Catatan dari Peringatan Hari Jadi ke-92 Pakasa yang Digelar Sebuah “Embrio”
IMNEWS.ID – HARI Jadi ke-92 Pakasa di tahun 2023 ini sudah hampir berlalu, setelah diperingati pengurus Pakasa pusat dalam sehari, Minggu (26/11) lalu dan semua kegiatannya dipusatkan di Pendapa Pagelaran Sasana Sumewa. Ada seribuan orang warga utusan dari 39 cabang Pakasa dari berbagai daerah di Provinsi, Jateng, Jatim dan Jogja hadir mengikuti berbagai acara.
Peringatan hari jadi tepat pada hari kelahiran Pakasa, yaitu tanggal 29 Novemberpun, juga sudah banyak dilakukan kalangan pengurus Pakasa cabang di beberapa daerah, setelah Pangarsa Pakasa Punjer menyerahkan perayaannya kepada masing-masing cabang. Karena kesibukan masing-masing cabang, waktu pelaksanaannya sangat bervariasi.
Diawali Pakasa Cabang Trenggalek tepat pada tanggal 29/11, lalu disusul Pakasa Cabang Klaten dan Pakasa Cabang Jepara yang diinisiasi KRA Bambang S Adiningrat (Ketua cabang) pada Sabtu (2/12). Pakasa Cabang Jepara, menggelar wilujengan yang dirangkai rapat evaluasi kegiatan lawatan ke Surakarta untuk memeriahkan hari jadi Pakasa, Minggu (26/11).
Pakasa Cabang Kudus menyusul kemudian, menggelar “pesta” ulang tahun untuk Pakasa kali pertama sejak di kabupaten ada kepengurusan cabang, yaitu pada Minggu (10/12). Dari penjelasan KRA Panembahan Didik Gilingwesi Hadinagoro selaku “Plt” Ketua Pakasa cabang, Kabupaten Kudus semula ada pengurusnya resmi dan lengkap, tetapi sudah lama vakum.
“Lalu saya ditunjuk sebagai ‘Plt’ Ketua Pakasa Cabang Kudus. Pangarsa Pakasa Punjer mengharapkan saya untuk langsung terlibat dalam segala kegiatan, terutama di kraton. Dan sambil jalan bisa menyusun kepengurusan cabang secara lengkap, untuk kemudian disahkan menjadi Pakasa Cabang Kudus. Ini yang sedang saya lakukan sejak saya dipercaya memimpin, beberapa bulan lalu”.
“Pakasa Cabang Kudus dulunya eksis, tetapi saya tidak tahun sejak kapan dan sudah berapa lama vakum dan tidak aktif. Sampai ditunjuk sebagai ‘Plt’, tadinya kurang nyaman. Karena kata ‘Plt’ mirip pemangku jabatan di ASN atau PNS. Kami sedang menyusun pengurus lengkap, mudah-mudahan awal tahun 2024 bisa diresmikan sebagai pengurus cabang,” harap KRA Panembahan Didik.
Dari informasi yang berhasil dihimpun iMNews.id, KRRA MN Gendut Wreksodiningrat selaku Pakasa Cabang Ponorogo yang dimintai konfirmasinya beberapa waktu lalu, sudah mengagendakan kegiatan peringatan di cabang sendiri, namun pengurus belum diajak rapat mambahas untuk menentukan waktu pelaksanaannya.
Sementara itu, KRT Bagiyono Rumeksonagoro selaku Ketua pakasa Cabang Magelang yang dihubungi terpisah menyebutkan, pengurus cabang sudah memutuskan, wilujengan peringatan Hari jadi ke-92 Pakasa akan digelar pada Sabtu 23 Desember, di Balai Desa Srumbung, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.
Sampai hari ini, tinggal Pakasa Cabang Magelang yang sudah mengagendakan kegiatan peringatan itu dan sudah menentukan harinya, sementara Pakasa Cabang Ponorogo belum ada kabar terbaru tentang penentuan waktunya. Sedangkan Pakasa Cabang Pati yang dipimpin KRAT Mulyadi Puspopustoko selaku ketuanya, sudah menegaskan tidak mengadakan karena tidak ada biayanya.
Walau tidak menggelar wilujengan sendiri bersama para pengurus dan anggotanya, namun Pakasa Cabang Pati ikut hadir memeriahkan doa, wilujengan peringatan dan perayaan HUT Pakasa yang digelar Pakasa Cabang Kudus. Bahkan KRAT Mulyadi Puspopustoko hadir belakangan, setelah 40-an warganya mendahului hadir di tempat acara, Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae.
Di kompleks perumahan Gerbang Harapan, Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, KRA Panembahan Didik Gilingwesi Hadinagoro menggelar acara peringatan dan perayaan HUT ke-92 Pakasa itu. Perayaan yang digelar “embrio” pengurus yang sedang direstrukturisasi ini, justru sangat meriah karena dihadiri rombongan dua dari anggota “Tiga Serangkai” Pakasa “Muria”.
Sukses, kemeriahan dan kebahagiaan peringatan HUT Pakasa ke-92 di Cabang Kudus ini tentu berlipat-lipat, mengingat ada beberapa unsur sebagai indikatornya. Yaitu kehadiran sekitar 300-an undangan, termasuk rombongan dari Pakasa Cabang Pati dan Cabang Jepara, utusan Pakasa warga cabang Demak dan para santri dari tiga Mejlis Taklim milik tuan rumah.
Suasana meriah, bahagia dan sukses itu tampak dirasakan semua yang mengikuti kirab budaya keliling kampung RT 03 RW 06 kediaman KRA Panembahan Didik Gilingwesi Hadinagoro di perumahan Gerbang Harapan, Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae itu. Barisan arak-arakan sepanjang 100-an meter itu, dipimpin KRA Bambang S Adiningrat selaku “Manggala” kirab.
“Saya sengaja memilih menggelar peringatan HUT Pakasa ini di rumah Gerbang Harapan Gondangmanis, karena levelnya masih kecil. Karena, kepengurusan Pakasa belum diresmikan sebagai cabang penuh. Jabatan saya masih ‘Plt’. Jadi, dengan jumlah peserta sedikit, tidak mengganggu kepentingan umum. Dan nyatanya, berjalan lancar, aman dan sukses,” ujar KRA Panembahan.
Selain beberapa pertimbangan itu, HUT Pakasa yang digelar di kediaman lain selain di Lembah Pedangkungan Desa Singocandi, Kecamatan Kota dan Paseban Desa Tenggeles, Kecamatan Mejobo itu, karena kediaman yang menjadi pusat kegiatan HUT ini lingkungannya jarang mendapat hiburan seni budaya Jawa.
“Jadi, ini sekaligus kami memperkenalkan budaya Jawa yang bersumber dari Kraton Mataram Surakarta. Ini baru simbol-simbol busana adat Jawa yang baru kami tampilkan. Tahun depan kalau sudah resmi dan penuh menjadi cabang Pakasa dan bisa menggelar di Gondangmanis, pasti akan lebih meriah. Karena, akan menghadirkan kesenian lebih banyak lagi,” sebut KRA Panembahan.
Kemeriahan itu, tentu bukan sekadar unsur sajian yang bisa menjadi pertunjukan atau bisa dinikmati, namun menurutnya juga didukung pihak yang diundang. Karena, setelah resmi menjadi Pakasa cabang penuh tahun depan, pihaknya akan mengundang pihak-pihak dari berbagai lembaga pemerintah dan nonpemerintah, mulai dari tingkat kabupaten hingga pamong desa.
Selain pihak yang diundang juga sesama cabang Pakasa dari berbagai daerah lain di luar ‘Tiga Serangkai”, pihaknya bisa mengundang pejabat utusan “Bebadan Kabinet 2004” dari Kraton Mataram Surakarta yang dipimpin Gusti Moeng, termasuk Pangarsa Pakasa Punjer. Tak hanya itu, pihaknya juga bisa bekerjasama dengan elemen-elemen di kraton dalam kemasan acaranya.
Seperti yang tampak kemarin, perayaan dalam skala kecil bagi KRA Panembahan Didik Gilingwesi Hadinagoro, sudah mengumpulkan sekitar 300-an orang yang diundang. Seandainya pengurus Pakasa Cabang Kudus sudah sepenuhnya resmi, bisa mengundang sampai ribuan orang, karena para santri anggota tiga Majlis Taklim miliknya saja, anggotanya sudah menjapai seribuan orang.
Perayaan dalam skala kecil itu, kemarin hanya disajikan seni “Kidungan” yang mirip bershalawat yang syairnya ditulis KRA Panembahan Didik Gilingwesi Hadinagoro, tuan rumah sendiri. Judulnya, “”Pesan dari Mas Panembahan” dan “Kabeh Manungsa Bakale Mati”. Seandainya sajian ‘Kidungan” dirangkai seni “Santiswaran” dan “Macapat”, menjadi “lengkaplah sudah”.
Seni Santiswaran yang “Laras Madya” yang hanya menggunakan instrumen gamelan ringkas, adalah kesenian vokal sindenan Jawa gaya Surakarta yang liriknya bernuansa Islami. Sedang tembang-tembang “Macapat” yang diambil dari “Serat Wulangreh” karya Sinuhun PB IV, juga sangat Islami dan sangat “nJawani”, cocok sekali bersanding dengan “Kidungan”.
Selain sajian seni yang sifatnya pertunjukan, peringatan HUT Pakasa di tahun depan akan menjadi event tetap sebagai salah satu ikon Kabupaten Kudus yang akan diakui menjadi milik bersama seluruh elemen masyarakat Kudus. Karenanya, kirab budaya sangat pantas dijadikan daya tarik wisata setempat, dan bisa digarap unsur pertunjukan atraktifnya yaitu prosesi kirab.
Saat peringatan “Muludan”, KRA Panembahan Didik Gilingwesi bisa menambilkan beberapa kesenian khas lokal setempat. Pada HUT Pakasa tahun depan, sangat mungkin bisa ditampilkan berbagai kekayaan seni lain dari Kabupaten Kudus. Bahkan bisa dirangkai dengan beberapa Bregada Prajurit kraton dan bekerjasama dengan Pakasa Cabang Ponorogo untuk memeriahkannya dengan reog. (Won Poerwono-bersambung-i1).