“Sekaten (Darurat) Garebeg Mulud 2024” Resmi Dibuka, Semua Terkonsentrasi di Pendapa Pagelaran

  • Post author:
  • Post published:August 26, 2024
  • Post category:Budaya
  • Reading time:5 mins read
You are currently viewing “Sekaten (Darurat) Garebeg Mulud 2024” Resmi Dibuka, Semua Terkonsentrasi di Pendapa Pagelaran
SAAT WILUJENGAN : Saat berlangsung "donga wilujengan", format upacara pembukaan keramaian pasar malam "Sekaten Garebeg Mulud 2024" yang tampak di depan Bangsal Pangrawit di tengah-tengah Pendapa Pagelaran ini, ya seperti itulah upacara adat khas Kraton Mataram Surakarta ketika digelar, seperti Minggu malam (25/8) itu. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Karena Alun-alun Lor dan Masjid Agung Sedang dalam Proses Pekerjaan Revitalisasi

SURAKARTA, iMNews.id – Keramaian pasar malam atau “maleman” pendukung upacara adat “Sekaten (darurat) Garebeg Mulud 2024” resmi dibuka Gusti Moeng dalam sebuah upacara kecil di Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa, Minggu malam (25/8).  Upacara yang didahului dengan doa wilujengan di depan Bangsal Pangrawit, juga disaksikan para pengunjung “maleman”.

Dalam upacara adat itu, Gusti Moeng (Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa LDA) selaku Pangarsa Yayasan Pawiyatan Kabudayan Kraton Mataram Surakarta memimpin jalannya upacara dan menyampaikan sambutan. Selain jajaran “Bebadan Kabinet 2024”, upacara pembukaan juga diikuti sebagian dari 225 peserta stan dan pengurus Pakasa Cabang Pati yang kebetulan “sowan”.

PEMANDANGAN BERBEDA : Pemandangan dalam format upacara adat itu menjadi sedikit berbeda ketika semua berdiri dan bersikap sempurna, Minggu malam (25/8) itu, karena untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Mengingat, Kraton Mataram Surakarta adalah kraton/negara pertama yang mengakui Proklamasi kemerdekaan 17/8/45. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Upacara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya oleh semua peserta yang sempat menarik perhatian para pengunjung yang malam itu sudah padat. Karena, formasi semua peserta yang menyanyikan lagu kebangsaan itu, berdiri dalam sikap sempurna di tempat masing-masing, termasuk tiga abdi-dalem juru suranata yang bertugas di depan uba-rampe wilujengan.

Kesan apapun bisa lahir dari cara bersikap keluarga besar masyarakat adat Kraton Mataram Surakarta, semalam. Terutama berkomitmen pada dukungan yang pernah diberikan kraton kepada NKRI pada Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus, 79 tahun silam. Oleh sebab itu, dalam suasana apapun komitmen itu tidak akan berubah dan tetap mengumandangkan “Indonesia Raya”.

TANDA PEMBUKAAN : Gusti Moeng dan adik bungsunya, Gusti Ayu, tampak berhadapan untuk menggunting untaian melati tanda resmi dibukanya keramaian pasar malam “Sekaten Garebeg Mulud 2024” di pintu masuk stan di Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa, Minggu malam (25/8). (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Lagu kebangsaan Indonesia Raya berlalu, Gusti Moeng menyampaikan “ujub donga” kepada abdi-dalem jurusuranata RT Irawan Wijaya Pujodipuro untuk memimpin “donga” (doa) wilujengan. Selesai doa diteruskan dengan sambutan tunggal dari Gusti Moeng. Dalam kesempatan itu secara singkat disampaikan soal kegiatan 17-an yang bersamaan dengan pelaksanaan Sekaten.

Sehabis sambutan, “Maleman Sekaten (Darurat) Garebeg Mulud 2024” dibuka resmi dan ditandai dengan pengguntingan untaian melati oleh Gusti Moeng dan adik bungsunya, Gusti Ayu (GKR Ayu Koes Indriyah). Sempat diwawancarai sebentar oleh para awak media, Gusti Moeng lalu berkeliling melihat stan-stan dagang UMKM dan diakhiri dengan pembagian hadiah lomba 17-an.

PEMBAGIAN HADIAH : Sejak Minggu pagi (25/8) sebelum keramaian pasar malam “Sekaten Garebeg Mulud 2024” dibuka, berbagai lomba dalam rangka 17-an digelar panitia yang diikuti para abdi-dalem dan peserta stan. Gusti Moeng menyerahkan hadiah kepada para juara lomba, di antaranya diterima Yanti (pedagang) juara 2 lomba “nyunggi tampah”. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

KPH Edy Wirabhumi (Pimpinan Eksekutif LHKS) yang tampak hadir juga sempat diwawancarai para awak media. Menjawab beberapa pertanyaan disebutkan, bahwa Sekaten Garebeg Mulud 2024 ini bisa disebut Sekaten dalam masa transisi atau “darurat”. Karena, Alun-alun Lor dan masjid Agung yang biasanya menjadi pusat kegiatan maleman, sedang direvitalisasi.

“Untuk itu Sekaten kali ini menggunakan Pendapa Pegelaran (Sasana Sumewa) untuk memusatkan aktivitas kegiatan dagang dan wahana keramaian pasar malam. Meskipun, ada yang menumpang di ruang parkir Masjid Agung dan tempat-tempat lain yang tentu terbatas daya tampungnya. Kini, sudah ada 225 peserta terdiri dari berbagai jenis usaha,” ujar KPH Edy Wirabhumi.

MASA TRANSISI : Pelaksanaan keramaian pasar malam “Sekaten Garebeg Mulud 2024” dalam masa transisi atau “darurat” ini, sudah diantisipasi dan dibahas dalam rapat koordinasi panitia dan sejumlah elemen lembaga terkait yang digelar sebelumnya. Agar berbagai kemungkinan ekses negatif bisa dideteksi lebih awal untuk dihindari. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Seperti pernah dibahas dalam rapat koordinasi antara panitia di kraton dan berbagai elemen lembaga terkait dengan keramaian, perdagangan, parkir dan keamanan sebagai persiapan terakhir yang dilakukan panitia (iMNews.id, 20/8), Sekaten di masa transisi atau “darurat” ini bisa melahirkan tantangan karena hampir semua format dan tatanannya menjadi berubah.

Perubahan itu banyak terjadi dalam soal penggunaan ruang untuk berbagai keperluan dan jenis kegiatan, akibat Alun-alun Lor yang semula sepenuhnya menampung semua aktivitas dagang dan jasa keramaian pasar, kini tidak bisa digunakan karena dalam finalisasi revitalisasi. Demikian pula Masjid Agung, yang baru dimulai proses pekerjaan revitalisasinya. (won-i1)