Didukung Warga dan Prajurit Korsik Pakasa Nguntara Praja
JEPARA, iMNews.id – Ritual “Manganan Iwak Panggang Belo” yang pernah menjadi ikon tradisi masyarakat di Desa Ngabul, Kecamatan Tahunan dan sudah ditinggalkan masyarakatnya puluhan tahun, mulai 2023 ini digali data informasinya dan diaktifkan lagi. Terbentuknya pengurus Pakasa Cabang Jepara sejak tiga tahun lalu, menjadi pendorong utama penggalian nilai-nilai kearifan lokal itu, kemudian mewujudkannya dalam sebuah ritual yang dikemas dengan kirab budaya, dan untuk kali pertama digelar Jumat (19/5) lalu.
KRA Bambang Setiawan Adiningrat selaku Ketua Pakasa Cabang Jepara yang dihubungi iMNews.id, kemarin membenarkan, agenda kegiatan Pakasa cabang yang disusun untuk bulan Mei dan Juni ini, sudah dimulai dengan Kirab Budaya ritual “Manganan Iwak Panggang Belo” yang berlangsung Jumat (19/5). Kirab dimulai dengan belakang Balai Desa Ngabul, Kecamatan Tahunan, berjalan sekitar 1 KM menuju sebuah sumber mata air atau “belik” yang ada di sebuah situs di desa itu yang diberi nama “Sendang Sari”.
“Antusiasme masyarakat mulai dari lokasi start kirab, sepanjang rute kirab sampai di lokasi Sendang Sari, luas biasa. Kebetulan, Jumat lalu banyak warga yang libur, termasuk para pekerja sentra-sentra kerajinan ukir yang ada. Ada sejumlah pejabat yang ikut terlibat dalam kirab, maupun dalam prosesi ritual di sendang. Saya kebetulan ada tugas di tempat lain. Yang jelas, tradisi itu sudah lama mati. Pakasa cabang menggerakkan lagi, dengan kreasi kirab seperti ini. Desa Ngabul punya banyak potensi ekonomi, termasuk hasil laut. Karena termasuk daerah pesisir,” ujar KRA Bambang.
Mengenai tradisi “Manganan Iwak Panggang Belo” itu, dulu menjadi kearifan lokal masyarakat Desa Ngabul, baik dalam menjalani tatacara menangkap ikan di laut maupun cara menyantapnya dalam sebuah ritual sekaligus bentuk wujud syukur kepada Allah SWT. Tetapi karena perkembangan zaman, ritual yang bisa menjadi sarana silaturahmi semua warga itu, malah ditinggal masyarakatnya, karena generasi penerusnya sudah tidak mengenal sama sekali. Maka, Pakasa cabang punya tugas membangkitkan tatacara adat dan kearifan lokal untuik pelestarian budaya Jawa yang bersumber dari kraton. (won-i1)