Rombongan Pakasa Cabang Pati Perkuat Abdi-dalem “Kanca Kaji”
SURAKARTA, iMNews.id – Lebih seratus jamaah ikuti “Khataman Alqur’an” terakhir atau “tutupan” bulan Sapar tahun Jimawal 1957, yang digelar Pengageng Sasana Wilapa/Lembaga Dewan Adat di Bangsal Smarakata, Rabu malam tadi. Putra mahkota KGPH Hangabehi kembali mendapat tugas untuk memberikan “dhawuh” kepada abdi-dalem tafsir anom KRA Madyo Hadinagoro, agar memulai memimpin doa dan khataman Alqur’an. Kegiatan spiritual religi ini menjadi tradisi rutin di dalam kraton di masa kecil Gusti Moeng (GKR Wandansari Koes Moertiyah), dan vakum puluhan tahun dari baru diaktifkan kembali sejak 17 Desember 2022.
Dalam khataman Alqur’an yang sedikitnya berlangsung dua kali dalam sebulan sejak peristiwa “insiden Gusti Moeng kondur Ngedhaton” 17 Desember 2022 itu, menurut Gusti Moeng merupakan bagian dari upaya mengembalikan kewibawaan, harkat dan martabat Kraton Mataram Surakarta yang sempat “suram” karena situasi dan kondisi di alam republik yang “tidak ramah”, khususnya akibat peristiwa insiden “mirip operasi militer” 2017 hingga kraton ditutup lebih lima tahun. Upaya mengembalikan tradisi khataman Algur’an dan “ngaji” di dalam lingkungan keluarga besar kraton, juga untuk mengembalikan gelar Mataram Surakarta sebagai penerus Mataram Islam sejak Sultan Agung Prabu hanykrakusuma.

Tampak hadir di bangsal Smarakata, tadi malam, selain Gusti Moeng ada adik kandungnya yaitu GKR Ayu Koes Indriyah, putra mahkota KGPH Hangabehi bersama istri, KPH Edy Wirabhumi, istri KPH Raditya Lintang Sasangka dan para kerabat “Bebadan Kabinet 2004”. Sementara, peserta khataman yang jumlahnya lebih dari 100 orang, paling banyak datang dari Kecamatan Sawit atau anak cabang Pakasa Boyolali. Tetapi malam tadi ada rombongan peserta istimewa yang datang dari tempat jauh, yaitu warga Pakasa Cabang Pati yang dipimpin ketuanya, KRAT Mulyadi Pupopustoko.
Pakasa Cabang Pati yang datang sekitar 8 orang, duduk bersama KRT Ahmad Faruq Reksobudoyo untuk memperkuat abdi-dalem “Kanca Kaji”. Abdi-dalem “Kanca Kaji” adalah bagian dari abdi-dalem ulama yang diaktifkan kembali oleh Pengageng Sasana Wilapa/Pangarsa Lembaga Dewan Adat, yang sangat diperlukan saat Kraton mataram Surakarta menggelar upacara adat dan kegiatan-kegiatan spiritual religi. Abdi-dalem “Kanca Kaji” menjadi pemandu untuk mengikuti KRA Madyo Hadinagoro yang memimpin doa dan khataman Alqur’an, tadi malam.

“Alhamdulillah, kami semua selamat bisa sampai di kraton. Bahkan tadi sempat mampir untuk ziarah di makam Ki Ageng Ngerang II yang ada di Astana Pajimatan Butuh (Plupuh, Sragen-Red), sambil melihat bagian yang habis direnovasi. Kami Pakasa Pati merasa mendapat kehormatan dan senang sekali untuk bisa sowan di acara ini, bahkan memperkuat Kanca Kaji. Dan yang jelas, kami sudah menyampaikan undangan kepada Gusti Wandan (GKR Wandansari Koes Moertiyah-Red). Beliau akan menyempatkan rawuh di acara haul Ki Ageng Ngerang (I), 4 Oktober nanti,” ujar KRAT Mulyadi Puspopustoko.
Dalam kesempatan itu, Gusti Moeng memberi tuah berupa “barikan” untuk tolak-balak mulai Rabu “wekasan” bulan Mulud atau Rabiul Awal, seperti yang biasa dilakukan masyarakat Jawa sebagai bentuk ekspresi spiritual kebatinan untuk memohon keselamatan kepada Allah SWT, misalnya hiasan janur yang dipasang di sisi pintu rumah. Sebagai ucapan terimakasih Kraton Mataram Surakarta terhadap para abdi-dalem Pakasa yang malam itu hadir karena mengikuti khataman Alqur’an yang selama ini digelar kraton, Gusti Moeng menyerahkan “kekancingan” berisi gelar kekerabatan kepada sejumlah abdi-dalem. (won-i1)