Pakasa Cabang Jepara Sampaikan Petisi Pelestarian Seni Budaya Lokal Kepada Pemda

  • Post author:
  • Post published:September 18, 2023
  • Post category:Regional
  • Reading time:5 mins read
You are currently viewing Pakasa Cabang Jepara Sampaikan Petisi Pelestarian Seni Budaya Lokal Kepada Pemda
MANGGALA KIRAB : KRA Bambang S Adiningrat (Ketua Pakasa Jepara) saat memimpin kirab budaya mengarak uba-rampe ziarah di makam Eyang Sentono di Desa Sukodono, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, beberapa tahun lalu. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Didahului dengan Kirab Budaya untuk Ziarah ke Makam Ratu Kalinyamat

JEPARA, iMNews.id – Organisasi Pakasa Cabang (Kabupaten) Jepara menyampaikan petisi kepada Pemkab Jepara yang berisi lima “permohonan” yang intinya mengajak Pemkab untuk menginisiasi upaya pelestarian seni budaya lokal. Petisi dibacakan pengurus Pakasa cabang, RT Choirul Anam Setyopuro di Pendapa Kabupaten Jepara dalam sebuah acara yang diberi tajuk “Kirab Pisowanan Grebeg Mulud”, Sabtu malam (16/9). Acara itu diisi pentas wayang kulit “Dupara” sebagai puncak sekaligus penutup dengan lakon “Ratu Kalinyamat”, yang disajikan dalang wanita Nyi Sri Lestari (Boyolali).

“Kebetulan saya sedang mendapat tugas seminggu di Bandung, jadi terpaksa tidak bisa hadir memimpin kirab. Tetapi saya sudah mendelegasikan semua tugas dalam rangka kegiatan itu kepada beberapa teman pengurus Pakasa sesuai bidangnya. Yang jelas saya mohon maaf. Acara itu bisa ditindaklanjuti sesuai kebutuhannya. Atas nama pribadi dan Ketua Pakasa cabang, saya mengucapkan terimakasih atas perhatian dan dukungan semua pihak hingga semua acara bisa berlangsung dengan lancar, aman dan sesuai rencana,” ujar KRA Bambang S Adiningrat selaku Ketua Pakasa Cabang Jepara saat dimintai konfirmasi iMNews.id, tadi siang.

HARI JADI PAKASA : KRA Bambang S Adiningrat (Ketua Pakasa Jepara), “inisiator”, pelopor dan pendukung total upaya pelestarian budaya Jawa di wilayah Kabupaten Jepara saat mengikuti kirab peringatan Hari Jadi Pakasa di Surakarta tahun 2022. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Menurutnya, petisi yang berisi lima “permohonan” itu dibuat dan disampaikan semata-mata sebagai komitmen Pakasa cabang yang menjadi tangan panjang Pakasa Punjer (pusat) di kraton, dalam menjalankan tugas utama pelestarian seni budaya Jawa yang bersumber dari Kraton Mataram Surakarta. Kelima isi petisi yang menggunakan bahasa Jawa “krama madya” itu adalah, pertama, “Panyuwunan wontenipun Lembaga Adat Jepara lan Lembaga Adat Desa”. Kedua, “Panyuwunan Pendataan lan Hak Paten Adat Tradisi Budaya Lokal Desa”. Ketiga, “Panyuwunan wontenipun pengetan hadeging Kadipaten Jepara kanthi tanggal Jawa”.

Berikutnya, ketiga, “Panyuwunan lampahing acara pengeten ing Kabupaten Jepara kanthi tatanan (tatacara-Red) adat” dan kelima, “Panyuwunan lampahing Perbup Jepara No 57 tahun 2021 tentang Pelestarian dan Pengembangan Seni Budaya Tradisional di Kabupaten Jepara kanthi teges”. Petisi ini dibacakan di depan para undangan terutama dari lingkungan Pemkab Jepara, di antaranya dihadiri wakil dari Disparbud, Dandim dan Kapolres Jepara uang turun langsung ke lapangan. Hartaya selaku Plt Kadisparbud memberi sambutan mewakili Pj Bupati Jepara, sementara Dr Purwadi (Ketua Lokantara Pusat) juga menyampaikan sambutan.

PASUKAN BUSANA ADAT : Tampil di acara peringatan Hari Jadi Pakasa di Surakarta tahun 2022, Bregada Prajurit Nguntara Praja Jepara tampil dalam busana adat Jawa, walau membawa segala jenis instrumen tiup dan perlengkapan pasukan. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)

Pentas wayang kulit “Dupara” yang masuk kategori wayang “Wasana” (terakhir/penutup) dengan lakon “Ratu Kalinyamat” yang disajikan dalang wanita di pendapa kabupaten, Nyi Sri Lestari, disebutkan KRA Bambang S Adiningrat memiliki beberapa makna. Selain membiasakan lingkungan pusat pemerintahan sebagai ajang ekspresi seni yang “njawani” dalam rangka memperkuat ketahanan budaya dan gerakan pelestarian budaya Jawa, juga merupakan isyarat pengingat-ingat bagi segenap warga kabupaten bahwa Sabtu Kliwon (16/9) adalah “weton” hari lahir Kabupaten Jepara yang patut diperingati sebagai tradisi peninggalan leluhur Jawa.

Sebelum pembacaan petisi dan pentas wayang kulit, didahului dengan kirab budaya anggota Pakasa Nguntara Praja dan Bregada Prajurit Korsik Sura Praja Jepara, dari start di SMK Bhakti Praja menuju pendapa kabupaten sebagai tempat finish. Kirab yang didukung hampir 400 orang dari rencana semula hanya 200 orang, diperkuat dari berbagai elemen. Di antaranya, elemen Pakasa cabang Jepara dengan manggala MNg Rusmaji Diprojo, cabang Pati yang dipimpin Ketuanya, KRAT Mulyadi Puspopustoko dan Pakasa Cabang Kudus.

DALANG DAN TUAN RUMAH : Dalang penyaji lakon “Ratu Kalinyamat”, Nyi Sri Sulastri (Boyolali), KMT Susanti Purwohadiningrum (tuan rumah Pakasa Jepara) dan Farida tamu kehormatan dari Kejagung RI yang ikut menyaksikan peristiwa bersejarah bagi Kabupaten Jepara, Sabtu (16/9) itu. (foto : iMNews.id/dok)

Elemen di luar Pakasa, adalah Sanggar Wahyu Kawedar (Tuban/Jatim), Yayasan Marga Langit, Yayasan Pelestari Budaya dan Sejarah, Konsorsium LSM dan Pepadi DPD Jepara. Kirab bersejarah bagi masyarakat Kabupaten Jepara yang berakhir di pendapa kabupaten itu, disaksikan sejumlah tamu undangan termasuk para “Petinggi” atau Kades di Kecamatan Tahunan, kecuali Kades Sukodono yang belum pernah sekalipun hadir di acara yang diinisiasi Pakasa cabang, walau digelar di desa setempat. Dalam catatan iMNews.id, kirab yang pernah diawali dari Balai Desa Sukodono, hanya disambut beberapa pamong desa tanpa Kadesnya.

Kirab yang mengantar uba-rampe ziarah, diawali di makam tokoh leluhur masyarakat desa Eyang Sentono di Desa Sukodono (Kecamatan Tahunan), lalu diteruskan ke makam Bupati Jepara pertama, Ratu Kalinyamat (Kecamatan Kalinyamatan) dan prosesi diteruskan sampai di pendapa kabupaten sebagai tempat finish terakhir. Kirab budaya yang sudah dilakukan Pakasa Cabang Jepara di sejumlah desa yang tersebar di beberapa kecamatan, dimaksudkan sebagai salah satu cara pendekatan yang cerdas dan halus dalam rangka mengajak berbagai pihak khususnya masyarakat untuk ikut melestarikan budaya Jawa yang bersumber dari kraton.  (won-i1)