Di Masa Depan, Warga Pakasa Cabang Semakin Jadi Kekuatan Legitimasi Andalan Bagi Kraton
IMNEWS.ID – MENURUNNYA tensi ketegangan sebagai ekses proses “perdamaian” antara jajaran “Bebadan kabinet 2004” yang dipimpin Gusti Moeng dengan Sinuhun Suryo Partono dan kelompoknya pada ritual tingalan jumenengan ke-20, Selasa Pon (6/2) lalu (iMNews.id, 6/2), ternyata juga dirasakan kalangan warga Pakasa yang hadir dalam “pasewakan agung pisowanan” itu.
Rata-rata, kalangan pengurus Pakasa cabang yang hadir merasakan atmosfer yang berbeda saat berada di “pasewakan” mengikuti “pisowanan” tingalan jumenengan tahun 2024 ini, dibanding yang digelar di tahun 2023. Para ketua Pakasa cabang yang sempat diwawancarai “istana Mataram News.id” (iMNews.id) secara terpisah sampai siang tadi, menyatakan lebih nyaman tahun ini.
“Saya merasa lebih nyaman mengikuti pisowanan tingalan kali ini, dibanding tahun 2023 lalu. Karena, sudah tidak ada gesekan. Rasanya sejuk, teduh dan menggembirakan selama berada dalam pisowanan. Suasana jauh lebih baik, cair dan longgar. Saya mendapati senyum di mana-mana. Itu pertanda merasa nyaman,” ujar KRA Bambang S Adiningrat selaku Ketua Pakasa Cabang Jepara.
KRA Bambang S Adiningrat yang dihubungi iMNews.id siang tadi memberikan kesan-kesannya selama mengikuti “pisowanan tingalan jumenengan” di sisi timur “pasewakan”, yaitu di Bangsal Pradangga paling utara, Selasa siang (6/2) itu. Ia bersama peneliti sejarah dari Lokantara, Dr Purwadi dan pengasuh Sanggar Omah Pawukon Baturetno, Wonogiri, KRAT Edi Basuki M Hadinagoro.
Tak hanya Ketua Pakasa cabang Jepara itu, dua teman “pasuwitan” di “pasewakan” itu juga merasakan atmosfer yang berbeda pada ritual tingalan jumenengan kedua di “era baru” Bebadan Kabinet 2004 itu, dibanding yang pertama di tahun 2023 (iMNews.id, 7/2). Meski sudah ada progres yang lebih baik, tetapi KRA Bambang berharap agar koordinasi lebih ditingkatkan lagi.
“Terutama para warga Pakasa cabang dan rombongannya yang datang dari jauh. Karena informasi yang sampaikan terkesan mendadak, koordinasi jadi tidak maksimal. Soal waktu, tatacara dan acara serta tempat untuk para warga Pakasa cabang, agak membingungkan,” ujar KRA Bambang S Adiningrat yang memimpin 30-an warganya, termasuk yang bertugas “tugur” malam sebelumnya.
Kebingunan dan suasana kurang terkoordinasi di pagi hari saat rombongan warga Pakasa cabang berdatangan dari mana-mana, jelas merupakan akibat dari tidak adanya koordinasi di antara petugas di lapangan, yang diharapkan terjadi antara tim dari jajaran Bebadan Kabinet 2004 dengan petugas lapangan yang diutus dari otoritas Sinuhun Suryo Partono.
karena, siang sebelumnya, Senin (7/2), KPP Djoni Sosronagoro dan KPP Haryo Sinawung yang ditugas mempersiapkan tempat dan jalur masuknya rombongan warga Pakasa cabang dari berbagai daerah, tidak bisa melakukan koordinasi dengan otoritas Sinuhun Suryo Partono yang melibatkan warga Kusumo Hondrowino dalam pisowanan itu.
Suasana yang agak membingungkan dalam penempatan para abdi-dalem Pakasa cabang, Selasa pagi menjelang tingalan jumenengan dimulai, jelas akibat dari tidak adanya langkah koordinasi antara tim petugas jajaran Bebadan Kabinet 2004 dengan otoritas Sinuhun. Kedua tokoh di atas sebelumnya sudah mengeluhkan hal itu, karena selain Pakasa, warga Kusumo Hondrowino juga sowan.
“Warga Kusumo Hondrowino ‘kan di luar jalur tugas kami. Seperti tahun lalu, ada koordinatornya yang bisa diajak berunding. Yang sekarang ini, seperti dilepas begitu saja. Kami yang di lapangan, kewalahan mengaturnya,” ujar KPP Djoni Sosrodiningrat saat dihampiri iMNews.id, Selasa siang. Tetapi dia memandang, dua elemen yang hadir itu, harus diakomodasi sebaik-baiknya.
Suasana suka-cita karena mengikuti “piswonan tingalan jumenengan” yang lebih menyenangkan, dirasakan warga Pakasa Cabang Trenggalek (Jatim) yang dipimpin ketuanya, KRAT Seviola Ananda Reksobudoyo. Ketika dihubungi secara terpisah siang tadi diungkapkan, Pakasa Trenggalek ikut senang berada di tengah “pasewakan agung” tingalan ke-20 yang lancar, khidmat dan nyaman.
“Kami merasa lebih senang dan nyaman, karena suasana upacara adat tingalan kali ini lebih baik dari tahun 2024. Tetapi, kami hanya mengajak 5 warga Pakasa, karena kebanyakan sulit meninggalkan tugas di hari kerja. Kami sangat senang, melihat gusti-gusti kelihatan guyub. Kami berdoa, mudah-mudahan tahun depan lebih baik, terutama tatanan adatnya,” harap KRAT Seviola.
Ungkapan positif Ketua Pakasa cabang Kabupaten Trenggalek (Jatim) itu, senada dengan Ketua Pakasa Baturetno (Wonogiri), KRAT Edi Basuki Montrosuwiryo Hadinagoro yang dihubungi terpisah, siang tadi. Pengasuh Sanggar Omah Pawukon yang membuka kursus “gratis” pengetahuan “Hamicara” atau MC berbahasa Jawa ini, merasakan suasana ritual tingalan jumenengan yang lebih baik.
“Saya tentu ikut senang bisa sowan dalam tingalan jumenengan. Saya berusaha selalu sowan ke kraton, setidaknya sekali dalam sebulan. Karena, saya menjadi bagian dari kraton. Terutama dalam upaya pelestarian budaya Jawa yang bersumber dari kraton. Kegiatan kursus di sanggar Omah Pawukon, adalah salah satu pengabdian saya,” ujar KRAT Edi Basuko Hadinagoro.
Basis kekuatan legitimasi di wilayah Gunung Muria, seperti Pakasa Cabang Kudus dan cabang Pati setelah Jepara, juga berkisah tentang “pisowanannya”. Begitu pula, warga Pakasa Ponorogo, Pakasa Cabang Ngawi, Pakasa Cabang Klaten dan sebagainya. Bahkan, peneliti sejarah dari Lokantara, Dr Purwadi, juga ikut berkisah tentang yang dilihat dan dirasakannya. (Won Poerwono-bersambung/i1).