SAAT ULTAH : Saat perayaan ultahnya ke-69 bersama keluarga besar putra/putri Sinuhun PB XIIdi tahun 2017, Sinuhun PB XIII sudah menggunakan kursi roda untuk sampai di ruang gedhong Sasana Handrawina. (foto : iMNews.id/Won Poerwono)
– Setelah Mendapat Perawatan Medis dr Terawan Mantan kemenkes RI
SURAKARTA, iMNews.id – Sinuhun PB XIII yang semula “dikhawatirkan” tidak akan kuat duduk lama di singgasana saat berlangsungnya upacara adat tingalan jumenengandalem yang diagendakan berlangsung 16 Februari nanti (iMNews.id, 19/1/2023), ternyata sudah mendapat perawatan medis dengan hasil menggembirakan dari dr Trawan Agus Putranto yang meninggalkan kursi Kemenkes RI dari Kabinet Presiden Jokowi (2019-2024), beberapa waktu lalu. Hasil perawatan medis selama beberapa waktu ke tempat dr Terawan praktik di Surabaya, diyakini Sinuhun PB XIII bisa hadir di tengah upacara adat ulang tahun tahtanya ke-19, dan diyakini bisa bertahan duduk di singgasana sampai berakhirnya upacara yang sedikitnya berdurasi 120 menit itu.
“Pokoknya ‘oke’. Tak perlu dikhawatirkan. Sinuhun pasti bisa hadir dan kuat duduk selama upacara adat berlangsung. karena sudah mendapat penanganan dari dr Terawan. Saya bersama rombongan yang menemani ke Surabaya p/p dari Solo, sinuhun kuat duduk beberapa jam di atas mobil kok,” ungkap singkat tandas RAy Herniati Ariana Munari, yang menghubungi iMNews.id, siang tadi. Dalam pesan melalui WA itu tak dijelaskan berapa kali dan kapan waktunya Sinuhun diantar melakukan perawatan medis ke Surabaya.
Di tempat terpisah, Gusti Moeng yang ditanya iMNews.id saat menjelaskan soal akses pintu keluar-masuk wisatawan yang direncanakan akan dibuka juga mengaku, dirinya sudah dihubungi istri Sinuhun PB XIII yang menyebutkan bahwa Sinuhun akan bisa hadir dalam ritual tingalan jumenengan dan diyakini kuat bertahan duduk di atas singgasana sampai upacara berakhir. Mendapat kabar itu, Gusti Moeng yang kemarin merasa khawatir (iMNews.id, 19/1) tadi mendoakan dan sangat berharap Sinuhun bisa hadir dan kuat duduk sampai ritual berakhir, karena durasi upacara hampir sama durasi sajian tari Bedaya Ketawang, sekitar 2 jam.
Berkait dengan perencanaan membuka objek wisata baru Gusti Moeng menyatakan, kawasan bangunan yang disebut “Kraton kulon” diagendakan kembali menjadi lokasi baru objek kunjungan wisata bagi publik secara luas. Tempat itu sudah disiapkan sebelum 2017 hendak digarap kekurangannya sebagai objek tambahan atau perluasan destinasi wisata Kraton Mataram Surakarta secara keseluruhan, namun belum sempat dimulai keburu kraton ditutup di saat beberapa pekerjaan renovasi di beberapa titik lokasi masih berjalan.
“Lokasi kawasan ‘Kraton kulon’ kami agendakan lagi untuk segera direnovasi dan ditata serta dilengkapi sarana pendukungnya. Lokasi itu kami siapkan sebagai objek tambahan untuk memperluas objek kunjungan wisata kraton. Mudah-mudahan kalau memungkinkan tahun ini, tetapi kalau terpaksa tahun 2024, ya enggak apa-apa. Ini (Kraton kulon-Red) tidak termasuk grand design revitalisasi kraton secara menyeluruh yang kami jelaskan di depan mas Wali Kota Gibran,” jelas Gusti Moeng menjawab pertanyaan iMNews.id, kemarin.
Disebutkan Pengageng Sasana Wilapa yang bernama lengkap GKR Wandansari Koes Moertiyah itu, objek kunjungan wisata di Kraton Mataram Surakarta saat ini dinilai sudah terlalu terbatas terutama dari sisi view tata ruang di dalam kraton yang kini sedang menjadi perhatian publik secara luas. Karena, pengunjung yang datang langsung ke loket penjualan tiket masuk melalui halaman depan kantor Pengageng Kusuma Wandawa, alurnya langsung menuju sejumlah ruang yang menyimpan benda budaya dan barang bernilai sejarah, baik yang dipajang di dalam almari etalase maupun tidak.
Dari berkeliling di sejumlah ruang di gedung Museum Art Gallery itu, alur pengunjung dipandu menuju halaman Pendapa Sasana Sewaka yang kelihatan view menara Panggung Sangga Buwana, gedhong Sasana Handrawina, pintu “Koken”, teras museum yang dihias foto-foto tokoh Pahlawan Nasional dari Kraton Mataram Surakarta, Pendapa Sasana Sewaka dan sebagainya yang hanya boleh dilihat dari kejauhan. Setelah itu, objek kunjungan sudah habis, padahal trend pengunjung di abad milenial ini banyak memanfaatkan teknologi hp, untuk sekadar selfie, berfoto bersama kerabat dan sahabat, hingga membuat konten di lokasi-lokasi khusus, unik, menarik yang bisa diviralkan di berbagai platform media sosial.
“Kalau kawasan ‘Kraton kulon’ jadi objek kunjungan, akses pintu keluar-masuknya lewat pintu kraton bagian barat. Mudah-mudahan segera bisa digarap tahun ini. Tetapi yang ini tidak termasuk grand design revitalisasi kraton. Kami juga sedang mempertimbangkan bangunan kompleks Bangsal Keputren juga bisa dilihat wisatawan. Termasuk keramaian pasar di situ yang pernah berjalan lama, utamanya saat Sinuhun PB X (1893-1939). Keramaian yang bisa diganti dengan display barang-barang kerajinan seni yang khas, bisa menambah objek kunjungan wisata,” jelas mantan anggota DPR RI dua periode terpisah, yang juga penerima penghargaan The Fukuoka Culture Prize Award” tahun 2012 di Jepang itu. (won-i1)