan dhawuh kepada yang bertanggungjawab memimpin setiap ritual rangkaian Sekaten. Dhawuh harus saya sampaikan kepada semua abdi-dalem penanggung-jawab ritual. Termasuk saat gamelan Sekaten dibawa ke masjid”.

“Khusus untuk jamasan gamelan Kiai Sekati, Kamis 5 September. Tempatnya di Gedhong Langen Katong. Jamasan ini tertutup untuk umum, karena harus dilakukan di dalam (belakang Pendapa Sasana Sewaka-Red). Kalau jamasan songsong Kiai Brawijaya, dilakukan 2 hari sebelum Garebeg Mulud dan jamasan meriam Nyai Setomi, sehari sebelum Garebeg Mulud”.

“Untuk jamasan songsong juga berlangsung di dalam, tertutup untuk umum. Tetapi jamasan meriam Nyai Setomi, terbuka untuk umum. Para pengunjung Sekaten bisa ikut menyaksikan jamasan di kompleks Pendapa Sitinggil Lor, sehari sebelum Garebeg Mulud. Biasanya sekitar pukul 09.00 WIB hingga selesai,” ujar KRMH Kusumo Suryo Wibowo menjawab pertanyaan iMNews.id.

DIANGKUT ANCAK : Berbagai instrumen gamelan terutama biji bonang, diangkut dengan ancak yang dipikul dua abdi-dalem, dari tempat penyimpananannya di gedhong Langen Katong menuju Masjid Agung. KRMH Kusumo Suryo Wibowo tampak mengatur laju barisan pengusung gamelan pada Sekaten tahun lalu. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Wakil Pengageng Sasana Prabu yang dimintai konfirmasi iMNews.id siang tadi lebih lanjut menyatakan, sebelum 2017 jabatan seperti yang diembannya menjadi bagian penting jalannya penugasan. Yaitu untuk menyampaikan “dhawuh” dari Pengageng Sasana Wilapa kepada masing-masing penanggung-jawab semua upacara adat saat ritual berlangsung.

Ditambahkan, sebelum 2017 Pengageng Sasana Prabu memiliki sejumlah petugas staf kantor yang bisa memimpin sejumlah abdi-dalem yang menjalankan tugas masing-masing upacara adat. Tetapi, sejak 2017 semua kelembagaan vakum dan para petugasnya banyak yang tidak aktif karena usia, tetapi setelah enam tahun “pasif” hingga kini belum ada penggantinya.

Dia mencontohkan, misalnya saat puncak Garebeg Mulud berlangsung yang biasanya paling sedikit mengarak dua pasang atau empat Gunungan, diperlukan tenaga masing-masing 100-an orang untuk satu Gunungan. Jumlah itu sudah termasuk pemikul Gunung anakan dan sepasang gamelan yang dikembalikan dari Masjid Ageng, tetapi kini selalu kekurangan.

NAPAK TILAS : Sejumlah pengurus dan warga Pakasa Cabang Jepara yang menjadi utusan Ketua Cabang, sedang napak tilas di makam Bupati Adipati Cirtrasoma di Desa Sendang yang dipimpin KRT Anam Setyonagoro dan abdi-dalem Kanca Kaji RT Rasmaji (foto : iMNews.id/Dok)

Agenda berikut adalah wilujengan Midodareni Mapag Miyosipun Gangsa Sekaten, KRMH Kusumo Suryo Wibowo juga diberi tugas untuk menyampaikan tugas memimpin ritual itu kepada abdi-dalem yang bertanggung-jawab. Kenduri selamatan yang biasanya dipimpin abdi-dalem juru suranata itu, diagendakan berlangsung di Bangsal Kridawaya, Minggu (8/9).

Urutan berikutnya adalah penyampaian dhawuh untuk menabuh gamelan kali pertama atau ungeling sepisanan gangsa Sekaten, yang diagendakan berlangsung di Bangsal Pradangga Kidul halaman Masjid Agung, Senin (9/9) pukul 13.30 WIB. Dhawuh untuk menabuh gamelan Kiai Guntur Madu kali pertama, ditujukan kepada “tindhih karawitan” KPH Raditya Lintang Sasangka.

Setelah itu, rangkaian upacara berikutnya adalah tatacara keluarnya gangsa Monggang di Bangsal Pradangga, Bangsal Marcukunda dan Bangsal Angun-angun (kompleks Pendapa Sitinggil Lor), Minggu, 15 September pukul 09.00 WIB. Gamelan di tiga tempat itu akan ditabuh bersama-sama saat prosesi Gunungan garebeg Mulud berjalan dari kraton ke Masjid Agung.

JADI UTUSAN : RT Rasmaji selaku abdi-dalem “Kanca-Kaji” keluar dari makam Ratu Kalinyamat, setelah memimpin napak tilas ziarah. Kegiatan itu untuk persiapan ritual “Grebeg Mulud” yang akan diinisiasi Pakasa Cabang Jepara, yaitu berziarah ke makam 5 tokoh penting Jepara, Sabtu 7 September ini. (foto : iMNews.id/Dok)

Sementara itu, KRA Bambang S Adiningrat selaku Ketua Pakasa Cabang Jepara yang dimintai konfirmasi di tempat terpisah menyebutkan, Pakasa Jepara juga bersiap-siap untuk menggelar acara bertema “Grebeg Mulud Njeporonan” yang isinya berziarah bersama di beberapa makam tokoh leluhur Dinasti Mataram yang ada di wilayah Kabupaten Jepara.

“Untuk persiapan ziarah, ada 25 orang utusan cabang yang dipimpin KRT Anam Setyonagoro dan abdi-dalem ‘Kanca-Kaji’ RT Rasmaji untuk napak tilas. Sedangkan ziarahnya akan dilakukan Sabtu, 7 September ini. Kami mengundang Pakasa Cabang Pati, Demak, Kudus, Semarang, Ponorogo dan Cabang Ngawi untuk ikut nyengkuyung,” ujar KRA Bambang.

Beberapa makam yang akan diziarahi adalah makam Eyang Sentono (Desa Sukodono), Ratu Kalinyamat-Sultan Hadlirin (Desa Mantingan), Eyang Suto Bondo-bondo (Desa Mlonggo), makam Eyang Bupati Citrasoema (Desa Sendang) dan makam RT Cendol (Desa Margoyoso). Akan ada sajian seni reog dari Sanggar Wahyu Kawedar pada “Grebeg Mulud Njeporonan”, Sabtu (7/9) itu. (won-i1)